;taeyong (i)

3.3K 674 71
                                    

walaupun tidak secerdas winwin hyung dan tidak sedewasa taeil hyung, menurutku taeyong hyung adalah pemimpin yang terbaik.

terkadang ia tidak bisa menalar suatu kejadian dengan otaknya. dan malah memilih ide gila sebagai jalan keluarnya.

tetapi memang begitulah taeyong hyung.

ia menyayangi kami semua layaknya seorang ibu. dan terkadang bisa mengajarkan sebuah ilmu seperti ayah.

dia yang pertama kali mengetahui keadaan kami, dan dia juga yang selalu memastikan semua baik-baik saja, entah kenapa taeyong hyung seperti itu.

ia bahkan menjadi yang paling akhir dalam. menyendokkan nasi, demi menunggu semuanya makan terlebih dahulu.

memang taeyong hyung sesayang itu kepada kami, tapi tak jarang juga taeyong hyung marah-marah tidak jelas.

sudah ku bilang bukan, taeyong hyung memiliki aura seorang ibu yang kuat.

aku terkadang menyamakan taeyong hyung dengan ibu. ehm- yah, seperti itulah kemiripannya.

sudahlah, biar taeyong hyung yang akan bercerita. sementara aku akan pergi bersama chenle.

-

aku lee taeyong, bisa kalian panggil taeyong atau tiway.

teman-teman selalu menganggapku sebagai leader mereka. yah, cukup memuaskan juga dianggap sebagai yang berkuasa.

bukannya tanpa alasan. dulu saat pertama kali aku masuk penjara, aku lah orang pertama yang masuk kedalam sel tersebut. kemudian datang jaehyun pada tahun berikutnya.

aku kembali membaca apa saja yang teman-teman semua deskripsikan kepadaku. dan karena deskripsi jaehyun yang diambil sebagai introku, maka akan ku jelaskan masa laluku dari pandangan jaehyun.

pertama, jaehyun bilang aku itu pendiam.

eum, mungkin karena setahun tidak memiliki teman mengobrol dalam sel, aku jadi tampak pendiam.

sebenarnya aku bukan tipikal orang pendiam atau dingin. hanya saja rupaku dan gesturku yang seperti orang kekurangan pangan ini membuatku terlihat menyedihkan.

hmm, aku kehilangan berat badan yang cukup drastis semenjak menjadi pengonsumsi narkotika aktif.

terkadang aku masih suka halusinasi, mungkin karena sudah saking banyaknya narkoba yang aku konsumsi. membuat rasa ketagihan dan rasa ingin mengonsumsinya terus menerus.

separah-parahnya aku mengonsumsi narkoba, aku tidak pernah sampai menggunakan alat suntik. karena- aku sendiri takut dengan jarumnya.

mengenai ketakutan, aku ini sebenarnya penakut. bahkan hanya dengan suara pintu terbuka saja, aku sudah panik.

tapi beruntungnya, dengan wajahku yang dingin ini, aku menutupinya. berguna sekali ya kan?

selanjutnya, jaehyun bilang kalau aku- trauma dengan masalalu.

bullshit.

aku orang yang terlampau malas sekali kalau disuruh membahas masa lalu. memuakkan!

aku heran pada jaehyun, pedofil sirik itu tahu saja apa yang harus diungkit.

hmm, aku akan bercerita tentang masa-masa sekolahku, dimana pertama kali aku menjadi pengonsumsi obat terlarang.

sebenarnya dihitung-hitung, sudah enam tahun aku mengonsumsi narkoba. yang berarti sudah dari kelas delapan sekolah menengah pertama.

nakal, itu lah kata pertama yang tercetak besar-besar sebagai name tag milikku pada tahun-tahun sekolah.

dan tentu saja, aku tidak pernah keluar dari ruang bimbingan konseling ataupun ruang unit kesehatan.

sebenarnya aku sudah hampir dikeluarkan dari sekolah. tetapi kabar itu dapat membuat kesehatan ibu semakin buruk, untuk itu aku berhenti berbuat nakal.

berhenti berbuat nakal bukan artian untuk berhenti berbuat jelek dan berubah. menurutku, berhenti berbuat nakal hanya dilakukan di area sekolah.

simple bukan? setelah kau keluar dari area sekolah, kau bebas saja melakukan apapun. begitulah definisiku.

pada tahun kedua sekolah menengah pertama, aku bertemu dengan seseorang yang mampu mengalihkan duniaku.

ah, bagaimana menyebutnya ya.

mungkin semacam cinta pada pandangan pertama? yah, semacam itu.

aku begitu menyukainya, sampai-sampai menjadi temperamen buruk bahkan sebelum memiliki hubungan dengannya.

sejak tahun itu, aku mulai berusaha keras untuk mendapatkannya. dan tak jarang juga berkelahi untuk membuktikan siapa aku di hadapannya.

sungguh cara yang tidak berkesan bukan?

aku masih ingat, hari itu aku menyatakan perasaanku padanya. hanya saja, dia menolakku mentah-mentah. dan mengatakan bahwa aku adalah laki-laki yang sangat buruk.

maka setelah itu, tembok sekolah-lah yang menjadi sasaran bogemanku. sampai kulit punggung tanganku lecet dan mengeluarkan darah segar.

aku merasa remuk saat itu juga. rasanya seperti ragaku hilang, aku bahkan tidak bisa berpikir jernih saat itu juga.

bermodalkan nekat, aku mengunjungi rumah kakak sepupuku di daerah daegu. yang cukup ku ketahui tentangnya adalah- ia seorang penjudi dan pemabuk aktif.

sampai disana, ia menyapaku ramah seperti biasanya. hanya saja, aku yang sedang kacau itu langsung mengutarakan apa keinginannku.

tidak, aku tidak secepat itu untuk bilang bahwa aku ingin narkoba atau bir.

aku hanya bilang bahwa- aku ingin penenang.

kakak sepupuku tertawa, kemudian masuk kedalam kamar dan kembali membawa sebutir obat kecil.

"minumlah." suruhnya, aku tidak tahu itu apa, dan dengan bodohnya aku menurut.

rasanya luar biasa. aku tidak merasakan rasa sakit lagi, yang aku rasakan hanyalah perasaan senang yang datang secara tiba-tiba.

aku bahkan tidak bisa tidur selama tujuh jam karena konsumsi obat tersebut. setelah sadar, barulah aku bertanya pada kakak sepupuku.

ia hanya tertawa sembari menenggak birnya, dan berkata bahwa itu adalah Phencyclidine atau pil pcc.

aku tentu saja kaget, tetapi dari situlah rasa ketagihan itu muncul.

sampai akhirnya aku ada di tahap yang lebih jauh lagi, yaitu heroin. narkotika yang paling membunuhku.

baiklah, selanjutnya, aku akan membahas lebih dalam lagi mengenai diriku. sampai jumpa.

-side story : Taeyong (i) [Done]
-next chapter : Taeyong (ii)

side, nct [✓] Donde viven las historias. Descúbrelo ahora