Bagian 2

1.1K 97 5
                                    

Disebuah kuil dikota Seoul, beberapa mobil mewah terlihat terparkir dengan rapi, orang-orang berpakaian hitam terlihat keluar dari dalamnya, mereka kemudian masuk kedalam kuil dan disambut ramah oleh pengurus kuil disana

Orang-orang itu duduk dengan rapi berjajar, biksu didepan mulai memejamkan mata dan memulai ritual doa

"dimana Jinsang?" seorang wanita paruh baya terlihat berbisik ditelinga seorang wanita yang duduk disebelahnya

"itu..tuan muda sepertinya ada dikantornya nyonya, tuan muda sedang rapat," wanita itu menjawab takut-takut

"aeehh.. anak itu..."ucapnya seraya melirik kearah wanita tua yang duduk dengan hikmat tak jauh darinya "dia akan kehilangan warisannya jika terus seperti ini, bagaimana dia bisa melupakan upacara kematian kakeknya sendiri," gumamnya

Wanita tua yang tengah dibicarakan tadi membuka matanya, melihat sekeliling dan menghembuskan nafas, ia seperti kecewa terhadap sesuatu, mungkinkah ada hubungannya dengan nama "Jinsang"

Sementara itu disebuah ruang rapat, seorang pemuda tengah memejamkan matanya, tangan kanannya terlihat memegangi batang hidung yang berada diantara kedua matanya

Huuh..hembusan berat sesekali terdengar, sementara seorang pria yang sejak tadi berdiri didepan menyampaikan presentasi nampak berhenti sejenak dan menatap pemuda itu

"dae pyo-nim (CEO Muda).. a—apa..apa ada penjelasan saya.. yang..kurang berkenan?" lelaki tersebut tergagap, keringat dingin keluar dari keningnya

Haaah...pemuda itu menghembuskan nafas, menegakkan duduknya dan membuka matanya, tatapannya tajam membuat lelaki itu menciut

"Busan..."

"nae?"

"sebaiknya kau menuliskan laporanmu kembali di Busan, haah..."pemuda itu berdiri dengan kesal dan meninggalkan ruang rapat diikuti seorang gadis cantik yang sejak tadi membawa Ipad digenggamannya

"tapi...Dae pyo-nim ...."

Haah.. tamat sudah karir lelaki tersebut, Lee Jinsang, Pemuda yang menakutkan, Ceo muda, angkuh, dingin, kasar dan keras kepala, saat sekolah dulu Jinsang sering disebut sebagai The Killing Prince karena sifatnya, tak ada yang bisa menjinakkannya keangkuhan sikapnya mungkin butuh ratusan tahun pertapaan baru bisa melawannya,

Dibalik sikap dinginnya tentu saja ada alasan tersendiri, dididikan keras dari sang kakek, membuatnya seperti itu, apalagi ditambah sikap ayahnya yang selalu membawa istri baru kerumah dan menyakiti sang ibu membuatnya semakin terluka dan itu membuatnya tumbuh sebagi pemuda dengan hati yang beku, secara perlahan ia mulai melindungi hatinya dengan membekukannya, haaah...

"masih sempat jika kau pergi sekarang, bukankah hari ini hari kematian kakekmu?" perempuan yang berjalan dibelakangnya tersebut memberi tahu

"haah---" Jinsang melonggarkan dasinya "aku sibuk, pekerjaanku masih banyak."

"pergilah.. atau nenekmu akan marah lagi padamu nanti,"

Jinsang berhenti berjalan, menatap gadis itu

"luangkan waktu... aku ingin makan malam denganmu nanti,"

"heehh?"

Tanpa berkata apapun lagi, Jinsang langsung berlalu begitu saja, gadis itu masih disana menatap punggung Jinsang

"haaah.. kau selalu seperti ini," gumamnya

Han Jukyung, Gadis ini adalah teman Jinsang sejak sekolah dan sekarang menjadi sekertarisnya, emm hubungan diantara keduanya? Emm? Apa ya..? ahh... hanya sekedar teman yang saling membutuhkan itu saja, Jinsang tidak pernah mengatakan aku cinta kamu atau jadilah pacarku pada Jukyung, walaupun Jukyung sangat berharap itu, namun dengan hubungan seperti ini saja Jukyung sudah senang, hubungan yang mungkin akan membawa kesalahpahaman, penyakit hati kronis dan baper berkepanjangan.

ONCE AGAIN I LOVE YOU [TAMAT]Место, где живут истории. Откройте их для себя