Chapter 30

861 81 2
                                    

“Tidak! Ini aku.”

Terkejut, Elena melepaskan pelukannya lalu mendongakan kepalanya. Menemukan sepasang bola mata menyerupai samudra. Ia menyebut orang yang salah. Bagaimana mungkin ia tidak tahu bahwa itu adalah Sean. Elena sangat mengenal aroma tubuh Sean setiap kali pemuda itu berada di dekatnya. Namun kali ini Elena benar-benar keliru.

“Maafkan aku,” ucap Elena pelan.

Sean tidak menghiraukan ucapan Elena karena perhatiannya teralihkan karena luka di wajah dan juga lengan gadis itu yang terlihat cukup serius, seperti baru saja diserang oleh seseorang.

“Kau terluka. Bagaimana? Apa yang telah terjadi?” tanya Sean khawatir.

“Hanya kecelakaan kecil,” balas Elena berusaha terlihat lebih baik. Namun Sean tidak mempercayainya, raut wajah Elena terlihat tidak yakin.

Sean menyentuh luka goresan di wajah Elena dengan lembut dan hati-hati. “Aku tahu kau berbohong. Seseorang telah melukaimu. Katakan siapa orangnya!” pinta Sean cemas.

“Jika aku mengatakannya. Apa yang akan kau lakukan? Menceramahinya dengan gaya seorang ayah yang mengetahui putrinya telah diperlakukan dengan buruk. Begitu?” tanyanya. Sean menurunkan tangannya dan memicingkan matanya menatap gadis itu.

“Aku bukan ayahmu,” balas Sean. “Kau ini kenapa menjadi sangat menyebalkan Elena?” tanyanya. Ekspresi Sean membuat Elena ingin memeluk pemuda itu dan mengatakan bahwa ia hanya bercanda.

“Kau terlalu serius, aku baik-baik saja. Kau tidak usah mencemaskanku hanya karena luka ini.” terang Elena mencoba membuat Sean tidak terlalu khawatir, tapi Sean tetap tidak mengubah ekspresinya dan terdiam memandangnya.

Elena menjadi gemas melihat tingkah Sean yang sedang kesal seperti ini karena ucapannya. Ia tidak ingin membuat Sean terlalu khawatir dan cemas karena dirinya. Sean sudah terlalu banyak mendapat ancaman bahaya karena semua ini.

“Kau sendiri terluka, apa yang terjadi? Apakah Damien yang melakukannya?” tanya Elena seolah mengetahuinya.

“Iya,” balas Sean singkat. Ekspresinya masih sama saja.

“Kesalahanmu yang tidak menurutiku. Kau harus kembali Sean.” Elena akhirnya melangkah ke tepian danau.

“Dan membiarkanmu sendirian?” tanya Sean membuat Elena berhenti sebelum mencapai tepian danau itu.

“Aku akan tetap sendirian.” Sean bisa merasakan nada keputus asaan dalam ucapan Elena.

Sean melangkah dalam air mendekati Elena, ia menatap punggung gadis itu dan juga rambut hitamnya yang tergerai basah. Satu hal yang tidak bisa Sean lupakan, aroma tubuh Elena yang menyerupai bunga mawar. Sean menyukainya saat ia berada di dekat Elena.

“Kau tidak sendirian. Selama aku berada di dekatmu, sebagai —temanmu.” Sean berkata dengan ketidak yakinannya. Elena masih terdiam, tidak mengatakan apapun. Keheningan menyelimuti atmosfer di sekitar mereka, menimbulkan kecanggungan.

“Teman?” tanya Elena kemudian, meragukan kata itu.

“Iya, tidak buruk kan?” tanya Sean kembali. Menatap punggung Elena yang sama sekali tidak bergerak, gadis itu mematung.

ROSE DEATH ✔Where stories live. Discover now