Prolog. ♡

13.5K 571 11
                                    


- wHat?! -

Happy reading 💜.

.
.

"Seulgi - Ah, Apa kau ingin menggantikan bibi bekerja?" Tanya bibi sedikit mengembangkan senyuman diwajahnya.

Yeah, Memang aku sedang membutuhkan pekerjaan. Eomma ku sering sakit - sakitan dan tidak mungkin aku membiarkannya tetap bekerja sementara aku hanya menjadi pengangguran.

Aku tidak ingin meninggalkan peluang ini, mengingat akhir - akhir ini sangat sulit mencari pekerjaan.

"Aku mau bi, memang pekerjaan apa?"

"Pembantu, kau kan sudah sangat berpengalaman dengan hal rumah tangga, bibi mau pindah ke Daegu. Karena itulah bibi menyerahkan pekerjaan ini untuk mu. Biarkan ibu mu ikut dengan bibi di Daegu." Ucap bibi seraya mengusap rambutku.

"Nanti, ikut bibi ya? Semoga kau tidak terkejut setelahnya." Lanjutnya terkekeh pelan.

Sementara aku hanya mengangguk samar menanggapi bibi, aku sangat hafal dengan bibi. Dia selalu saja membuatku penasaran tapi, saat aku menanyakannya ia tetap saja tidak ingin memberi tahuku. Meskipun aku merengek dia tetap saja fokus pada tujuannya, membuatku penasaran.

Menyebalkan, tapi aku sangat menyayanginya seperti aku menyayangi Eommaku.

°°°°°

Aku membawa beberapa tas yang berisikan barang - barangku, selama bekerja aku juga butuh mereka bukan? Aku tidak harus bergantung kepada orang lain.

Saat turun dari Taxi, aku hampir saja tersedak minuman yang aku teguk karena melihat rumah besar nan mewah didepanku. Aku  berlali mendahului bibiku lalu berdiri didepan pagar yang cukup tinggi ini.

"Bibi, apa aku akan bekerja disini?" Tanyaku pada bibi keheranan.

"Iya, dimana lagi? Bibi sudah menghubungi Nyonya Park. Dia memperbolehkan mu bekerja disini."

Aku tidak menyangka akan tinggal dirumah sebesar ini, sampai aku lupa jika tujuanku datang kerumah ini adalah untuk bekerja. Ya, menjadi pembantu. Bukan pemilik rumahnya.

"Woah..." aku kagum dengan rumahnya.

Ini masih diluar rumah, belum yang ada didalam. Pasti akan sangat mewah, aku sangat yakin.

Terlalu lama memandangi rumahnya sampai aku tidak melihat bibi yang berjalan mendahuluiku setelah Penjaga membuka gerbangnya. Ah, aku seperti tinggal di dunia dongeng saja.

Dengan tergesa - gesa aku mengambil Tas ku lalu berlari mendekati Bibi yang mulai jauh dariku. Setelah sampai didepan rumah, bibi menekan bell dan

BOMM!

Pintu terbuka dan menampakkan pemandangan yang sangat indah, mataku membulat saat melihat isi didalam rumahnya. Semuanya terlihat seperti sebuah lukisan, banyak sekali benda yang kelihatannya sangat mahal.

Apa aku sedang bermimpi?

Saat masih di ambang pintu, tiba - tiba saja ada anak kecil yang berlali mendekati Bibi lalu memeluknya. Aku sendiri suka dengan anak kecil, reflek aku menjatuhkan tas ku lalu mendekati anak kecil itu.

Ouh, tunggu!
Seingatku anak kecil tidak suka dengan orang asing, maka hal pertama yang harus aku lakukan adalah dengan memperkenalkan diri.

Aku tersenyum kikuk lalu melambai - lambaikan tangan ke arah anak kecil itu.

• W H A T •  ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang