Bagian 15 : Keputusannya

7.4K 1K 308
                                    

Revisi ver!
.

Halo! Udah nabung belum?
Bentar lagi si bungsu mau open po lho:)
.

Pagi itu bisu tanpa hangat obrolan yang biasa mengisi. Lima presensi di sana seakan tak memiliki topik pembuka yang cocok untuk pagi yang terasa canggung bagi mereka.

Di ujung sana, Hanna sedang menyiapkan sarapan untuk suami dan anak-anaknya termasuk Jimin. Si penghuni baru itu terlihat terus menunduk saat Hanna menyuruhnya sarapan bersama. Anak itu sempat menolak, tapi Jungkook tetap memaksa sampai Jimin pasrah.

Jimin hanya tidak tahu, kalau ternyata Papanya juga ada di rumah. Jimin pikir Papanya masih sibuk bekerja, dia tidak terlalu mempermasalahkannya. Tapi saat tadi pagi ia terbangun dan melihat sosok Kyunsoo yang tengah bersantai dengan segelas kopi, Jimin langsung di buat semakin ciut tanpa berani mengangkat wajahnya.

Sekarang pun, pemuda itu hanya diam saat Hanna meletakkan menu sarapan di piringnya. Kepalanya masih ia tundukan, tak berani menatap Kyunsoo maupun Yoongi, yang sama-sama memiliki aura berat bagi Jimin.

"Lho, kenapa tidak di makan sarapannya, Jim?"

Suara pertama Hanna yang memecah sunyi itu membuat Jimin tersentak. Ia buru-buru mendongkakan wajahnya sampai tanpa sengaja bertemu pandang dengan iris tegas sang Papa.

"Duh, kau kaget ya? Melamun apa sih, kau merindukan Mamamu ya?" Hanna kembali bertanya lembut. Ibu kandung Jungkook itu hanya merasa gemas dengan sikap Jimin yang hanya menunduk sedari tadi.

"Tidak kok, Bibi. Aku tidak melamun." kata Jimin menjawab sungkan.

Dan suara Jimin yang terkesan formal itu benar-benar tidak kontraks dengan suara cemprengnya. Membuat Hanna lagi-lagi tersenyum gemas. Dia berjalan ke sisi Jimin, tepat di sebelah Jungkook. Lalu mengambil duduk di antara Jimin dan Jungkook.

"Aduh, kau ini lucu sekali sih. Ibu jadi gemas." Hanna tidak tahan untuk tidak mencubit pipi memerah Jimin. "Sayang sekali Jungkook sudah tidak menggemaskan lagi. Badannya malah mirip binaragawan daripada siswa junior."

"Ibu!" Jungkook berseru tak terima saat ibunya menceletuk asal tentangnya. "Ini namanya pubertas, Bu. Pubertas! Aku akan segera menjadi lelaki sejati."

Hanna mengangguk saja seraya menatap putranya yang tengah menyantap sarapannya. Lalu pandangannya kembali beralih pada Jimin yang tengah mengerjap-ngerjap lucu menatap sarapannya.

"Duh lihat Jim, matamu kecil sekali. Mirip seperti Yoongi. Tapi kakakmu tidak ada imut-imutnya." Hanna kembali menggoda Jimin, anak itu semakin merunduk menahan malu.

"Kau ini sebentar lagi lulus, tapi wajahmu masih seperti bayi. Jung, ibu jadi ingin membuatkan adik untukmu."

Ucapan spontan Hanna membuat Kyunsoo tersedak seketika, segara dia mengambil air putih di sebelahnya dan meneguknya hingga tandas. Lelaki tegas itu lantas menatap Hanna setelahnya, yang di tatap malah memberi kerlingan mengerikan bagi Kyunsoo.

Lalu Yoongi sendiri hampir menyemburkan isi mulutnya. Tidak percaya dengan ucapan Hanna yang blak-blakan. Oke, mulai sekarang, Yoongi harus menjauhkan ibu tirinya itu dari hal-hal yang menggemaskan.

Seperti Jimin contohnya.

"Aku setuju Bu! Aku juga mau adik baru, yang kembar identik kalau bisa. Wajahnya di buat seperti kak Jimin saja biar awet lucunya." Lain dengan Kyunsoo dan Yoongi, Jungkook malah berseru girang sambil mengangkat tangannya. Wajahnya berseri-seri sambil berujar menggebu.

Melodious [Sibling Brother] ✔Where stories live. Discover now