Chapter 26. Pepero Kiss

55 9 5
                                    


Annyeong^^
Ada yg rindu Ray?
Maaf bgt karena baru bisa ngasih notip Up ke kalian yg nunggu JOD
Chap ini gak ada foto pendukung
Gak papa yah, dari pada gak Update sama sekali
Udah sebulan gak Up huhuuuu

I Hope You Like it

“Aku tak akan mengajakmu keluar Nayeon,” komentar Jungkook melihatku yang turun dari tangga.

Saat ini tampilanku sudah lebih baik, aku pun mengoleskan make up tipis pada wajahku.

“Emang salah kalau aku ingin terlihat cantik di hadapanmu oppa?” balasku di akhiri dengan aegyo andalanku.

Jungkook mendengus, “Jangan menggodaku,” godanya namun ekspresinya itu berbanding terbalik, bukan sebuah seringaian yang sering Jungkook perlihatkan saat dia menjahiliku namun ekspresi sedih yang ditutupi oleh senyuman. Hanya senyuman bibir tanpa matanya ikut tersenyum.

Jujur hatiku sakit saat melihat ekspresinya.

Apa Jungkook oppa dalam masalah?

Tapi mengapa Jungkook sama sekali tak menceritakannya padaku?

“Oppa, gwenchana?” tanyaku setelah berdiri tepat di hadapannya.

Jungkook tersenyum seraya mengacak-acak rambutku. “Oppa baik-baik saja, hanya sedikit lelah,” sangkalnya yang kurasa itu adalah sebuah kebohongan.

Aku terpaksa mengangguk, sangkalan Jungkook berarti dia memang tidak bisa menceritakan masalah itu padaku. Walau aku pun penasaran, dan aku ingin Jungkook berbagi padaku. Tapi aku menghargai privasinya. Karena aku pun percaya pada Jungkook.

Aku memutar langkahku ke arah dapur, membuka lemari pendingin mencari bahan makanan yang bisa dimasak. Ini sudah siang dan aku belum makan sedikit pun.

“Cari apa?”

“Bahan makanan, aku lapar oppa. Oppa juga sama kan, pasti belum-“

“Oppa sudah memesan makanan,” potong Jungkook menghentikan tanganku yang sedang mengambil beberapa bahan makanan.

Aku menoleh padanya. “Kenapa Oppa memesan makanan, padahal kan ada aku? Aku bisa-“

“Karena oppa tahu kekasih oppa ini sama sekali tak bisa memasak,” kembali Jungkook memotong ucapanku. Kali ini dengan perkataan yang membuatku kesal.

“Aku koreksi, belum bisa memasak oppa.”

Jungkook terkekeh. “Itu sama saja, berhenti menyangkal Kim Nayeon.” Jungkook menjulurkan lidahnya mengejekku.

“Yaa!!”

Suara bel menghentikanku yang akan membalas ucapan Jungkook. Kami saling pandang, menebak siapakah orang yang berkunjung. Ah apa mungkin pesanannya sudah datang.

“Tidak mungkin pesanannya akan secepat itu datang,” gumamnya.

Aku mengendikkan bahu, lalu melangkah menuju pintu. Benar kata Jungkook, pesanan itu tidak mungkin datang secepat ini. Seseorang (Ah ralat dua orang) di depan pintu bukanlah pengantar makanan, melainkan Ahran dengan Kyungsoo. Aku cukup terkejut sedangkan mereka tersenyum ramah di depanku.

“K-kenapa kalian ada di sini?” bingungku.

“Hanya datang berkunjung. Hari ini Kyungsoo oppa mengajakku keluar, tapi kupikir berkunjung ke rumahmu akan jauh lebih menyenangkan.” Ahran menunjukkan senyum kudanya. “Lagi pula, kamu selalu menolakku dengan Hyo Eun maupun Semi untuk bermain ke rumahmu, jadi kupikir lebih baik langsung datang tanpa meminta persetujuanmu.”

Kalau itu Hyo Eun sungguh aku akan segera menutup pintu ini tepat di depan wajahnya. Namun saat ini Ahran dan Kyungsoo yang ada di depanku. Bahkan aku baru saja berbaikan dengan Ahran tak mungkin aku bisa menolaknya, aku tak ingin Ahran kembali salah paham.

Just One DayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang