Chapter 40

633 67 1
                                    

Acara yang awalnya berjalan lancar, kini digantikan dengan ketegangan saat jendela-jendela besar hingga yang berukuran kecil terbuka lebar dan menimbulkan suara yang sangat menganggu. Bukan tanpa sebab atau sebuah kebetulan. Ini dilakukan oleh seorang penyusup yang juga ingin bergabung dan menghancurkan acara tersebut.

Lalu ribuan kelelawar masuk melalui jendela-jendela dan menyerang seisi aula utama. Sontak para prajurit harus turun tangan untuk melindungi tamu kerajaan dan juga keluarga Kerajaan Altas.

Raja Altas pun langsung memiliki firasat buruk setelah melihat ribuan kelelawar itu dan turun tangan melindungi Istrinya. Sementara Edward melindungi Elena dengan mendekap gadis itu erat-erat dan membunuh kelelawar yang datang menyerangnya menggunakan pedang.

“Apa yang terjadi?” tanya Elena yang berlindung dalam dekapan Edward.

“Aku tidak tahu darimana datangnya kelelawar-kelelawar sialan ini,” balas Edward menebas-nebas kelelawar yang mendatanginya.

Lalu Edward merasakan tubuh Elena ditarik oleh seseorang dari pelukannya. Ternyata pemuda itu dan Alexander datang.

“Sean!” seru Elena dan memeluk pemuda itu erat, menyalurkan rasa rindunya. Tapi ini bukan waktu yang tepat untuk saling merindukan.

“Kau tidak apa-apa?” tanya Sean khawatir menangkup dagu Elena dan gadis itu menggeleng.

BUR

James mulai membakar kelelawar yang menyerangnya. “Mereka terlalu banyak!” keluhnya. “Jangan sampai kalian menyentuhnya, ini bukan sembarang makhluk bersayap yang menyebalkan,” sambungnya tampak kesal.

Kelelawar itu berdatangan lebih banyak dan seisi aula utama terlihat kewalahan mengahapi makhluk itu. Bahkan tamu undangan ikut membasminya dengan kekuatan mereka masing-masing.

Dan kini seekor kelelawar hendak menyerang Sean. Tapi Elena tidak akan membiarkan Sean terluka karena makhluk terkutuk itu.

“Sean awas! Akh...,” pekik Elena ketika seekor kelelawar yang berhasil ia tangkis mencakar lengannya sampai berdarah.

“Elena!” teriak James dan Edward bersamaan dan menghampiri Elena yang berada di pelukan Sean. Keduanya mulai menampakan raut khawatirnya.

Seketika kelelawar-kelelawar itu pergi begitu saja setelah melukai Elena. Semua orang yang berada di aula tersebut kini perhatiannya tertuju pada Elena yang tampak tak berdaya dalam pelukan seorang pemuda.

“Elena, katakan sesuatu!” pinta Sean mengusap-usap wajah Elena.

"Sean, aku... mencintaimu," ucap Elena tertahan-tahan sembari menangkup wajah Sean. Pemuda itu pun mengangguk dan mengusap wajah Elena.

"ROSE!" teriak Ratu Elvisa tergesa-gesa, panik dan khawatir mengetahui putrinya terluka. Lalu sang ratu bersimpuh di hadapannya.

“Kau terluka,” kata Elvisa begitu shock. “Kau harus bertahan, ibu akan melakukan apapun untukmu,” sambungnya khawatir.

Elena menggeleng. “Kau —tidak perlu me...,” Elena tidak sanggup melanjutkan kalimatnya dan akhirnya dia menutup kedua matanya dan tidak sadarkan diri.

“Rooossseee....” teriak Elvisa lantang. Ia melihat Elena tampak tak bergerak ataupun bernafas. Ratu Elvisa tidak mempercayai hal ini. “Kenapa putriku tidak…,” Elvisa pun terhuyung kebelakang dan Edward menahan tubuh ibunya yang juga tak sadarkan diri.

“Ibu!” lirih Edward.

Raja Altas yang sedari tadi memperhatikan mulai mendatangi istrinya. Masih dengan sikapnya yang dingin dan tenang, ia mulai mengambil alih tubuh Elvisa.

ROSE DEATH ✔Where stories live. Discover now