Sekarang Kiara tengah duduk di hadapan Vero. Mata keduanya saling menyiratkan berbagai hal mulai dari gugup, cemas, sampai rindu pun ada. Bukan tanpa alasan Kiara ada disini, setelah Angel pergi dari rumahnya kemarin ia langsung menelpon Vero dan mengajaknya bertemu.
Tentu saja Vero menerimanya, sempat terkejut karena tidak menyangka Kiara akan mengabarinya tiba-tiba. "Kiara," panggil Vero. Kiara tak menyahut hanya saja gerakan matanya sudah terlihat seperti jawaban. "Kamu, apa kabar?" tanya Vero gugup. Kiara dengan ragu tersenyum, "Baik, kamu gimana Ver? Sehat?"
Dengan cepat Vero menggeleng, "Enggak, aku gak sehat. Mental aku gak sehat karena gak bisa ketemu kamu." jawaban itu membuat senyum Kiara perlahan luntur. Bukan itu yang ia harapkan sebagai jawaban. Ia ingin Vero menjawabnya dengan senyum bahwa ia baik-baik saja.
"Aku udah di amsterdam dari dua minggu yang lalu Ki, aku cari kamu." ujar Vero. "Aku tau, kamu minta tolong Kak Rendy kan?" mata Vero membulat belum sempat ia membalas Kiara kembali bicara, "Aku juga minta tolong kak Rendy, buat sembunyiin aku dari kamu. Maaf ya," lanjut Kiara.
"Kalau bukan karena Kak Rendy, aku mungkin udah ditemuin duluan sama kamu. Dia baik, bantu aku sampai sejauh ini." ujar Kiara sambil menunjukkan senyumnya. "Kamu tinggal sama dia?" tanya Vero ragu-ragu. Kiara menggeleng, "Aku sewa rumah, tinggal berdua sama Chelsea. Aku wanita bersuami yang gak mau ngerusak nama baik suami aku."
Vero terdiam, tahu betul kalau Kiara menyindirnya. "Kamu gak ada yang mau diomongin ke aku Ver?" tanya Kiara. "Ada, aku mau minta maaf sama kamu atas semua kelakuan buruk aku ke kamu. Aku emang gak pantes dimaafin karena udah bikin kamu sakit hati, aku yang ngelukain kamu. Tapi aku sayang sama kamu Ki, aku gak akan lepasin kamu." jawab Vero menatap Kiara serius.
"Aku udah maafin kamu, aku juga minta maaf ke kamu. Tapi nasi udah jadi bubur Ver, aku gak bisa harus berbagi sama Angel. Kamu harus pilih, apapun keputusan kamu aku terima, tapi inget bagaimanapun kamu harus tanggung jawab." Vero mengernyit tidak mengerti dengan ucapan Kiara.
"Berbagi gimana? Aku gak paham." kali ini Kiara yang dibuat bingung.
"Bukannya ini tujuan kamu nyari aku? Ngejelasin kalau kamu bakal tanggung jawab buat anaknya Angel." Vero membelalak, "Anak? Angel punya anak?" keduanya terdiam. Kiara masih berpikir, apa ia ditipu oleh Angel? Ataukah Vero yang berpura-pura tidak tahu?
Vero menghela napas, "Kamu ketemu Angel? Dia bilang apa?" Kiara menelan ludahnya kasar sedikit takut melihat perubahan ekspresi Vero. "Dia hamil anak kamu Ver," jawab Kiara sambil meremat ujung dressnya. "Hah? Aku bahkan gak pernah nyentuh dia sedikitpun Ki!"
Kiara langsung mengangkat kepalanya, mencari kebohongan di mata suaminya itu. Nihil, Vero berkata jujur. "Kamu serius?" Vero mengangguk yakin. "Bahkan aku terakhir ketemu dia itu sama Bang Alvin! Aku gak mau lagi berurusan sama dia Ki, aku sadar." Ujar Vero.
Kiara menatap Vero dalam, saat itu juga tangisnya pecah. Entahlah ia mendadak ingin menumpahkan segalanya saat itu juga.
Ia mau Vero, Vero adalah miliknya. Biarkan ia egois untuk kali ini, ia juga hamil kan? Ia mengandung anak Vero, ucapan Rendy benar untuk saat ini ia akan memprioritaskan janinnya daripada egonya untuk berpisah dengan Vero. Setidaknya ia akan berusaha bertahan.
"Aku mau pulang ke Jakarta Ver," ucapan Kiara sukses membuat Vero membelalak dan langsung menegakkan tubuhnya. "Kamu serius? Kalau kamu udah pulang aku gak akan pernah lepasin kamu barang sedetikpun Kiara." tegas Vero.
"Aku pulang ke rumah Mama, dan aku mau pulang ke Jakarta sendiri bukan bareng kamu."
Vero menggeleng, "Kalau emang mau tinggal sama Mama, kamu harus pulang ke Jakarta sama aku. Atau sebaliknya kalau kamu gak mau pulang ke Jakarta bareng aku, aku akan cegat kamu buat balik ke rumah aku." sekali lagi Vero mengeluarkan nada tidak biasanya, terlihat sekali laki-laki manja itu sudah mulai berubah.
"Terserah kamu, kalau kamu maksa aku gak akan pulang." ujar Kiara sambil mengangkat tasnya dan berdiri. Wajah Vero mendadak kaku, "Yaudah, aku bakal ikut gimana maunya kamu." ucap Vero dengan cepat. Kiara tersenyum kecil, "Hm, kalau gitu aku pulang ya. Kasihan Chelsea sendiri di rumah,"
Vero terdiam sesaat melihat sang istri berjalan keluar dari cafe, namun ia segera tersadar dan mengikuti langkah Kiara dan menahan wanita itu. "Aku anter boleh ya?" ujarnya lembut, sangat lembut malah sampai membuat Kiara tertegun. Untuk pertama kalinya Vero membuat Kiara merasa Vero juga bisa memanjakan Kiara.
"Oke,"
><My Spoiled Husband
Halo! Udah lama ya ga update wkwkw
Sabar ya, aku up pelan-pelan karena emang alurnya berubah dari sebelumnya hehe :)
Makasih buat yang udah vote sama comment!