Bab 29 : Semoga Kita Bisa Berjumpa Lagi

944 62 1
                                    

Rafael terus memacu motornya menuju bandara nasional. Dia berharap bahwa Dhea belum pergi. Sesampainya di sana, Rafael kebingungan karena sulit mencari gadis itu ditengah keramaian.

Dia memutari semua bagian bandara tersebut untuk melihat seksama di mana Dhea berada. Sudah lebih dari sejam, Rafael memutar dan terus memutar namun Rafael tak bisa menemukan Dhea.

Dia menyerah dan memilih untuk duduk di ruang tunggu. "Rafael," pemuda itu menoleh pada seorang gadis yang memanggilnya. Gadis yang tak lain adalah Dhea menghampirinya.

"Kenapa kau bisa ada di sini?" tanya Dhea. Rafael berdiri menatap pada Dhea.

"Kenapa kau tak bilang kalau kau ingin pergi?" Rafael balik bertanya dengan Dhea. Dhea jadi gelagapan,

"K-kau tak tahu kalau..." Rafael memotongnya dengan mengangguk. Dia menghela napas dan akhirnya berujar minta maaf.

"Aku pergi ke sana karena di sana ada universitas yang sudah lama membuatku tertarik dan ternyata Kakakku mendapat pekerjaan di daerah itu." tuturnya.

"Jadi ... apa kita akan berpisah?" Dhea menatap Rafael dengan mata raut kesedihan lalu mengangguk dengan lemah. Rafael membuang napas kasar dan memberikan Dhea pelukan.

Dhea terkejut tapi tak berniat melepaskan pelukan tersebut. "Ingatlah aku terus, aku akan terus mengingatmu karena kau adalah sahabat terbaikku." ucap Rafael.

Dhea mengangguk, "Kau juga sahabatku terbaik." Suara pengumuman terdengar, mengingatkan sebentar lagi pesawat dengan tujuan yang di tuju oleh Dhea akan berangkat setengah jam lagi.

Dhea melonggarkan pelukan tersebut, dia menjauh sambil menyeret kopernya dari Rafael. Dia menoleh pada Rafael yang mengangkat tangannya dan melambaikannya pada Dhea.

"Sampai jumpa, semoga kita akan berjumpa lagi." ucap Rafael. Dhea tersenyum dan ikut melambaikan tangannya. Dia lalu pergi tanpa melihat lagi pada Rafael.

💨💨💨💨

6 Tahun Kemudian

Rafael sibuk memilah beberapa dokumen yang tertumpuk di meja kerjanya. Kini dia sudah bukan Rafael berandalan lagi, dia sekarang telah menjabat sebagai CEO menggantikan sang Ayah yang sudah pensiun setahun lalu.

Dia membuang napas kasar, mengeluh tentang banyaknya pekerjaan yang dia hadapi sekarang. Kapan dia bisa menikmati waktu liburnya? Pintu ruang kerjanya diketuk dan Rafael segera menyuruhnya masuk.

Sekertarisnya datang masuk dengan membawa sebuah kartu undangan. "Tuan ada kartu undangan atas nama anda, ini dari SMA anda. Mereka ingin mengadakan reuni." Kedua alis Rafael terangkat secara bersamaan, reuni ... menarik.

Yah sekalian menghibur diri. "Baiklah  aku akan ke sana setelah pekerjaanku selesai." jawabnya.

💨💨💨💨

Going to last episode, see you in the next part!! Bye!!!

[#MAW1] Dhea & Rafael [Tamat]Where stories live. Discover now