Bab I : Quinta

17 2 0
                                    

Tanggal 25 Mei 2014, dimana kami 1 keluarga pergi ke Vihara melaksanakan ibadah untuk memperingati Hari Suci Waisak, viharanya besar dan luas, bisa dibilang dibagi menjadi 5 gedung, cocok banget untuk jalan sehat sambil melihat satwa-satwa yang ada disana seperti angsa, kura-kura, tupai, kucing, burung, dll.  Tanpa sengaja aku melihat ada Quinta dan adik-adiknya disana, aku mencoba untuk melihatnya dari kejauhan, ku rasa Quinta pasti sadar juga kenapa diriku melihatnya, tingkahnya waktu itu lucu banget, dia menunjukkan tingkah saltingnya dan ga fokus dengan apa yang dia lakukan sekarang. Dia sedang menemani adik perempuannya untuk mendaftar lomba mewarnai disana. Sesudah mendaftar, dia pergi ke tempat utama untuk melaksanakan ibadah, diam-diam aku pun mengikutinya. Setelah selesai melaksanakan ibadah, Quinta pergi keliling Vihara ini, dia sadar kalau aku ikutin dia dari belakang, Quinta pun berhenti dan duduk  di suatu tempat dimana tempat itu ada kursi taman untuk duduk duduk santai. Aku pun duduk di sebelah dia, muka dia lucu banget, responnya gugup gitu.

 Beberapa menit kemudian Quinta pergi untuk menjemput adiknya, aku menemani dia pergi, lebih tepatnya disampingnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Beberapa menit kemudian Quinta pergi untuk menjemput adiknya, aku menemani dia pergi, lebih tepatnya disampingnya.Quinta pun menjemput adiknya, adiknya lucu juga sama seperti dia, kami menonton perlombaan makan kerupuk, balap karung, dan pentas seni. Yang lebih lucunya, si Quinta kurang kerjaan untuk mengikuti lomba makan kerupuk dan balap karung bersama anak SD, udah pasti dia menang kok, aku tertawa terbahak-bahak melihat dia ikut lomba itu. Si Quinta pun memukulku dan ngambek, ku usap-usapi rambut dia itu, sesudah perlombaan itu selesai, kami pun diajak makan oleh pantia atau pengurus di vihara tersebut. Ditengah-tengah makan siang, adik laki-lakinya Quinta datang menggangguku dengan cara melompat-lompat kearahku dengan mukanya yang lugu itu, persis dengan Quinta lagi! Ku usap-usapi kepala adiknya, rasanya pengen ku bawa pulang saking lucunya itu, btw aku bukan pedofil ya!

Aku dan Quinta serentak selesai makan siangnya, aku pun memutuskan utnuk bermain game sebentar, si Quinta dia datang mengganggu diriku, dan berkata,"Hendrik, pinjem hp lu, gua mau lihat apa aja isi hp mu","Ga boleh, lu ga tau tombol-tombolnya","Lu kira gua di hidup di Zaman Purba, ga pernah pake hp itu? Bapak gua punya hp kayak itu juga","Lu kan cocoknya hidup di Zaman Purba","Ga.. Gua bukan Homo Sapiens! Ya udahlah ngambek aku, ga mau kasih pinjem pula","Iya iya, jangan nangis, nih aku kasih pinjem, jangan buka galeri ya!","Iya iya". Dia pun melihat isi hpku ada aplikasi apa aja, dan dia ketawa cengigisan gara-gara aku download game COC, Hay Day dan Dragon City, dengan mukanya yang jelek itu dia berkata,"Alah masih zaman main COC? Sumpah muak kali aku lihat orang main COC, ntah apa serunya pun","Dirimu ga tau dimana serunya game COC, makanya coba main","Ga mau ah","Lu ada pake line ga?","Ada lah","Apa ID nya?","Quinta_12","Udah ketemu, foto profilnya kok gambar orang nutup matanya","Itu foto Enakei Ya Tuhan, dirimu ga tau ya?","Wajar lah aku ga tau, aku ga terlau ikutan yang gitu-gituan","Ckckck... Apa nama ID line mu? Aku baru inget, paketan BBM ku habis ha","Hendrikboss1","Lawak kali lah ID Line mu itu, hahaha..","Mana hp mu? Pinjam liat","Ini liat lah","Foto mu banyak kali, narsis bener nih anak","Namanya juga cewek","Iya lah tuh".Quinta mengajak adiknya untuk pulang, dia berpamitan dengan panitia Vihara dan aku, cepet banget anak ini pulang. 

Oh iya, alasan aku pindah ke Surakarta itu adalah karena ayahku mau pindah kerja, ya jadi urus-urusan sana sini ribet, dan pada saat aku les pertama kali di Surakarta, aku bertemu dengan teman sekaligus sahabat dekatku, namanya Edward. Setiap kali kami di les maupun di sekolah, akrab banget kayak kakak adik, sebetulnya aku terkejut mendengar hal ini. Pada saat aku kelas 2 SMP, Edward pacaran dengan anak kelas 6, kalian tau siapa itu. Quinta, yang bocah SD tak tau apa-apa sama sekali tentang pacaran. Mau ketawa juga takut dosa, kenapa lah Edward memilih Quinta untuk menjadi pacarnya waktu itu, hubungan itu hanya bertahan cuma 1 minggu, alasan mereka putus juga konyol, yaitu karena ketahuan info dia pacaran dengan Quinta di tempat lesnya. Quinta.. Quinta.. Bocah-bocah micin ini udah pacaran aja.

Waktu dia kelas 1 SMP dan aku kelas 3 SMP, kami berdua deket banget, kami hobi bermain layaknya tikus dan kucing, dia lari-lari mengejar diriku dan memegang penggaris karet, sakit banget pukulan anak itu, sampe merah-merah lengan ku dibuat dia, dengan tampang ga bersalah dia masih bisa ketawa-ketawa. Disaat itu lah aku mulai deket dengan Quinta.

Suratnya Quinta yang dia tulis itu, aku masih simpan sampai sekarang, dia aja ga tau kalau aku simpan suratnya, alasan aku tidak membalas suratnya adalah aku malas balas dan tulisanku jelek, iri aku liat tulisannya Quinta rapi bener. Aku simpan suratnya di lemariku, lucu aja aku baca tulisan dia.

Reaksi dia ngambek pun lucu juga, tanganku ini rasanya gemes aja mau cubit pipinya itu biar ga ngambek lagi, itu cara ampuh bagiku untuk membuat dia tersenyum lagi. Dan sebenarnya aku juga takut dia sakit hati hanya gara-gara aku pacaran dengan...

PengakuanWhere stories live. Discover now