Hallucinate | 7

135 53 12
                                    

Augyspun pulang bersama Dyla. Ia masih bingung, kenapa hari ini Dyla jadi beda banget. Pas setengah perjalanan, Dyla meminta Augys untuk menunggunya sebentar karena ada urusan.

" Gys, tunggu sini bentar, ya. Gue ada urusan, ntar gue balik lagi kesini" ucapnya.

" Iya, Dyl. gue tunggu sini, ya" mendengar perkataan Augys, Dyla langsung pergi meninggalkan Augys.

15 menit berlalu, namun tidak ada tanda-tanda Dyla akan datang. Augys baru sadar, sekarang ia sedang berada di gang Clairys.

Tiba-tiba dari ujung gang, Augys kembali melihat mereka. Mereka yang kemarin membuat Augys masuk rumah sakit. Langkah mereka semakin dekat, Augys masuk kedalam halusinasi-nya. Dimana ia kembali mengingat kejadian itu.

Dyla masih belum muncul. kini, teriakan itu kembali keluar dari mulut Augys. Ia terjebak dalam halusinasi miliknya. Padahal, kedua preman itu masih jauh dari tempat Augys berdiri.

' siapapun tolong gue!!!' umpatnya dalam hati. Augys masih menahan halusinasinya agar tidak benar-benar kedalam pikirannya.

" Arghhhh" teriaknya.

•••

Motor Vier melesat cepat kearah gang Clairys. Ia yakin, Dyla menjebak Augys agar bertemu dengan kedua preman itu.

Benar saja, Sesampainya di gang Clairys. Vier melihat Augys sendirian sambil berteriak. Vier yakin kalau Augys sedang menahan halusinasinya agar tidak menguasai tubuhnya.

Sebab, Vier pernah merasakan hal yang sama.

Ia langsung berlari menuju Augys. Memang ada kedua preman itu, namun mereka sangat jauh dari tempat dimana Augys sedang teriak-teriak seperti sekarang ini.

" Augys!" panggil Vier. Augys yang mendengar namanya dipanggil, langsung menengok dan memeluk tubuh Vier.

" Gue takut, kak" Vier yang tersentak langsung speechless ketika Augys memeluknya.

" Gys, kita bukan muhrim" ucap Vier sambil melepaskan pelukan Augys.

" Eh, iya. Sorry, kak. Gue reflek, soalnya biasanya gue suka meluk abang gue kalo lagi ketakutan kayak gini"

" Yaudah. Sekarang lo aman. Ayo, balik bareng gue" tiba-tiba Augys menangis. Jujur, baru kali ini ia bisa menahan halusinasinya agar tidak menguasai tubuhnya. Ia menangis senang.

" Gys, lo kenapa?" Augys hanya menggeleng. Ia mengisyaratkan agar langsung kembali ke rumahnya.

Vierpun menuruti Augys. Ia langsung mengantar Augys ke rumahnya. Ternyata, rumah mereka satu komplek.

Namun, ada yang janggal dipikiran Vier tentang rumah Augys.

' kayaknya, sebelumnya gue pernah ke rumah ini. Tapi siapa ya temen gue yang rumahnya disini? Dan setau gue, temen gue cowok. Apa udah pindah rumah ya?' pikir Vier dalam hati.

Augys turun dari motor Vier lalu mengucapkan terima kasih.

" Thanks ya, kak"

Sementara Vier hanya mengangguk sambil berlalu meninggalkan rumah Augys.

•••

Saat  Augys memasuki rumahnya, diruang keluarga terdapat Chelsea, mamanya. Augys berjalan lesu menuju kamarnya sambil melewati ruang keluarganya tersebut.

" Gys? kamu kenapa, sayang?" tanya Chelsea. Augys duduk disebelah mamanya. Tiba-tiba air matanya kembali turun.

" Hey! kamu kenapa, Gys?"

" Tadi Augys ketemu mereka lagi, mah. Halusinasi Augys nyerang lagi, dan gak tau kenapa Augys bisa nahan itu walaupun tadi masih ada teriakan yang keluar dari mulut Augys. Untungnya, tadi ada kak Vier, jadi Augys dianterin sampe sini" tuturnya.

Chelsea menghela nafasnya. Ia juga bingung, gimana cara menghilangkan trauma Augys. Padahal, kejadian itu sudah cukup lama.

" Ini semua salah Augys, mah. Kalo aja, Augys ngelarang Alya beli es krim dan ngajak dia pulang. mungkin, dia masih ada disini mah. sekarang sama kita" ucapnya sambil menangis.

" Kita semua gak pernah nyalahin kamu, Gys. Kamu gak salah. Ini udah takdir dari Allah" Chelsea mencoba menenangkan putrinya itu.

Semenjak kejadian itu, Augys selalu menyalahkan dirinya sendiri dan ia selalu kepikiran sampai ia sering ber-halusinasi dan akhirnya, ia menderita Grief Trauma ini.

•••

Sesampainya dirumah, Vier langsung menuju kamarnya.

Rumahnya sangat sepi. Semenjak kejadian yang menimpa ia dan keluarganya, Vier jadi tinggal bersama paman dan tantenya.

Saat ia sedang melihat bingkai foto lama yang terpajang dikamarnya, ia menemukan foto keluarganya dulu. Tiba-tiba tanpa sadar, air matanya menetes. Vier menangis.

" Mama apa kabar, disana? Vier kangen banget sama mama" ucapnya lirih sambil mengusap foto mamanya.

Vier menghapus air matanya. Ia mencoba menguatkan dirinya. Vierpun mengambil sebuah album foto yang sedikit berdebu. Ia melihat foto dimana ada dirinya dan kedua sahabatnya saat SMP dan berlanjut hingga SMA. Ada dirinya, Gibran dan...

🍃

Dan siapa hayoo??
Penasaran gak nih?
Stay tuned ya di part selanjutnyaa...

655 kata. Pegel nihh gaada yang mau pijitin apah?
Gpp pegel deh, asal dibaca terus ama kaliann..

Jangan lupa vote🌟 ama komen yaa
Makasii🌹

Raisyanftrn


Hallucinate | COMPLETEDWhere stories live. Discover now