Randi menghela napasnya panjang saat lagi-lagi keempat mantan bandmate-nya berseru riang dan memintanya menyanyikan lagu mereka yang beberapa tahun lalu sempat hits. Tapi tentu saja Randi selalu bisa menolak dengan keras. Lagipula suaranya tidak begitu bagus untuk bernyanyi. Keahliannya menepuk drum. Jovan yang tahu jika sangat sulit untuk memaksa Randi, akhirnya menyerah dan mulai bernyanyi dengan Micky. Segera saja ruang karaoke itu dipenuhi oleh suara merdu vokalis kedua di band Orion itu.
Delapan tahun lalu, Randi yang memang pada dasarnya sangat suka belajar dan punya cita-cita menjadi dokter, memutuskan untuk berhenti menjadi drummer di band yang sudah melejitkan namanya selama enam tahun. Hal itu tidak begitu sulit untuk Randi lakukan, karena ia sudah cukup puas menikmati masa mudanya dengan ketenaran dan prestasi di bidang musik yang jadi hobinya sejak kecil. Tapi, menjadi dokter adalah cita-citanya sejak kecil. Lahir dan tumbuh di keluarga dokter, dengan orangtua, om, tante, sepupu-sepupu yang berprofesi sebagai dokter, membuat Randi memutuskan untuk terjun ke dunia yang sama. Bukan karena tekanan dari pihak keluarga untuk meneruskan bisnis keluarga, yaitu rumah sakit milik keluarga mereka. Tapi karena keluarga itu membentuknya menjadi sosok yang begitu peduli sejak ia kecil. Menolong orang sudah menjadi hobinya dan keinginan hidupnya.
Hidupnya sekarang ini memang terlihat begitu sempurna. Fisiknya yang sempurna. Tampan, dengan tinggi 187 cm serta kulit kecokelatan khas Indonesia. Profesi yang menjanjikan di usia 29 tahun, kegeniusannya membuat Randi bisa menjadi dokter spesialis anak di usia begitu muda. Keluarga yang menyayanginya, bahkan sahabat-sahabatnya, mantan bandmate-nya yang selalu mendukungnya dan berada di sisinya.
Semuanya terlihat begitu sempurna jika mereka tidak tahu yang sebenarnya. Randi merasa hidupnya kurang lengkap tanpa sosok seseorang yang begitu dirindukannya. Seorang fans cantik yang pernah memaksanya untuk menjadi pacarnya, yang hilang begitu saja setelah kesalahan fatal mereka. Cherisha, perempuan yang awalnya dikenalnya hanya sebagai fans beratnya dan hanya sebagai pacar selama tiga hari. Kini memenuhi pikiran dan hatinya selama delapan tahun ini.
“Kenapa lo, Bro? Mikirin cewek ya?”tanya Ryan, vokalis utama Orion, dengan merangkul bahu Randi. Randi tersenyum tipis, malas menanggapi lalu kembali meminum cola-nya.
Tidak menjawab berarti iya. Itu motto Ryan. Jadi ia kembali mencecar Randi dengan pertanyaan. “Siapa tuh cewek?”
“Fans gue.”
Ryan mengernyit. “Bisa lebih spesifik nggak sih? Fans lo kan banyak. Walaupun nggak sebanyak gue sih.”
“Lo beruntung karena drummer nggak tampil di depan panggung.”ucap Randi sarkastik mendengar ucapan narsis sahabatnya yang umurnya terpaut 5 tahun lebih tua darinya itu.
Ryan tertawa mendengar ucapan kesal Randi. “Seriusan nih. Siapa tuh cewek fans? Gue kenal nggak?”
“Kayaknya gue tahu siapa fans yang dimaksud.”kata Andra, gitaris sekaligus leader Orion, ikut bergabung obrolan mereka. “Cewek cantik mungil yang tiap konser kita selalu bawa tulisan gede banget bertuliskan ‘Randi, I Love You Forever’. Trus suka ngirimin blackforest ke basecamp kita. Ya kan?”
Randi menatapnya terkejut. “Tau darimana lo, Bang?” Setahunya, ia tidak pernah memberitahukan siapapun mengenai pacaran tiga harinya bersama Cherisha.
Andra tersenyum penuh kemenangan. “Lo kan selalu bilang kalau tuh cewek bener-bener fans setia lo. Jadi gue mikir lo pasti bakalan tertarik sama dia.”
Randi tersenyum. “Gue pengen nyari dia.”
Ryan menatapnya bingung. “Buat apa? lo mau ngejar tuh cewek setelah sekian lama? Emang dia masih suka dan ngefans sama lo? Belum tentu juga dia masih available.”
YOU ARE READING
Remember Us
RomanceRandi tidak bisa mempercayai penglihatannya saat ini. Perempuan yang 8 tahun lalu sempat menjadi pacarnya selama tiga hari sebelum ia pergi ke luar negeri, yang tidak bisa dihubunginya sama sekali, dan yang dicari-carinya setengah mati. Kini ia mene...