15. Dramatic Irony

2.1K 460 222
                                    

"Mommy!"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Mommy!"

Anna mengecupi sayang pipi Hee Sae berulang kali. Kedua netra Hee Sae membelalak tak percaya. Bukannya merasa tidak senang, tentu saja tidak. Hanya saja ia syok berat dengan kedatangan putri kecilnya yang tiba-tiba. Ini sungguh kejutan tak terduga dan diluar rencana.

"Kenapa kau bisa di sini Ann?"

"Naik pesawat," jawab Anna lugu. Anna menyengir lucu melihat Hee Sae masih melongo tak percaya. Kejutannya berhasil, pikir Anna girang. Hee Sae mengulas senyum tipis di bibirnya setengah terpaksa sebelum akhirnya mendaratkan kecupan sayang di pipi gembul putri kecilnya.

"Lalu di mana―"

"Aku di sini. Tidak mau mengucapkan selamat datang untukku?" potong Kris tiba-tiba sudah berdiri di hadapan Hee Sae. Kedua orang ini betulan sukses mengejutkannya. Bahkan rasa syoknya melebihi rasa senangnya Hee Sae saat ini. Ia masih membutuhkan waktu untuk beradaptasi. Tuhan, hari ini sungguh banyak kejutan luar biasa di hidup Hee Sae. Sepertinya ia perlu melingkari tanggal hari ini di kalendernya.

"Kris...."

Hee Sae merasa tak memiliki muka mengingat kejadian sebelumnya. Ia merasa malu menghadapi Kris yang tiba-tiba datang setelah belakangan Hee Sae mengabaikan komunikasi dari lelaki Wu tersebut. Hee Sae pikir Kris akan marah padanya. Atau setidaknya bertanya dan menuntut penjelasan kenapa Hee Sae tak mengacuhkan setiap panggilan dan pesan yang ia kirim.

Nyatanya tidak, Kris malah merentangkan kedua tangannya lebar, datang mendekat kemudian menghampiri Hee Sae yang masih menggendong Anna. Kris merengkuh kedua perempuan terkasihnya tanpa malu banyak pasang mata yang melihat. Tak sungkan menunjukkan pada dunia bahwa Kris memang sudah ada pemilik hatinya.

"Aku sangat merindukanmu, Hee," bisik Kris masih memeluk Hee Sae. Memang benar Kris berniat menuntut penjelasan. Namun tak elok rasanya jika Kris menanyakan alasan Hee Sae yang seolah menghindari nya di saat mereka baru saja bertemum. Kris tak mau merusak suasana.

Hee Sae memejamkan kedua matanya dalam. Menghirup feromon segar yang menguar dari tubuh Kris membuatnya tersadar betapa ia juga mengalami hal yang serupa dengan yang dikatakan Kris.

"Aku juga sangat merindukankanmu, Kris," bisik Hee Sae balik. Mengundang Kris untuk mendaratkan kecupan hangat di kening Hee Sae. Namun belum sejengkal jarak keduanya terkikis, Kris tersadar ada sesuatu yang mengganjal menghalanginya di tengah-tengah mereka. Anna masih berada di sana, dengan kedua mata yang sengaja ia tutup dengan kedua tangan mungilnya.

Lantas Kris dan Hee Sae terkekeh melihat polah Anna. Terlanjur gemas, alih-alih Hee Sae, Kris justru mendaratkan kecupannya di pipi Anna dengan gerakan sengaja berlebihan.

"Daddy! Jangan menciumku seperti itu aku sudah besar!" gerutu Anna dengan bibir mencembik.

"Astaga, aku daddy mu sendiri. Apa kau akan protes bila Daddy menciummu terus sampai kau besar nanti?" Kris balik bertanya dengan mimik yang di buat-buat. Hee Sae hanya menggeleng ringan melihat tingkah keduanya.

𝐃𝐫𝐚𝐦𝐚𝐭𝐢𝐜 𝐈𝐫𝐨𝐧𝐲 ✔️ Where stories live. Discover now