Huang Xue Na - 8

7.8K 534 21
                                    


Di saat rumah pertama kediaman Huang sibuk mengurus Xue Na yang kembali terbangun pada saat dirinya telah mencapai ambang kematian, dan rumah kedua kediaman Huang tengah mendapat kemarahan Huang Di Lu. Maka rumah ketiga kediaman Huang nampak sangat santai dan juga sangat senang sehingga menikmati kemalangan yang menimpa rumah pertama dan rumah kedua alami.

Secara naluriah, semua rumah yang ada di kediaman utama Huang selalu bersaing secara sembunyi-sembunyi. Mereka tidak pernah saling akur satu sama lain, walaupun tinggal di kawasan yang sama.

Huang Li Shen yang merupakan anak pertama dari istri sah mendiang jendral besar Juan, memiliki sifat dan sikap yang sama dengan mendiang jendral besar Juan. Sedangkan Huang Di Lu yang merupakan anak kedua dari seorang selir memiliki sifat yang tidak beda jauh dari mendiang selir pertama jendral besar Juan. Berbanding terbalik dengan keduanya, Huang Chao Cai sama sekali tidak menuruni sikap dan sifat mendiang jendral besar Juan yang cerdas, pemikir dalam, tegas, kejam dan berwibawa, atau sikap dan sifat mendiang ibunya yang lemah lembut, cerdas serta licik.

Huang Chao Cai terkesan santai dan masa bodoh, ia tidak pernah ingin bersusah-susah menjilat banyak orang demi merangkak naik dan membuat posisi dan jabatannya semakin tinggi seperti yang di lakukan Huang Di Lu. Ia juga tak ingin bersusah payah melatih dirinya cukup keras, bertarung dengan para musuh dan mempertaruhkan nyawanya demi mempertahankan keamanan dan melindungi rakyat dan kerajaan seperti yang di lakukan Huang Li Shen.

Huang Chao Cai menikmati hidupnya yang lebih memilih menikmati hasil jerih payah mendiang ayahnya dan juga kedua saudaranya, sebab ia tak ingin membuang-buang tenaganya untuk hal yang percuma dan menurutnya sia-sia.

Hanya dengan prestasi kakak pertama dan kakak keduanya, semua mentri dan pejabat lain akan menghormatinya juga sebab ia juga dari keluarga yang sama. Terlebih sekarang kedua ponakannya, Huang Xin Fai yang kini menjabat sebagai jendral dan Huang Qiu Lay yang saat ini meraih prestasi besar sebagai perdana mentri peringkat senior pertama membuat nama keluarga Huang semakin tinggi dimata kalangan rakyat dan bangsawan.

Walaupun awalnya Huang Chao Cai amat sangat iri dengan prestasi dan pencapaian kedua putra dari kakak pertamanya, namun setidaknya ia patut bersyukur, sebab berkat mereka semua orang tidak lagi memandangnya rendah.

"Kapan terakhir aku merasa sesenang ini?" Gumam Huang Chao Cai.

.
.
.

Xue Yui, atau sekarang telah berubah nama menjadi Xue Na hanya menatap malas tabib yang tengah mengobatinya.

Setelah mengobati Xue Na dan memberi resep obat, tabib tersebut lantas pamit undur diri setelah mendapat bayaran. Sebelum tabib pergi, ia lebih dulu menjelaskan kondisi Xue Na. Tabib itu berkata, tidak ada luka yang parah, hanya ada beberapa luka kecil dan goresan yang akan hilang setelah di beri salep. Namun Jendral Shen terus bersikukuh memerintah tabib tersebut memeriksanya berulang kali, hingga jawaban tabib itu memuaskan.

Sayang ada hal yang belum tabib itu mengerti, mengenai keluhan jendral Shen yang mengatakan putrinya melupakan namanya sendiri, selain namanya ia juga melupakan keluarga dan orang-orang terdekatnya.

Saat tabib memeriksanya beberapa waktu yang lalu, tabib sama sekali tidak menemukan luka atau lebam hasil benturan keras yang membuat Xue Na lupa ingatan. Mungkin saat ini Xue Na terlalu terkejut hingga sistem syaraf otaknya belum bekerja secara maksimal.

Xue Yui, ah maksudnya Xue Na hanya mampu menghela nafas lelah. Ia tak habis pikir, mengapa jendral Shen yang merupakan ayahnya di masa ini bersikukuh untuk meneriksa apakah ia hilang ingatan atau tidak. Nyatanya hal yang jendral Shen lakukan adalah kesia-siaan, sebab ia sama sekali tidak hilang ingatan, ia hanya tak tau apa-apa dan jelas tidak ingin tahu apa - apa. Saat ini Xue Yui hanya ingin fokus mencari cara agar ia bisa kembali pulang kemasanya. Ia yakin, orang-orang suruhan keluarganya dan orang-orang terdekatnya sedang khawatir mencarinya.

"Aku ingin pulang!"

.
.
.
.
.

^ Huang Xue Na ^

TBC

Written on Jun 22th, 2019

Huang Xue Na (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang