4

10.2K 1.5K 31
                                    


Di taman sekolah.

Seulgi tertidur di bawah pohon sambil menutupi wajahnya dengan buku yang tadi dia baca.

Sangat lelap. Bahkan dia tidak bangun ketika Irene mengambil buku dari atas wajahnya dan diam-diam menatapnya secara intense.

Flashback Irene beberapa menit yang lalu.

"Hyuni ah!"panggil seseorang padanya dan hanya ada dua orang yang memanggilnya dengan nama itu, eomma dan appanya.

Irene berjalan menuju ke arah suara cempreng orang yang memanggilnya tersebut dengan cepat.

"Haishh jinjja eomma, jangan memanggilku seperti itu kalau sedang di sekolah"katanya sambil menghentak-hentakkan kakinya kelantai seperti anak kecil.

"Waeyo? Itu kan memang namamu sayang, lagipula panggilan itu jauh lebih imut cocok untuk anak eomma yang menggemaskan ini"canda Tiffany sambil mencubit gemas pipi putri semata wayangnya itu gemas.

"Eomma, aku bukan anak kecil lagi, okay? Aku sudah besar eomma. Jangan memperlakukanku seperti itu lagi"kesal Irene lalu cemberut lucu.

"Aigooo arra...arra... anak eomma sudah besar sekarang. Jadi apakah anak eomma yang sudah besar ini mau membantu eomma?"tanya Tiffany sambil mengusap kepala putrinya.

"Ck.eomma menyebalkan. Tapi aku sayang"kata Irene sambil tersenyum lalu memeluk Tiffany membuat Tiffany terkekeh dan membalas pelukan tersebut.

"Geundae eomma mau minta bantuan apa?"tanya Irene.

Tiffany melepaskan pelukannya.

"Ini. Tolong kau berikan untuk Seulgi ya?"kata Tiffany sambil menyerahkan kotak bekal kepadanya.

"Mwoya? tumben sekali"heran Irene dengan sikap eomma nya yang mendadak perhatian kepada Seulgi.

"Memangnya kenapa? Eomma tidak boleh perhatian sama calon menantu sendiri?"canda Tiffany.

"M..mwo? Ca..calon menantu?"kaget Irene terbata dan membuat Tiffany tertawa.

"Haissh eomma...."Irene sedikit merengek berteriak dan menutupi wajahnya yang memerah dengan kedua tangannya.

Tiffany yang melihat pipi putrinya yang memerah pun semakin tidak bisa menghentikan tawanya.
"Omo..omo...kyeopta hahaha anak eomma malu ternyata"kata Tiffany di sela tawanya.

"Aku tidak malu dan aku tidak menyukainya!"bantah Irene.

"Memangnya siapa yang bilang kau menyukainya? eomma hanya bilang dia calon menantu eomma. Eomma tidak bilang soal kau menyukainya atau tidak"kata Tiffany dan membuat Irene membulatkan matanya.

Dan detik itu juga wajah Irene semakin memerah

Irene yang sedang sangat malu pun akhirnya pergi begitu saja sambil membawa kotak bekal ditangannya, meninggalkan Tiffany yang masih tertawa karena telah berhasil menggodanya.

"Ingat eomma akan mendukung apapun pilihanmu!"kata Tiffany.

"Eomma menyebalkan!"teriak Irene lalu berlari.

.

.

Irene berjalan menelusuri sekolahnya mencari keberadaan Seulgi.

"Kemana dia? biasanya dia selalu bersama dengan Wendy dan pacarnya itu ketika jam istirahat"gerutunya dalam hati sambil terus mencari keberadaan orang yang mengganggu pikirannya selama ini.

Dia tadi sudah ke kantin tapi tidak menemukan Seulgi disana.
Hingga akhirnya saat dia sampai ditaman, dia melihat orang yang dicarinya sedang tertidur dibawah pohon.

I Just Want To Be LovedWhere stories live. Discover now