My Boss 04

1.5K 125 5
                                    

Maksud Hati

Side of Tee

Tiga hari aku tidak masuk kerja. Tiga hari aku mengurung diriku di kamar. Tiga hari aku memutuskan untuk tidak menerima hubungan dari luar. Ya, kejadian memalukan itu sudah berlalu tiga hari yang lalu.

Aku masih merenung di kamar seperti biasanya. Aku tidak berani untuk bertemu siapapun kecuali ayah dan ibuku. Hanya mereka lah satu-satunya aksesku mengetahui dunia luar. Ponselku aku biarkan berdering setiap hari. Entah itu temanku yang menelpon ku atau bossku. Aku sudah tidak peduli.

Buatku, aku harus masih menguatkan diriku. Setelah malam kejadian itu, keesokan harinya aku sudah bercerita dengan ayah dan ibuku tepatnya di dalam kamarku. Mereka berdua menatapku khawatir. Mereka menyuruhku untuk tinggal dirumah sementara sampai aku siap kembali ke dunia luar.

Mungkin untuk saat ini hanya aku, ayah, ibu dan bossku yang tau kejadian ini. Orang lain seperti temanku belum tau.

Aku menghembuskan nafas sambari menatap jendela yang terbuka. Diluar sana terlihat langit sedang cerah. Matahari bersinar terang masuk ke dalam kamarku.

Seketika aku mendengar suara ketukan di pintu kamarku. Aku mengijinkannya masuk. Dan ibuku berdiri di sana.

"Tee..." Dia menghampiriku dan membawakan nampan berisi makanan dan segelas air putih "...makan dulu sayang"

Aku tersenyum dan mulai duduk dengan baik di atas kasur. Selama tiga hari ibuku selalu melayaniku. Sebenarnya aku bisa turun ke bawah dan makan bersama mereka seperti biasa, hanya saja aku masih belum mau keluar dari zona nyamanku ini. Zona yang aku rasa melindungi ku dari ancaman. Walau aku tau ancaman itu jauh berada di luar sana.

"Iya bu" kataku dan menerima nampan dari ibu. Ibu tidak pernah membicarakan lagi perihal kejadian itu. Justru ibu sering cerita pengalamannya ketika remaja sampai dewasa.

"Ya sudah, kalau sudah selesai makannya, panggil ibu saja na..." Katanya sambil mengelus rambutku "...ibu ke bawah dulu"

Ia lalu berdiri dan keluar dari kamarku. Aku menatap makanan dan air yang aku terima. Aku lalu memakannya dalam diam. Walau sedang makan, aku masih tetap memikirkan kejadian memalukan itu.

Setelah makanan dan airku habis. Aku lalu beranjak dan mulai turun dari tempat tidur. Aku agak sedikit goyah ketika baru berdiri. Ya wajar saja, selama tiga hari aku terus berbaring di atas kasur.

Aku lalu membawa nampan keluar kamar dan turun ke dapur. Aku melihat ibuku sedang mencuci piring disana.

"Ibu" panggilku. Ia menoleh dan terkaget melihatku "tee sudah selesai"

Aku lalu menaruh nampan tadi disampingnya.

"Tee, kamu nggak papa nak ?" Tanyanya

"Nggak bu, emang tee kelihatannya sakit ?" Ibuku menggeleng.

"Syukurlah, kamu sudah mau keluar dari kamar nak" aku berbalik dan duduk di salah satu kursi yang ada di dapur itu.

"Aku kembali sadar bu" kataku melihat ibu. Ibuku lalu duduk di sampingku. Di menunda untuk mencuci piring yang masih ada beberapa disana.

"Sadar akan apa nak ?" Tanyanya

"Aku sadar, kalau aku harusnya tidak seperti ini. Maksudku, aku tidak bisa menghindar terus menerus dari boss ku, aku harus menyelesaikan ini semua dengan segera dan kembali ke kantor. Lagi pula di kantor itu aku sudah sangat nyaman. Aku tidak ingin kehilangan pekerjaan disana"

Ibuku tersenyum dan membelai rambutku.

"Bagus nak. Ibu setuju. Kamu harus belajar menjadi dewasa. Kamu bicara baik-baik dengan boss mu itu di kantor. Dia pasti punya alasan kenapa melakukan itu" sebenarnya aku masih tidak terima. Tapi setelah merenung di kamar tadi, aku sudah mulai memutuskan untuk kembali bekerja besok.

My BossWhere stories live. Discover now