DR 1. Kedatangan Calon Mertua

12.5K 631 32
                                    

"Setiap pertemuan, pasti ada maknanya. Jadi, kamu harus menemukan makna itu agar paham kenapa Tuhan mempertemukanmu dengannya."

-DETAK RASA-

"Meja nomor 23, Kak."

Kinan tersentak dari lamunannya lalu berdiri melayani tamu yang tengah bediri di depan mejanya. Langsung memencet angka 23 pada keyboard dan melihat totalan pesanan yang dipesan oleh seorang gadis SMA tersebut, terlihat dari seragam yang di kenakan gadis tersebut.

"Tiga puluh enam ribu, dek," jawab Kinan yang langsung di angguki oleh gadis SMA itu sambil menyodorkan uang Rp 50.000 ke arah Kinan.

Kinan menerima uang itu, lalu mengambil kembalian Rp 14.000 dari laci meja.

"Terimakasih dek," ucap Kinan sambil memberikan uang kembalian dan struk pesanan gadis itu.

"Sama-sama Kak," ucap gadis itu tersenyum menerima uang dan kertas yang disodorkan Kinan.

Lalu gadis itu berjalan hendak pergi namun kembali menoleh pada Kinan.

"Melamun terus Mbak, mikirin Mas Rafka ya?" ucap gadis itu berbisik pelan sambil mengedipkan matanya.

"Dek!" kesalku karena bisa-bisanya dia menggodaku disaat banyaknya antrian di belakang yang hendak membayar pesanan.

Dia tersenyum. "Ku tunggu lima menit lagi ya Mbak," ucapnya lalu melenggang pergi, keluar dari kafe.

Kinan menghela nafas. Adiknya itu - Nasya, jahilnya minta ampun, tidak melihat kondisi.

Lelaki dibelakang Nasyapun maju, "Nomor 2," ucapnya.

Kinan mengangguk, lalu menekan angka dua pada keyboardnya.

"Delapan belas ribu, Mas," ucap Kinan, lelaki itupun mengangguk lalu mengeluarkan uang dua puluh ribu.

"Makasih," ucapnya lalu pergi setelah menerima uang kembalian dan struk pesanannnya, Kinan menatap punggung lelaki itu, sedikit kesal karena dia pergi begitu saja. Padahal Kinan belum mengucapkan terimakasih.

Walaupun hanya ucapan terimakasih, tapi ucapan itu bernilai besar, karena tamu yang datang telah menyempatkan diri mereka untuk singgah di kafe ini.

Kinan kembali menoleh pada tamu yang antri didepannya, ada tiga orang yang sedang mengantri. Kinan harus segera menyelesaikan kerjanya karena Nasya, adiknya itu telah menunggu di luar.

"Sinta, bisa gantikan kakak?" tanyaku pada Sinta yang tengah membersihkan meja.

Sinta menoleh, lalu mengangguk. "Bentar, Kak. Tarok ini ke belakang dulu," ucapnya sambil menunjuk gelas dan piring kotor.

Kinan mengangguk. Sambil menunggu Sinta datang, Kinanpun kembali melayani tamu yang ingin membayar pesanan mereka.

Lima menit kemudian, Sinta kembali mendekatinya. Mengambil alih tugas Kinan.

Kinanpun segera beranjak lalu meraih tasnya, keluar dari kafe dan berjalan menuju parkiran.

Adiknya itu tengah berbincang dengan seseorang. Takut menganggu Kinan memperkecil langkahnya dan berdiri tidak jauh dari mereka.

Beberapa menit kemudian, Nasya menyadari keberadaan Kinan. Memanggil kakaknya itu.

Kinan tersenyum lalu berjalan mendekat, lelaki yang tadi berbicara dengan Nasyapun pamit dan segera pergi. Kinan tau kalau lelaki itu adalah tamu kafenya tadi, lelaki yang pergi begitu saja setelah mengucap terimakasih tanpa mendengar ucapan terimakasih dari mulut Kinan terlebih dahulu.

Detak Rasa [END]Where stories live. Discover now