Bagian 01 : Penolakannya

13.3K 1.2K 94
                                    


*****


Sejak kecil Yoongi tahu keluarganya berbeda. Saat usianya menginjak angka sepuluh tahun, Yoongi tahu jika kata cerai yang Mama dan Papa ucapkan dulu, adalah awal dari perpisahan telak yang membuat Yoongi jauh dari sang Mama.

Duabelas tahun lalu, Yoongi sering mendengar teriakan serta perdebatan Mama dan Papa. Pun saat itu usianya masih cukup belia untuk memahami hal tersebut. Hingga Yoongi tidak tahu, jika pertengkaran tersebut akan berujung perpisahan orangtuanya.

Malam bersalju di penghujung Desember duabelas tahun lalu adalah malam terakhir ia melihat wajah sang Mama. Sebab saat Yoongi membuka pejam lelapnya di pagi hari, suasana rumahnya menjadi hening dan asing.

Yoongi tidak mendengar celotehan nyaring Jimin yang menyebalkan juga teriakan Mama yang menyuruhnya untuk segera sarapan. Yang ia lihat hanya sosok superheronya yang tertidur di sofa kamarnya sambil memeluk pigura  foto Jimin dan dirinya.

Pun saat Yoongi bertanya, Papa hanya berkata Mama pergi bersama Jimin dan tidak akan pernah kembali lagi.

Haha, mustahil.

Yoongi tidak percaya, Mama tidak mungkin meninggalkan Yoongi sendiri, bahkan tanpa ucapan selamat tinggal. Mama tidak mungkin mencampakan Yoongi begitu saja. Mama ..., tidak mungkin melupakan Yoongi.

Tapi ketidakmungkinan yang Yoongi pikirkan itu memang benar faktanya. Mama pergi, bersama Jimin dan tak pernah kembali sampai usia Yoongi menginjak duapuluh dua tahun.

Hingga ia menjadi pianis serta produser sukses di usianya yang masih sangat muda. Pun juga sang Papa yang telah kembali berkeluarga dan membangun rumah tangga kecil yang hangat namun begitu asing untuk Yoongi.

Kendati demikian, sejak dulu ada satu pertanyaan yang ingin Yoongi tanyakan pada sang Mama jika mereka kembali di pertemuan oleh semesta.

Kenapa Mama hanya membawa Jimin untuk pergi bersamanya?

Sebab Yoongi paham betul sejak kecil, Mama bahkan tidak begitu perhatian pada Jimin. Bahkan untuk mengingat ulangtahun Jimin pun, Yoongi sangsi jika sang Mama mengingatnya. Pun sejak kecil, Mama paling dekat dan selalu memanjakan Yoongi ketimbang Jimin.

Yoongi tidak membenci Jimin. Tidak pula membenci Mama yang menghilang tanpa sudi menjumpainya barang sehari. Bagaimanapun Jimin pernah menjadi sosok yang paling ia jaga dan ia lindungi saat kanak-kanak.

Pekik nyaring serta celotehan cerewet Jimin kecil adalah inspirasi alunan melodi yang ia ciptakan dengan musiknya.

Seberharga itu sosok Jimin kecil untuk Yoongi.

Namun kendati demikian, keputusan Mama yang hanya membawa Jimin bersamanya bahkan tanpa berpamitan pada dirinya sedikit menumbuhkan rasa kecewa yang mengakar dalam diri Yoongi.

Dan rasa kecewa yang menumpuk tersebut membuat pandangan Yoongi pada sosok Jimin kecilnya berubah setelah duabelas tahun berpisah.

Sebab setelah perpisahan Mama dan Papa malam itu, hari-hari Yoongi di penuhi tekanan dan tuntutan dari Papa agar sempurna di segala aspek. Yoongi kecil kehilangan sosok Papa yang selalu hangat untuknya. Papa menjadi pribadi yang tertutup dan jarang pulang hingga melupakan presensi Yoongi di rumah.

Tanpa sosok Mama yang selalu merawat Yoongi saat demam, tanpa sosok Jimin kecil yang menjadi penghilang jenuh dari tuntutan sang Papa.

Hal itu yang membuat sosok Yoongi kecil menjadi pribadi yang dingin tak tersentuh hingga beranjak dewasa, hubungan Yoongi dan Papa menjadi renggang bahkan setelah sang Papa menikah kembali lima tahun lalu.

Melodious [Sibling Brother] ✔Where stories live. Discover now