017 //

2.5K 339 164
                                    

017

//

denial












Seperti Sabtu sebelumnya, Taehyung dan Lisa menyempatkan diri untuk bertemu lagi. untuk makan siang, di restoran yang sama.

Senyum Taehyung benar-benar cerah, sampai Lisa tak bisa mengatasinya. Tapi setidaknya, senyuman itu membuat dirinya merasa lebih ringan. Melupakan seluruh kepenatan dan kelelahannya.

"Kurasa ada kabar baik."

Taehyung terkekeh sambil meraih satu kentang gorengnya dan memakannya. "Aku merasa berdebar jika membicarakannya."

"Benarkah?" Lisa sumringah melihatnya. "Aku tak pernah melihatmu jatuh cinta seperti ini."

"Karena dia menakjubkan."

Lisa tersenyum sambil menyesap sodanya. "Kurasa, dia adalah gadis yang sangat hebat."

"Kau akan tahu Lisa, mengapa aku menyukainya." Taehyung tersenyum mantap. "Ketulusannya, kepolosannya, kebaikannya. Aku hampir dibuat gila."

"Kukira itu bukan tipemu."

Taehyung terkekeh lalu mengambil kentang lainnya sembari menunjuk Lisa menggunakannya. "Karena sebelumnya, kau tipeku."

"Ya, ya, katakan itu sampai berbusa." Lisa memutar kedua bolamatanya disana lalu terkekeh.

Taehyung membalasnya sembari memakan kentang tersebut.

"Yang pasti, kini aku senang, melihatmu bahagia."

"Kau pikir aku tak bahagia dahulu?"

Lisa mengedikkan bahunya. "Kau bilang tertekan oleh ayahmu saat SMA."

"Ya, itu hal lain." Taehyung mengibaskan tangannya. "Kau juga tertekan. Jika kita tidak sama-sama tertekan, kita takkan ditempatkan di tempat les paling mahal dan ketat."

"Dan kita takkan membolos bersama." Lisa membalasnya dengan tawa dan Taehyung mengikutinya. Kemudian, setelah menyedot sodanya lagi, Lisa mengembalikan topik sebelumnya. "Jadi, kapan rencanamu untuk menyatakan perasaanmu?"

Taehyung mendesah pelan lalu menopang dagunya dengan satu tangan. "Itu dia. Aku takut terlalu cepat."

"Memangnya kapan?"

"Akhir April?" Taehyung mengedikkan bahunya. "Atau awal Mei."

"Nanti dia diambil orang." Lisa menggodanya. "Lebih cepat lebih baik. Terlebih jika kalian sudah saling yakin akan perasaan masing-masing."

Taehyung memundurkan tubuhnya dan menatapnya sambil cemberut. "Aku sudah yakin. Seribu persen. Tapi aku takut dia tak mau."

"Karena?" tanya Lisa bingung. "Ada yang dia takutkan?"

"Ya." Taehyung tersenyum tipis disana. "Banyak hal."

Lisa tersenyum tipis mendengarnya. Lalu mendekat, meraih tangan Taehyung untuk ia genggam. "Jika kau dapat meyakinkannya bahwa ia aman bersamamu, kurasa tak ada lagi hal untuk dipertimbangkan."

Taehyung tersenyum dengan tulus, membalas senyuman yang Lisa berikan untuknya. Lalu, setelah terdiam selama beberapa detik, Taehyung tiba-tiba mendekat untuk mencubit pipi Lisa dengan gemas.

"Yah!"

"Aku takkan bisa melakukannya lagi nanti." Taehyung tersenyum puas sembari menarik diri. "Aku harus menghormati perasaannya."

Lisa terkekeh sambil menggelengkan kepalanya. "Kasmaran sekali anak ini."

"Omong-omong, aku sudah membeli tiket untuk pertunjukkanmu."

✔️ the edge of the cliffTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang