Empat Enam

55.6K 2.5K 59
                                    

"Raina? bangun sayang, nanti kamu telat ke sekolah" Sebagai Rose sudah menjadi rutin nya setiap hari untuk membangunkan anak gadis nya itu.

"Bangun Raina."

"Iya-iya ini aku udah bangun!"

"Buruan mandi nya, kasian pacar kamu di bawah nungguin kamu dari tadi"

"Hah!? Pacar?" Kedua mata Raina langaung terbelalak saat mendengar itu, mimpi apa Fano sampai menjemput nya sepagi dan seawal ini? dan tanpa aba-aba lagi Raina langsung menarik handuk yang tergantung di belakang pintu lalu masuk kedalam kamar mandi.

Dan beberapa menit kemudian turunlah Raina dari atas bersama sedikit liptint di bibir nya dan juga sedikit bedak tabur.

Alangkah terkejut nya dia saat melihat siapa yang datang kerumah nya, dia bukan Fano melainkan orang lain. Raina merasakan De Javu dimana dia pernah melihat wajah ini.. wajah bengis ini.

Tapi entah dimana.

Tiba-tiba perasaan Raina tidak enak saat laki-laki yang menggunakan seragam yang berbeda dengan nya itu  menggenggam tangan mungil nya.

"Ikut gue. kalo nggak mau nyawa keluarga lo melayang!" Ancam nya sedikit berbisik ditelinga Raina membuat gadis itu merinding ketakutan, tubuhnya dingin tapi dia berkeringat, ketakukan dan kekhawatiran sangat terpancar diraut wajah nya.

Tadi dia berfikir, mungkin laki-laki ini sengaja dikirim oleh Fano untuk datang menjemput nya, tapi saat mendengar ancaman tersebut dia yakin bahwa orang ini memiliki niat jahat kepada nya, dan siapa yang akan datang menolong nya setelah ini?

"Kita berangkat dulu ya tante." Senyum nya ramah membuat siapa saja bisa terpesona dengan senyuman itu.

"Iya, hati-hati ya terus jangan ngebut-ngebut." Air mata Raina sudah ingin menitis saat ia menyalami tangan Rose, dia tidak mampu berbuat apa-apa. Bahkan ini berkaitan dengan hidup dan mati karma sangat jelas bahwa laki-laki itu membawa benda tajam yang di sembunyikan di balik jaket boomber nya.

"Aku pergi dulu ya mah." Kakinya bagaikan terpaku dirumah itu, seakan tidak bisa melangkah untuk meninggalkan ibunya yang sudah merawatnya meakipun tidak dari lahir, Raina takut jika setelah ini dia tidak bisa bertemu lagi dengan Rose.

"Iya, inget! Jangan bolos pelajaran!" Rose tertawa lepas lalu melambaikan tangan nya kepada Raina yang sudah berada diatas motor ninja milik laki-laki itu yang bername tag

"Jonny Alexander"

Hati kecil Raina terus memanggil nama Fano, meminta dan berdoa semoga laki-laki itu datang menyelamatkan hidupnya.

Dan seperti nya Jonny sudah memiliki nyali untuk membakar api di lingkungan seorang Refano Andrian Selland.

SPESIAL WOMAN

Di siang ini Gos ada pelajaran olahraga dan seperti biasanya Gos sudah berada di lapangan untuk bermain basket, tapi hingga kini Fano masih tidak fokus bermain karna  selalu memikirkan tentang Raina. dia merasa dirinya di panggil oleh kekasih nya itu.

Bahkan ini sudah masuk yang ke sepuluh kalinya dia selalu gagal memasukkan bola kedalam ring membuat Marcel, Ben dan juga Verant merasa aneh.

"Ah!" Teriaknya saat bola lemparan nya tidak masuk kedalam ring.

"Lo kenapa sih Fan? dari tadi gagal fokus mulu, lo sakit?" Verant menatap Fano dengan tatapan bingung, ini pertama kali dia melihat sahabat nya bermain seperti ini.

"Gue khawatir sama Raina." Jawab nya bersama tatapan tajam bak elang nya itu.

"Hari ini dia nggak masuk, gue udah telpon tapi nggak aktif!" Emosi Fano mulai berkobar, rasa khawatirnya benar-benar terlihat saat ini.

"Iya, kita tau itu Fan." Jika keadaan Fano sudah begini ada baik nya jangan diganggu karna manusia yang satu ini akan lebih menyeramkan ketika nyawa dan raga nya tidak bersatu.

"Ben, si jaka kema--"

"FANO! SI RAINA DICULIK SAMA JONNY!" Tiba-tiba suara Khei bergema diseluruh lapangan

Kabar dari Khei berhasil membuat tangan Fano menggepal bersama urat-urat hijau yang timbul disekitar pergelangan tangan nya.

Fano yang dulu kini kembali lagi dimana perkataan nya akan dia buat menjadi kenyataan.
"Lo cari masalah dengan orang yang salah!" Perkataan nya penuh dengan penekanan,

Fano menunduk membuat Gos terkejut, jangan bilang kalau...

"Gue yakin, sebentar lagi kabar kematian Jonny bakal sampai ke tangan orang tua nya." Iris biru laut nya berubah menjadi hitam pekat yang menakutkan, bahkan suara nya berubah dan terdengar sangat sinis membuat tubuh Khei menegang.

"Rasd's comeback" Bisik Marcel pada Khei dan dibalas anggukan.

SPECIAL WOMAN

"Ehmmm.. hhmmm.." suara tangisan perempuan terdengar dari dalam gedung yang sudah lama ditinggal kan.

"Kenapa? sakit ya?" Jonny semakin menguatkan jambakan nya terhadap rambut lurus Raina membuat sang pemilik menangis menahan sakit.

"Kamu nunggu pacar kamu yang brengsek itu buat nyelametin kamu? Iya?!" Bentak nya sambil melepas genggaman nya terhadap rambut Raina.

"Lo cantik." Tangan Jonny bermain disekitar wajah Raina, membuat tangisan gadis itu semakin kuat.

"Tunggu apa lagi Jon, rejeki udah di depan mata." Teman Jonny yang bernama Alex itu sedang menjilat bibirnya saat melihat tubuh Raina.

"Santai dulu, gue belum main-main sama dia." Raina menggeleng saat tubuh nya hendak di sentuh oleh  Jonny, keadaan nya sekarang sungguh menggenaskan. kedua tangan nya dan kakinya diikat ditempat duduk membuatnya susah untuk bergerak.

Srek!

Rok abu-abu nya berhasil disobek oleh Jonny, alhasil rok itu menjadi semakin pendek.

"Lo berdua jaga di depan, gue mau senang-senang sama dia."

[TO BE CONTINUE]
SPECIAL WOMAN

Special Woman [✔️]Where stories live. Discover now