9

777 108 4
                                    

Wonwoo menghembuskan nafasnya kasar. Ia sudah curiga awalnya pada Ae Ra. Dia merasa bahwa ada yang mengganjal ketika pertama kali bertemu dengan gadis itu. Terdapat aura tidak mengenakkan melingkupi dirinya.

Wonwoo benar-benar merasa terganggu saat ini. Seluruh kegiatan yang sudah ia rencanakan sedemikian rupa hancur begitu saja. Karena Ae Ra, Wonwoo harus melewatkan pertemuannya dengan Windflower. Dan Wonwoo tidak suka akan hal itu.

Wonwoo sangat ingin bertemu dengan Windflower, berharap bahwa dengan kehadiran mereka beban yang Wonwoo rasakan akan lenyap. Tetapi, apa boleh buat? Bila saat ini ia tidak menemui Ae Ra, identitasnya akan terungkap. Dan perusahaan akan kena imbasnya. Meskipun Wonwoo tidak terlalu peduli, namun yang benar saja? Kakeknya telah membangun perusahaan itu dengan susah payah. Akan sangat tidak lucu, bila Wonwoo menjadi ahli waris yang justru menghancurkannya.

Wonwoo segera menghabiskan makanannya, dan bergegas menuju café yang dimaksud oleh Ae Ra.

***

"Duduk dulu, Wonwoo. Jangan cemas, aku hanya ingin membuat kesepakatan." Ujar Ae Ra yang membuat Wonwoo semakin muak.

"Cepat, saya tidak memiliki banyak waktu."

"Ah, waktu dengan para idol perempuan itu maksudmu?" Pancing Ae Ra, gadis itu terlihat puas sekali melihat Wonwoo yang terlihat geram saat ini.

Wonwoo menyeringai, "jangan coba-coba dengan saya, Ae Ra-ssi. Atau anda akan menyesal, nantinya. Sekarang katakan apa kesepakatannya."

"Baiklah, aku ingin perjodohan ini tetap berlangsung. Karena aku baru mendapat kabar bahwa ibumu membatalkan perjodohan ini." Jelas Ae Ra.

Jadi, ibu benar-benar membatalkan perjodohan itu?

"Kau gila? Tidakkah kau punya kekasih atau semacamnya?" Wonwoo sudah melupakan kalimat formal pada makhluk di hadapannya ini.

"Aku tidak gila, Jeon Wonwoo. Aku menyukaimu, aku sudah pernah mengatakannya, bukan?" Balas Ae Ra.

Membuat Wowoo lagi-lagi menyeringai. "Hey, kau pikir aku bodoh? Aku dapat melihat bahwa tidak ada ketulusan di matamu. Jadi, berhenti main-main," Wonwoo menggantungkan kalimatnya. Sebuah fakta baru saja terlintas di kepalanya.

"Aku permisi. Ah, dan soal foto itu sebarkan saja. Toh, seluruh wartawan di Korea Selatan pernah bekerja padaku. Dan kami memiliki hubungan yang cukup baik."

"Jeon Won—"

"Amati baik-baik, siapa lawanmu, Ae Ra-ssi."

Dan sesudahnya, Wonwoo berlalu dari hadapan Ae Ra. Meninggalkan gadis itu sendirian, yang sudah berkali-kali mengumpati Wonwoo dari dalam.

Wonwoo tidak mempedulikan gadis itu, ia memutuskan untuk kembali ke gedung SBA. Namun, lagi-lagi decakan keluar dari mulutnya.

"Yah, mereka sudah pergi."

Wonwoo menghela napasnya, baru saja mengingat bahwa fansign yang kedua baru akan berlangsung besok. Itu artinya, hari ini Wonwoo tidak bertemu dengan Windflower. Sama sekali. Pupus sudah harapannya untuk mencari hiburan.

Dengan langkah gontai, Wonwoo berjalan menuju mobil miliknya. Memasuki kendaraan beroda empat itu dengan perasaan berkecamuk. Namun, tak lama setelahnya Wonwoo melakukan panggilan.

masternim ; jww ✔️Where stories live. Discover now