Bab II : Cloudia

9 2 0
                                    

Awal aku bertemu Cloudia di tempat les EF alias English First, di tempat les itu ada 4 cowok termasuk aku, dan 4 cewek. Cloudia datang paling terakhir pada saat itu dan kebetulan juga didepanku kursinya kosong, jadi dia duduk di depanku. Aku mulai suka sama dia di hari itu juga, dan aku pun mulai berkenalan dengannya. Setelah selesai les, aku lupa menanyakan nomor hpnya berapa, karena aku ingin berkomunikasinya terus menerus. 

Aku cerita tentang hal ini kepada teman yang satu les dengan ku, yaitu Daren. Daren berkata,"Lumayan itu si Clo, udah cantik, pinter bahasa Inggris, banyak prestasinya, sekolah di tempat yang elit, apa coba yang kurang dari dia?","Gua berharap dia bisa jadi milik gua","Berusaha kejar dia lah Bro! Gua dukung lu sama dia","Makasih ya dukungannya, lu emang teman yang terbaik disini","Yoi, sama-sama".

Beberapa hari kemudian, dia ga duduk di depanku, karena tempatnya udah diambil sama orang lain, dia pun duduk di depan Daren. Aku mau minta nomor hp dia, tapi diriku malu malu kucing, mau ga mau aku harus Gentleman karena aku cowok, aku tulislah di secarik kertas yang isinya,"Berapa nomor hp lu atau pin BBM? Biar kita bisa chat setiap hari", dan aku minta tolong temanku yang disebelah oper untuk kasih ke Cloudia. Dia pun menulis isi dari kertas itu, dan kemudian di oper balik ke aku. Aku senang banget dia balas isi kertas ku itu. Di hari itu juga sebenarnya si Quinta memberikan ku surat, dia lah orang pertama yang memberikanku surat, lalu yang kedua Cloudia.

Setiap hari aku chat Cloudia, dan aku udah menemukan saat yang tepat dimana aku nembak dia di chat BBM, Cloudia mengatakan ya dan akhirnya kami resmi berpacaran. Aku memberitahukan hal ini kepada Jun, responnya biasa-biasa aja, tapi aku mengatakan ke dia bahwa jangan kasih tau ke Quinta, takut dia sakit hati. Pada saat aku bermain game COC, ku  tuliskan namanya di hall COC ku, ku ss dan aku upload di Facebook.

Besoknya aku memberitahukan hal ini kepada Daren, dia mengucapkan selamat kepadaku, tetapi respon Daren aneh dan berkata,"Hendrik, gua juga mau kasih tau lu sesuatu","Apa? Mau kasih tau apa?","Gua juga barusan pacaran, coba lu liat foto cewek nih, cantik kan?". Rupanya foto cewek yang dia kasih aku liat itu adalah fotonya si Cloudia, aku terkejut dan ga bisa berkata-kata. "Lu serius lah jadian sama dia","Iya Hendrik, kali ini gua mau serius dengan Cloudia, dia itu milik gua","Padahal gua semalam aja baru nembak dia","Iya gua juga nembak dia semalam, dan dia nerima gua juga, menyingkir lu ga usah ganggu hubungan gua dengan Clo!","Kurang ajar lu, main nikung gua! Sialan!". Hal ini membuatku sedih dan ga terpikir sama sekali, kenapa si Daren main nikung aku, mulai disini lah aku melamun dan galau, dihari itu juga aku minta putus dengan Clo.

Besoknya sepulang sekolah, aku pergi ke sekolahnya Clo untuk mencari dia, dan kebetulan aja dia jalan mengarah ke tempat parkir mobil bersama teman-temannya. Aku bergegas untuk menemuinya dan menahan tangannya, dia terkejut melihat diriku datang ke sekolahnya, teman-temannya pun meninggalkan kami berdua. "Clo, kenapa lu kek gini ke gua? Gua udah nembak lu duluan, kok lu terima si Daren?", tanyaku sambil memegang erat tangannya, dia hanya bisa diam dan melihatku dengan wajahnya yang bingung itu. Setelah aku berbicara dengan Clo, aku memutuskan untuk move on darinya, tapi ga bisa karena susah lupain dia.

Besoknya Robby melihat diriku yang lagi sedih dan melamun, dia bingung kenapa diriku menjadi seperti ini tiba-tiba, aku mulai cerita dengan Robby tentang hal itu, dia mengerti keadaan itu. Dan di hari itu juga tangan ku patah gara-gara aku ga fokus bermain basket pada saat eksul basket berlangsung. Quinta pun heran dan khawatir melihat diriku karena tanganku itu.

Aku merasa bersalah atas Quinta, aku telah mempermainkan hatinya walaupun di depan dia sikapku cuek, tapi di dalam hati ini aku masih bingung aku mau mengejar siapa, Clo atau Quinta. Rasanya ada yang menarik hatiku ini, ntah mengapa aku merasa bahwa Quinta lah yang mengatur ini semua walaupun dia ga ada salah apa-apa.

PengakuanWhere stories live. Discover now