Chapter 17. ♡

2.5K 233 4
                                    

- wHat?! -

3 hari, tidak cukup lama.
Tapi Jimin berusaha untuk melupakannya, dan ini adalah kesempatan Jennie untuk mendapatkan kembali hati Jimin.

Dan Taehyung, dia sudah berhasil mendapatkan hati Boori kembali setelah perjuangannya. Tapi Suga, dia rasa Suga sudah fokus dengan dunianya sendiri.

Pagi - pagi Jennie sudah tiba dirumah Jimin, dia menyapa beberapa adik Jimin.

"Oh, kak Jennie? Tidak biasanya kau datang ke rumahku sepagi ini. Ada apa?" Tanya Taehyung saat melihat Jennie yang mulai memasuki rumah Jimin.

Jennie sedikit berlari ke arah Taehyung, lalu duduk disampingnya sambil tersenyum.

"Aku ingin membuat makanan untuk Jimin dan juga Eomma mu, dimana mereka?" Tanya Jennie seraya memeriksa sekitar.

Taehyung berdecak, "ck. Hanya Eomma dan Jimin? Untukku dan Jungkook? Satu lagi, Jungi?"

Jennie mengedipkan matanya ke arah Taehyung. "Tentu saja semuanya dapat, em.. bibi Yoona! Kau tidak perlu memasak hari ini, biar aku saja!" Sahut Jennie saat melihat bibi Yoona ingin memasak.

-

"Jimin - Ah... apa kau yakin tidak ingin menikah dengan Jennie? Lihat, justru wanita yang kau pilih--"

"Aku ingin fokus dengan pekerjaanku, tolong jangan membahas dia lagi." Potong Jimin dingin.

Jimin selesai memakai dasi kerjanya, dia hendak keluar tapi nyonya Park menahannya. "Jimin - Ah... menikahlah dengan Jennie demi Eommma, Eomma ini sudah sering sakit - sakitan. Lalu siapa yang akan meneruskan perusahaan ayahmu? Jennie sudah sangat berpengalaman dengan pekerjaan seperti itu.. Eomma mohon.. menikahlah dengannya."

Jimin menatap ibu nya lalu menghela nafas, "tapi--"

"Ibu mohon, tolong terima dia sebagai istri mu.."

Jimin menunduk, dia memejamkan mata sebentar lalu kembali mengangkat kepalanya untuk menatap ibu nya.

"Baiklah," ucap Jimin.

-

"Suga! Hey! Disini!" Seulgi melambai - lambai ke arah Suga yang ada diseberang sana.

"Oh!" Segera Suga berlari mendekati Seulgi.

Setelah suga sampai didepannya, dia mengangkat tangannya dan menunjukkan kantong besar berwarna putih.

Suga kebingungan, "a-apa ini?"

Seulgi memutar ke dua bola matanya, "bawakan ini! Huh!" Seulgi menyodorkan kantong plastiknya pada Suga.

Cepat - cepat Suga mengambilnya, "Aku kira kau ingin memberikanku sesuatu," ucap Suga memalingkan wajahnya.

Seulgi melirik tajam ke arah Suga, "banyak bicara! Bawakan itu, katanya kau ingin bertemu dengan wendy bukan? Kau harus membantuku jika tidak--"

"Ah! Yayaya," Suga merebut kantong plastik lagi dari tangan Seulgi lalu berjalan mendahului Seulgi. Melihat tingkah Suga membuat Seulgi terkekeh geli.

-

Didalam mobil, Jennie duduk bersebelaham dengan Jimin. Sementara Jungi berada dibelakang, dia terlihat tidak semangat akhir - akhir ini, Jungi juga susah makan dan juga tidir. Tidak seperti biasanya.

"Jungi, sudah sampai.. sana turun dan masuk ke kelas," ucap Jennie sambil tersenyum tipis ke arah Jungi.

Jungi hanya menatap tajam Jennie lalu keluar dari dalam mobil.

"Aku rasa Jungi tidak menyukaimu Jennie," sahut Jimin mulai melajukan mobilnya.

Jennie terkekeh, "ah.. anak kecil memang seperti itu.. mereka sering merasa takut atau tidak suka dengan orang baru,"

"Jungi tidak pernah seperti itu sebelumnya, semenjak aku melepas... ah, lupakan."

Jennie terdiam, lalu menatap tajam Jimin yang masih fokus menyetir.

Apa dia masih mencintai Seulgi? Cih. - Batin Jennie geram.

-

"Suga, aku harus kembali ke busan," ucap Seulgi seraya meremas bayam yang ada ditangannya.

Suga yang tadinya fokus memotong ikan jadi menghentikkannya, dia berhenti setelah mendengar kalimat dari Seulgi.

"Kenapa?" Tanya Suga.

"Aku.. aku.. setiap malam selalu saja bermimpi tentangnya.."

"Jimin?"

"I-iya, mimpi itu selalu saja terangkai dengan sangat indah. Seolah - olah ada yang menyuruhku untuk kembali kepada Jimin.. Sugaa.." Seulgi memegang tangan Suga lalu menatapnya.

Membuat Suga terkesiap, "apa? Kenapa?"

"Aku masih mencintai Jimin, aku ingin dia kembali denganku.. bantulah aku, kau mau kan?"

"Bagaimana jika Jimin tidak mencintaimu lagi?"

Wajah Seulgi yang tadinya cerah menjadi suram, "Setidaknya.. aku bisa menyingkirkan wanita yang tidak baik untuk Jimin,"



- TBC -

- TBC -

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.
• W H A T •  ( END )Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz