Ektra Chapter | Wedding Scene

8.5K 557 55
                                    

🚯 WARNING 🚯

BAGIAN INI MENGANDUNG UNSUR DEWASA. BAGI READERS LABIL DAN TIDAK CUKUP UMUR ATAU JIJIK DENGAN ADEGAN MPREG HARAP MUNDUR TERATUR SEBELUM MUAL.

ATAS PENGERTIANNYA,
SAYA UCAPKAN TERIMA KASIH.

———



Kebahagian yang sebenar ketika
Apa yang diperjuangin menjadi sebuah kenyataan indah.
Seperti aku dan kamu yang berakhir kita.

oOo



Senyum lebar Krist dan Singto merekah lebar. Puluhan bahkan ratusan mata kini tengah menatap mereka dengan berbinar. Janji suci terucapkan bersamaan dengan serangkaian upacara peresmian hubungan mereka.

Bukan lagi bahagia, tapi gembira hingga hampir menangis. Gelak tawa sesekali menggema ketika keduanya tersipu malu mendengar ledekan dari beberapa tamu undangan.

Panjang perjalanan mereka, bukanlah senang selalu terkadang terluka. Sesekali bermasam muka tapi kembali ceria. Inilah hubungan, manis pahit membaur menjadi rasa.

Erat genggaman tangan kedunya tak terpisahkan, bersama janji mereka melangkah lebih depan.

Pen sudah menyeka airmatanya sesekali dengan pundak terelus tangan kokoh Ohm. Tidak, tapi pria jangkung iku memeluknya.
Dengar-dengar keduanya sudah menjalin hubungan, walaupun masih saja Pen mengacuhkan pria itu seperti biasa. But, siapa yang tahu kalau ternyata disebaliknya mereka malah berbagi cinta.

Apa kalian merindukan Pie? Wanita cantik yang dulu gencar menghancurkan hubungan Krist dan Singto. Terakhir kabar yang beredar, wanita itu akhirnya menikah dengan pengusaha kaya dengan umur dua kali lipat darinya. Tiga tahun yang lalu, 52 berarti sekarang sekitar 55 tahun usia suaminya.

Dia tidak mengundang banyak orang. Hanya orang-orang tertentu saja yang mendapat kehormatan untuk bisa berpapasan muka dengan wajah mulusnya. Pernikahannya sangat terturup, bahkan lalat yang tak membawa kartu undangan juga gagal masuk untuk sekadar mencicip kue pernikahan setinggi satu meter itu.

Hari ini, Pie kelihatannya tidak datang. Padahal Singto sudah mengundangnya—perintah dari Krist—jauh-jauh hari sebelum mereka melakukan foto preweding.


***

“Krist, sekarang. Boleh aku melakukannya?!” Bisik Singto tepat di daun telinga pria itu.

Bola mata Krist berputar sembarang, mencoba mencari alasan untuk menghindar. Pria itu gugup setengah mati, bahkan telapak tangannya juga berkeringat sangat banyak. Tubuhnya tak sanggup bergerak, merasakan setiap inci tengkuknya diterpa napas Singto hingga membuatnya merinding.

“Bodoh,” dengkus Krist. “Aku mau mandi,” celetuknya lagi beralasan.

Tetapi, tidak lagi semudah itu bagi dia mengelak. Lengannya lebih dulu ditarik Sinto hingga sang empu terlempar di ranjang.

Jantungnya bergemuruh, memperhatikan Singto yang mulai merangkak menindihnya. Seringainya aneh seakan hendak melahap Krist bulat-bulat.

“Eng ... Apa yang kau lakukan, Sing,” celetuknya gemetar.

Alih-alih menjawab, Singto mengendus leher mulus Krist. Sang empu menggeliat, merasakan geli dari embusan kasar pria itu. Beberapa saat kemudian, Krist terdengar mengerang perlahan ketika tangan Singto mulai menyusup dan memainkan nipple kemerahannya kemudian beranjak ke bawah menyingkap celana yang Krist gunakan. Sebelum pria itu mengerang lebih keras, Singto langsung membekamnya dengan lumatan kuat.

MANTAN [Singto x Krist] (TAMAT)Where stories live. Discover now