Chapter 12. ♡

2.8K 262 4
                                    

- wHat?! -
♡ Kalian juga bisa kok puter music di mulmed, atas ini 👆 pasti bakal lebih ngena lagi, thanks ♡

I love you 3000, Park Jimin.





.

"Aku sudah menyiapkan pembantu baru dirumah ini, jadi kau tidak perlu lagi bekerja seperti dulu," ucap Jimin seraya berjalan menghampiri Seulgi yang sedang mencuci piring.

"Aku tahu kau akan menyiapkannya," Seulgi masih sibuk mencuci piring, mengabaikan Jimin yang sudah ada disampingnya.

Jimin melotot saat mendengar kalimat dari Seulgi, "Barusan kau bilang apa?"

Seulgi memutar ke dua bola matanya lalu menatap Jimin jengah, "apa kau tuli? Aku mengatakan kalau aku tahu kau akan menyiapkannya, pfft.." Seulgi mendengus lalu kembali mencuci.

"Bukan itu, yang lain.."

Seulgi kembali menatap Jimin, "Apa? Yang mana hah? Kau-- m-maksudku oppa.. aku tidak tahu,"

Jimin tersenyum, ia lalu merebut piring yang sedang Seulgi bawa, "Itu yang aku maksud bodoh, jangan panggil aku dengan sebutan 'kau' ataupun 'Jimin - Ah' panggil aku O.P.P.A" Jimin menoel hidung Seulgi dengan busa.

Seulgi terkejut, dia terlihat seperti badut saat ini. Sangat lucu.

Seulgi melotot ke Jimin, dia tidak terima. Ia mencelupkan jarinya ke busa lalu membalas perbuatan Jimin, dia mengoleskannya pada kening Jimin.

"Rasakan!"

"Wahwahh, kau mengajakku perang busa?"

Jimin tidak terima, dia kembali mengoleskan busa pada pipi Seulgi. Seulgi yang mulai kesal akhirnya juga membalas Jimin, mereka seperti anak kecil.

"Lihatlah, apa mereka tidak ingat umur?" Cibir Jungkook yang menyaksikan tingkah hyung dan kakak iparnya itu.

"Mereka sedang membangun kastil cinta, selagi mereka bahagia, itu tidak masalah.. cinta bisa dirasakan dari mana saja, tapi kadang sulit untuk memilikinya. Waktu berjalan begitu cepat, mereka tidak ingin menyia - nyiakannya begitu saja, sebelum--"

"Kau ini sedang bicara apa hyung? Aku tidak mengerti," potong Jungkook.

Taehyung mendengus lalu menatap tajam Jungkook yang sedang bermain ponsel dengan Jungi, "Aku belum menyelesaikan kalimatku bodoh, jangan dipotong!"

-

"Memanggilnya dengan sebutan oppa sejujurnya membuatku geli, seharusnya aku tidak memurut waktu itu," gumam Seulgi.

Malam ini Seulgi tidak ingin tidur dengan Jimin, dia belum terbiasa tidur dengan seorang lelaki. Jadi dia memilih untuk tidur dikamarnya saja.

Ia melihat bulan dari balik jendela yang ia buka, angin malam ini sangat dingin tapi Seulgi tidak peduli dengan itu.

Tiba - tiba saja Jimin menutup Jendela kamar Seulgi, "kau bisa jatuh sakit sayang,"

Dan ya, rasanya Seulgi sangat geli saat dipanggil 'sayang' oleh Jimin. Karena dia belum terbiasa.

Seulgi terkejut dengan kehadiran Jimin dikamarnya yang tiba - tiba, ia duduk lalu menatap Jimin kesal.

"Apa yang oppa lakukan? Aku ingin melihat bulan dengan jelas," Seulgi protes.

Jimin mendengus, dia lalu tersenyum dan mengangkat kedua tangannya didepan wajahnya, membentuk sebuah lingkaran.

"Tadaa.. kau bisa melihat bulan yang jauh lebih indah sekarang, dia juga bisa kau peluk, cium, dan juga mendampingimu dalam situasi apapun, dia juga mencintaimu dengan sangat tulus, nama bulannya adalah Park Jimin.." Jimin terkekeh.

Ntah kenapa Seulgi merasa sangat tersentuh, ia merasa kasihan dengan Jimin karena selama ini tidak begitu mencintai Jimin, dia salah telah menuduh Jimin.

Ia kira dia hanya untuk pelampiasan saja.

Tapi melihat lelaki didepannya ini, Seulgi merasa telah salah menilai Jimin dengan sangat buruk.

Bersama Jimin, membuat Seulgi selalu saja merasa nyaman. Meskipun didalam tengah - tengah badai sekalipun.

Seulgi tersenyum manis, lalu menatap Jimin dalam, "Dan aku sebagai bintangnya, selalu setia menemani bulan dalam situasi apapun, mencintainya dengan sangat tulus, sama seperti bulan,"

Kalimat dari Seulgi berhasil membuat hati Jimin luluh.

Dia menarik tangan Seulgi, meraih tubuh Seulgi agar mendarat dipelukannya.

Seulgi tersenyum lalu membalas peluka dari Jimin tanpa rasa ragu, Seulgi merasa sangat tenang dan nyaman.

Seulgi mengusap punggung Jimin lalu menatap bulan bersama ribuan bintang yang mengelilinginya malam ini.

"Aku mencintai mu Seulgi, terimakasih telah menerimaku," ucap Jimin lalu mencium kening Seulgi dan kembali memeluknya dengan sangat erat.

"Aku lebih mencintaimu, Park Jimin yang bodoh.." Seulgi terkekeh.

Pelukan di antara mereka berdua, dihiasi dengan indahnya bulan dan juga ribuan bintang dilangit.

Sangat indah,
Mereka sama - sama berharap, agar kisah cinta mereka tidak ada sang penghancur. Mereka ingin hubungannya indah melebihi banyaknya pasangan didunia ini.

Tapi, akankah yang mereka harapkan bisa terkabul?



- TBC -

AHAY 💜

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

AHAY 💜

• W H A T •  ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang