Pregnant (Special Chapter) Part 2

630 32 4
                                    

Hye menarik kopernya dengan beribu perasaan, Taxi yang baru saja ditumpanginya belum juga bergerak dari tempatnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hye menarik kopernya dengan beribu perasaan, Taxi yang baru saja ditumpanginya belum juga bergerak dari tempatnya. Hye tidak menoleh ke kiri maupun ke kanan ketika beberpa pengawal yang berjaga di pos kediamannya membungkuk memberi hormat.

Hye tidak langsung menekan sandi rumahnya melainkan menghela nafas sejenak, dia juga tidak yakin Hyun ada di dalam. Ada jeda sekitar dua menit hingga akhirnya dia memutuskan menekan angka-angka sandi rumahnya.

Gelap, sama seperti ketika dia meninggalkan rumah ini beberapa jam yang lalu. Perlahan kakinya bergerak melangkah masuk, tangannya terangkat menekan saklar lampu, sesaat dia terkesiap, dia melihat Hyun yang sedang duduk menatapnya dingin tidak berkedip. Pria itu terus memandangi Hye, matanya merah, rambutnya berantakan, bibirnya pucat dan kering, terkatup rapat.

Di meja terdapat beberapa botol alkohol yang masih utuh, sebuah gelas  yang berisi setengah. Dia mengenakan kemeja hitam, jaket hitam berada di lantai tak jauh dari tempatnya. Penampilan Hyun sangat kacau.
Namun Hye tidak mau mengomentari tentang penampilan pria yang masih menatap nya tanpa berkedip hingga beberapa menit. Hye memikirkan kata sebagai pembuka bicaranya.

"Oppa, kamu kan yang melakukannya?" Kata Hye akhirnya setelah cukup lama mematung.

"Melakukan apa?" Hyun balas bertanya, suaranya terdengar berat dan  serak.

"Mengapa tiba-tiba aku tidak bisa meninggalkan Jepang? beberapa alasan petugas di bandara sangat konyol serta tidak masuk akal menahan peberbangan ku ke seoul. Aku tahu ini ulah mu kan?" Hye langsung mengatakan apa yang ada di pikirannya, dia sebenarnya tidak punya bukti namun sangat yakin semua itu adalah perbuatan Hyun.

"Iya, oppa yang melakukannya. Kamu marah?" Jawab Hyun sambil memungut jaketnya yang tergeletak di lantai serta meletakkan di sisinya.

"Mengapa sampai sejauh itu? Mengapa tidak oppa biarkan saja aku pulang, wah seharusnya aku sudah di rumah orangtua ku saat ini." Tukas Hye. Sesaat Hyun menarik nafas panjang, mengusap rambutnya ke belakang, sepertinya dia sedang memikirkan apa yang ingin dikatakan nya. Kini tatapan nya beralih pada Hye yang semakin kikuk.

"Oppa sudah bilang pada mu sebelumnya kan, ketika kamu sudah berada di samping maka jangan pernah berpikir untuk pergi karena oppa tidak akan pernah mengizinkannya hingga sampai kapanpun. Ketika oppa mendeklarasikan dirimu sebagai wanita oppa maka saat itu kamu sudah terikat selamanya. Mungkin kamu akan menganggap suami mu saat ini sedang mabuk, ya ..oppa memang sedang mabuk, oppa hampir gila karena teramat terobsesi pada mu. Jadi oppa mohon maafkan oppa dan jangan pernah lakukan ini lagi." Kata Hyun cukup panjang sejenak membuat Hye terhenyuk. Perasaan kesalnya perlahan berubah menjadi perasaan bersalah, sepasang manik mata yang terus menatap nya lekat, itu bukan tatapan kemarahan melainkan tatapan penyesalan yang tulus.

"Aku pikir oppa tidak sayang lagi, oppa cuek dan dingin membuat aku tidak nyaman. Aku pikir dengan pulang ke rumah orangtua ku barangkali bisa menata sikap egoisku." Ujar Hye, wajahnya menunduk, Hyun bangkit dari duduknya berjalan menuju Hye yang masih mematung. Diambilnya koper dari tangan Hye lalu dibawanya ke kamarnya yang berada di lantai dua. Tidak lama kemudian dia kembali.

STAY WITH ME (Season 2) (Completed✅)Where stories live. Discover now