Chapter 15

1.1K 102 4
                                    

Elena melirik jam dinding di kamarnya yang sudah menunjukan pukul setengah enam. Ia sekarang merasa cemas sekaligus khawatir, karena James belum saja pulang. Bahkan tadi James tidak menjemputnya.

Elena pun menghembuskan nafas pelan lalu melihat Shadow melompat dari ranjangnya dan pergi entah kemana. Elena kembali mengambil bukunya yang tergeletak di atas nakas, tidak ada yang lebih baik dari membaca buku saat ini. Sungguh membosankan jika ia tidak melakukan apa-apa.

Satu jam berlalu, Elena kembali melirik jam, sekarang menunjukan pukul setengah tujuh. Perasaan khawatir kembali menyerangnya, karena James sama sekali belum pulang, tidak biasanya James seperti ini.

Apa pria itu masih marah dan melakukan hal ini?

Elena bangkit dari ranjangnya dan ingin menutup tirai jendelanya, namun saat ingin menutupnya, ia melihat James ada di depan rumah —bersama seseorang. Lebih tepatnya seorang wanita.

Wanita itu memeluk James dan melambaikan tangannya sebelum pergi. James membalas lambaian itu dan masuk ke pekarangan rumah.

Elena menutup tirai dengan kasar dan segera menemui James di bawah, ingin meminta penjelasan. Tentu saja James membuatnya marah dan kesal. Karena James sama sekali tidak mengabarinya. Itu menyebalkan.

James membuka pintu dan langsung di hadapi oleh Elena. Pria itu hanya bersikap santai, seolah tidak terjadi apa-apa. Bahkan pria itu masih enggan bicara padanya.

"Kemana saja kau?" tanya Elena datar —seperti biasanya.

James berdehem kecil tanpa menolah ke arah Elena. Seperti ingin menjawab pertanyaan Elena, namun tak kunjung James menjawabnya.

"Kau marah padaku?" tanya Elena lagi.

James akhirnya menoleh dan tersenyum kecil. "Tenang saja, aku tidak marah," ucap James dan melangkah melewati Elena.

"James!" panggil Elena tinggi membuat James berhenti dan menoleh lagi ke arah gadis itu.

"Kau yakin tidak marah padaku?" tanya Elena lagi, datar, dingin serta kesal. Karena sikap James menurutnya sangat aneh.

James tersenyum lagi. "Ya, aku yakin," ucap James dan kembali melangkah.

"Lalu apa yang kau lakukan seharian ini, dan di mana mobil mu?" tanya Elena. Lagi-lagi James harus berhenti melangkahkan kakinya.

James memutar badannya. "Aku bekerja dan mobilku di bengkel, seseorang akan mengantarnya nanti," balas James sangat tenang, Elena terdiam.

"Siapa wanita tadi?" tanya Elena kemudian. Ia menatap curiga. "Kau berkencan dengannya?" tanyanya lagi, entah kenapa otaknya berpikir sembarangan. Sial!

James tersenyum miring mendekati Elena. "Jika kau bisa, kenapa kakakmu tidak bisa?" kata James mengusap kepala Elena dan berlalu.

Elena mengepalkan tangannya menatap punggung James, pria itu sedang menaiki tangga. Lalu Elena melepas kepalannya. Jangan sampai emosi menguasai dirinya saat ini.

Sudah jelas, James marah karena alasan tidak masuk akal itu. James membuatnya sedikit tersinggung dengan jawaban itu. Tentu saja Elena merasa sedikit kesal, ucapan James jelas sekali menyindirnya. Pria itu memang marah karena ia dekat dengan seseorang.

Memangnya kenapa ia dekat dengan Sean?

Setelah makan malam bersama James dalam keheningan. Elena segera beranjak menuju kamarnya. Elena duduk bersandar di ujung ranjangnya. Tidak habis pikir dengan perkataan kakaknya. Elena yakin James masih marah padanya, sehingga menyindirnya seperti itu.

Lalu Shadow melompat kepangkuannya, kucing itu sangat manja. Elena mengelus bulu hitam kucing itu dan sedikit tersenyum.

Tiba-tiba wajah Sean —oh, kenapa pemuda itu lagi? Perasaannya juga semakin aneh saat mengingatnya. Jantungnya akhir-akhir ini sering berdetak tidak normal. Seperti merasa takut, tapi entahlah. Biasanya jantung seseorang akan berdetak lebih cepat saat merasa takut. Namun ini sedikit berbeda.

ROSE DEATH ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang