Dilema, Pilihan Sulit!

1.2K 160 35
                                    

TYPO HARAP MAKLUM

Lets Vote & Comments

***

Berbaring di ranjang yang sama, di bawah selimut yang sama juga dan tubuh dalam keadaan polos tanpa baju. Kedua insan berlawanan jenis kelamin itu masih betah pada posisi mereka setelah beberapa saat yang lalu merengkuh indahnya sorga dunia.

Veranda mendekap erat tubuh tegap Kinal. Berkali kali ia kecupi dada bidang Kinal yang kekar berotot. Dua ronde sudah lebih dari cukup untuk melepas rindu, berpacu dalam deru nafsu, mencapai kenikmatan hakiki, yaitu indah bercinta.

"Nal, kemarin kamu kemana?" Tanya Veranda sembari lentik jari jemarinya asik mengusap lembut dada bidang Kinal.

"Hm? Kemarin?" Sahut Kinal kurang ngeh.

Veranda mengangguk. Jari jari nakalnya semakin intens bermain di puting dada Kinal. "Katanya kamu pergi. Kemana?" Tanyanya.

"Kemarin? Uhm, aku gak kemana mana kok. Di kost aja. Kenapa?" Timpal Kinal jujur, karna kemarin memang dia tidak kemana mana. Cuma diam di kamar kost-nya.

Kepala Veranda sedikit terangkat menatap Kinal. "Bukan kemarin maksutku, tapi kemarin tiga hari yang lalu." Ujarnya.

"Tiga hari yang lalu?" Lirih Kinal mengingat ingat. "Oh, itu. Uhm, aku ke Bandung." Jawabnya.

"Bandung?"

"He-em," Angguk Kinal. "Udah dua bulan aku gak balik kesana. Jadi, ya mumpung kemarin itu libur, aku manfaatin buat balik ke Bandung." Ujarnya.

"Oh, gitu." Veranda manggut manggut mengerti.

"Kenapa? Apa ada yang kamu pikirin?"

Veranda menggeleng. "Nggg gak, gak ada. Nggg cuma, cuma,-" ia menahan kata katanya.

"Cuma? Cuma apa?" Kernyit Kinal bingung.

"Ah, gak. Gak pa-pa. Lupain." Geleng Veranda cepat.

Hm?!

Dahi Kinal terlipat dalam, tidak mengerto akan arah ucapan sang pemilik hatinya tersebut. Ada apa sih? Batinnya bertanya tanya.

[…]

Veranda menunda langkahnya hendak masuk ke dalam mobil. Ia termenung di depan pintu mobil, ada yang ingin ia katakan ke Kinal. Namun ia nampak bimbang dan ragu untuk mengutarakannya.

"Ada apa? Kok gak masuk?" Tanya Kinal heran melihat Veranda yang berdiri diam tidak jadi masuk ke dalam mobil.

Veranda menoleh, menatap Kinal intens tuk beberapa lama. Ia tengah berperang batin saat ini, yaitu antara mengutarakan apa yang mengganjal di hatinya atau tidak ke Kinal.

"Hei, kamu kenapa? Kok malah diem gitu? Apa ada yang ketinggalan, hm?" Tegur Kinal mengusap lembut pipi chubby Veranda.

"Nggg gak ada." Geleng Veranda cepat, lalu mengembangkan senyum indahnya. "Aku pulang dulu ya? Bye!" Pamitnya.

Cup!

Setelah mengecup bibir Kinal singkat, dia bergegas masuk ke dalam mobil. Dari dalam mobil ia kembali menatap Kinal.

"Huft! Entah kabar yang aku terima ini benar apa tidak, kalo kamu ke Bandung sama Naomi. Tapi, jika kabar itu benar, aku harap kalian tidak berbuat yang aneh aneh disana. Aku percaya kalo kamu tidak punya niat buat mengkhianatiku."

Brummm...

Tin Tin!

Mobil Veranda melaju keluar dari area depan gedung khusus kost Kinal. Sebisa mungkin ia tepis segala pikiran buruk yang menghinggapi perasaannya. Ia percaya kalo Kinal tidak akan mengkhianatinya.

Rencana Sang SENJAWhere stories live. Discover now