62.|Cinta?

4.2K 272 18
                                    

         Kyven tersenyum karna Yonna begitu lahap menikmati makanannya. Setelah Yonna siuman, Kyven tak bisa menyembunyikan rasa bahagianya dan langsung memeluk tubuh Yonna. Tak hanya Kyven, Alan dan Kyla sama bahagianya.

       Meski sebenarnya, ingatan Kyven tentang keluarganya belum sepenuhnya kembali tapi itu tak masalah bagi Kyven. Asal sekarang ia telah mengingat kalau dia benar-benar anak dari Alan-Kyla juga kakak dari Yonna.

     "Sudah, Kak. Ah, aku benar-benar kenyang." ujar Yonna disusul cengiran khasnya.

       Kyven mengangguk lalu menaruh piring makan Yonna diatas nakas dan memberikan Yonna minum.

     "Terima kasih, Kak." ucap Yonna, namun kemudian tampak dari wajahnya ia meringis. Kepalanya terasa berdenyut namun itu tak berlangsung lama.

     "Minum obat ya." kata Kyven, Yonna mengangguk. Setelah membantu Yonna minum obat, Kyven mengatur sandaran ranjang Yonna.

       Kyven menggenggam tangan Yonna, "aku senang." gumamnya.

       "Eh? Senang?" sahut Yonna,

        Kyven mengangguk. "Kamu nggak sampai lupa ingatan." ujar Kyven.

        Yonna tertawa ringan. "Kalau Yonna sampai lupa ingatan, Kakak berarti dapat karma. Wleee..."  Yonna menjulurkan lidahnya, Kyven terkekeh lalu berganti posisi duduk dipinggir ranjang Yonna.

        Kyven membelai sisi kepala Yonna dengan pelan lalu menyusuri setiap inci wajah cantik adiknya itu. Mata Kyven bertemu mata milik Yonna.
    "Jangan sakit lagi. Itu membuatku kacau." kata Kyven.

      Yonna menggeleng lalu memeluk Kyven. "Yonna akan lebih hati-hati, Kak."

       Suara pintu dibuka membuat Yonna melepaskan pelukan mereka, Yonna tersenyum lebar karna kedatangan orangtuanya juga Danil.

      "Papa, Mami. Danil!" seru Yonna seraya merentangkan tangannya meminta pelukan.

        Alan mengangguk dan memeluk putri kesayangannya itu.
     "Cepat sembuh, Sweety. Setelah Yonna sembuh, kita liburan ya." ujar Alan.

        Yonna bersorak senang, kemudian berganti menerima pelukan hangat dari Mami Kyla. Kyla mencium pipi Yonna dan tersenyum, "Kesayangan Mami... Mami akan lebih menjaga Yonna."

       "Mami... Bahkan Mami selama ini sudah sangat menjaga Yonna. Mami tidak pernah kurang dalam hal apapun." kata Yonna. "Yonna sayang Mami."

      "Mami juga sangat sayang pada Yonna." ujar Kyla.

       Lalu sekarang  giliran Danil memeluk sepupunya itu.
    "Kesayanganku... Jangan ceroboh lagi. Kamu membuat kami semua sangat khawatir." ujarnya.

     "Hehehe... Maaf." sahut Yonna lalu kembali memeluk Danil.

***

       Danil dan Kyven duduk di kantin rumah sakit. Mereka duduk saling berhadapan. Danil yang mengajak Kyven, sementara Yonna sedang tidur untuk mencukupi waktu istirahatnya.

      "Jadi, katakan saja." Kyven membuka suara lebih dulu.

       Danil tersenyum simpul, "Jika sekali lagi Yonna celaka, aku benar-benar akan membawanya bersamaku." kata Danil.

       Kyven mendengus. "Meski begitu, kamu tidak akan bisa. Aku tidak akan membiarkan Yonna-ku celaka lagi. Itu janjiku." sahut Kyven dengan tatapan dinginnya.

        Danil menyeringai, "Apakah kamu mencintai Yonna?"

        Pertanyaan Danil mendapat reaksi berbeda dari Kyven. Kyven diam, ia tidak tahu harus menjawab apa. Ia memang memiliki perasaan yang tidak ia mengerti, ada sebuah titik dalam hati Kyven yang ingin memiliki Yonna seutuhnya namun bukan perasaan sebagai Kakak. Kyven tidak mengerti, yang Kyven kutuk adalah ingatannya soal itu.


      Apakah Kyven bisa mencintai Yonna, sementara Yonna adalah adiknya. Tak mungkin ia mencintai Yonna dalam arti lebih. Danil yang memperhatikan Kyven jadi tersenyum, "Apa kamu tidak mencintai Yonna?" gumam Danil.

       Kyven menatap Danil, "Aku mencintai. Sangat. Tapi, ini aneh. Aku merasa—",


      "Maka jagalah dia dengan baik." kata Danil lalu berdiri meninggalkan Kyven.

***

Kakak! Jangan Posesif✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang