Tea 2. Ardjuna Djakarta

35.4K 4.1K 315
                                    

-

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

-

Pernah ku hampir terpikat seorang pemuda

Tampang dan gaya tampan tiada tercela

Gaya dan lagunya menarik setiap wanita

Lagi pakaiannya serba istimewa.

...

Ku namakan dia Ardjuna Djakarta

- Ardjuna Djakarta -

-

Lea turun dari kendaraan ojek online pagi itu dengan mata masih setengah watt. Tas ransel berwarna biru yang sudah pias tersampir rapi di punggungnya.

Baru beberapa langkah memasuki lobi, bibir tipis milik Lea melengkung tinggi. Seolah ada aura magis yang meminta dia berpindah haluan.

Tanpa perlu berpikir dua kali, kaki yang dilapisi sepatu Vans berwarna merah bata itu berbelok ke kiri. Aroma kental espresso bercampur manisnya pastry menyambut hidung Lea, menggelitik pemiliknya, dan merayu perempuan itu untuk segera ikut berbaris rapi dengan beberapa pengunjung di dalam coffee shop.

"Selamat pagi!" sapa seorang Barista lelaki dan perempuan dari balik mesin grinder, hampir bersamaan.

Kepala Lea mengangguk dengan senyum tipis mengembang. Dari rak kaca tempat pajangan-pajangan coffee shop berderet, dia mendapati rambut sebahunya yang kembali sulit diatur. Lea mendesis, lantas segera dia keluarkan beanie favoritnya dari dalam tas. Trik instan ala Lea.

Usai memastikan penampilannya jauh dari kata buruk rupa, Lea kembali berdiri rapi di barisan. Meskipun diam-diam kedua bola matanya mencuri pandang kepada pemuda dari balik punggung pengunjung. Seorang pemuda yang pesonanya menguar sepanjang sudut ruangan, mengalahkan kuatnya aroma kopi robusta.

Djuanda.

Begitu menurut tulisan yang terjahit rapi pada apron cokelat tua lelaki berkulit terang itu. Kemeja hitam pekat dibalik apron miliknya yang fit body, membuat lelaki itu terlihat menonjol ketimbang karyawan coffee shop yang lain. Apalagi mata tajam ditambah bibir tebalnya entah mengapa selalu sukses membuat dada Lea jumpalitan tidak kenal tempat.

"Itu aja?"

Suara berat milik Djuanda atau Djuan sampai ke telinganya.

"Mont violet-nya satu," jawab pengunjung berjenis kelamin perempuan dengan seragam sebuah Bank swasta di depan Lea.

"Oke. Untuk pesanannya akan kami ant--"

"Oh iya, no straw ya, Mas."

Djuan dari meja kasir tersenyum lebar dan mengangguk. Seperti mencium bau persaingan, Lea menatap curiga si Pegawai Bank dan Djuan bergantian.

 [SUDAH TERBIT] Midnight TeaOù les histoires vivent. Découvrez maintenant