[CERITA INI SUDAH TERBIT DAN TERSEDIA DI GOOGLE PLAYSTORE]
https://play.google.com/store/books/details?id=2SvdDwAAQBAJ
"Aku ingin bercerai." ucap Beni yang membuat Caca membeku di tempat duduknya.
"A...apa??" tanya Caca gemetar.
"Aku ingin bercerai...
Caca terpekik keras lalu menoleh marah kebelakang dan menemukan pria yang ia lamunkan sedang tersenyum cerah mengalahkan sinar mentari pagi itu.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"Pasti sudah lama nunggu?"
Caca mendengus mendengar pertanyaan yang sangat bodoh. Bagaimana tidak menunggu lama? Jika mereka janjian pukul setengah delapan sedangkan kini sudah pukul setengah sembilan dan lelaki itu baru saja muncul tanpa merasa bersalah sekalipun. Ingin sekali Caca mengetuk kepalanya agar posisi otak yang mungkin agak miring bisa kembali normal.
"Iya, iya... maaf deh kalo lama. Aku tadi mampir ke toko dulu, minta ibunya anak-anak buat masak untuk kita hari ini. Bagaimanapun juga, kamu belum boleh jajan sembarangan sayang. Kamu belum sembuh total." jelasnya agar Caca tidak marah lagi.
Caca tak menjawab, ia bahkan masih memanyunkan bibirnya.
"Jangan di majuin gitu, nanti aku cium baru tau rasa kamu. Sudah ah, ayok naik ke mobil. Panas tau disini," ajaknya sambil menggandeng jemari Caca menuju mobil yang terparkir di pinggir taman.
Mobil melaju dengan kecepatan sedang membelah jalanan ibu kota.
"Aku baru sadar kalau kamu pake baju hitam juga, apa jangan-jangan kita jodoh ya? Sampai baju bisa samaan padahal kita nggak janjian." ucapnya memulai gombalan.
Caca menatap ke arah pakaian yang kini di pakainya. Iya juga ya? Kenapa ia bisa memakai pakaian yang berwarna sama padahal mereka tidak jajian sebelumnya? Apa benar mereka berjodoh? Ah tidak mungkin! Itu hanya tahayul!
"Kita mau ke pantai mana?" tanya Caca mengalihkan pembicaraan.
"Ke Ancol aja yang deket, sekalian aku mau ajak kamu ke seaworld. Dulu waktu sekolah, aku sampai nabung dan nggak jajan sebulan supaya bisa bawa kamu kesana. Aku mau ngajak kamu mengulang masa indah." jawabnya,
"Dulu kita kesana naik apa?"
"Ya naik metromini lah, jaman kita dulu mana ada ojek online, taksi harganya selangit. Boro-boro buat bayar taksi, waktu pulang aja kita terpaksa jajan akua sama chiki karena uang aku habis. Padahal kita sama-sama belum makan malem dan sudah kelaparan. Untung aja dulu di kost kamu stok makanan berlimpah. Coba kalau nggak ada? Bisa di pastikan kita jadi gembel saat itu." Ceritanya sambil sesekali menggelengkan kepala mengingat masa muda mereka.
"Aku dulu kost?" tanya Caca lagi.
"Iya sayang, dulu kamu kost sejak masuk SMA. Orang tua kamu kan di kampung. Kita itu sama-sama perantuan." "Dan aku perantau yang gagal karena tidak mengenalimu."