Tea 6. Gaya Panglima

23.2K 3.9K 413
                                    

-

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

-

Gadis mana yang tak rindu akan dikau

Gayamu yang perkasa mirip gaya panglima

-Kopral Jono (Cipt. Ismail Marzuki)-

-

-

Kaki Lea melangkah ringan menuju lobi kantor pagi ini. Bukan semata-mata karena lagu riang dari earphone yang terpasang satu di telinga Lea, apalagi sinar matahari yang menerobos malu-malu dari balik gedung. Namun, ini soal akhir pekannya kemarin.

Dalam otak Lea masih terbayang-bayang senyum manis Djuan dan tiap kalimat yang keluar dari mulutnya. Dia jadi tersipu sendiri bila teringat akan hal itu. Rasanya seperti anak SMA yang baru merasakan cinta pertama. Malu tapi pengen.

Nyit! Blak!

Spontan Lea menoleh ke kiri. Aura merah muda di sekelilingnya berubah suram khas Jumat Kliwon. Apalagi jika bukan akibat sosok Wangsa di tempat parkir VIP.

Lea berdecih melihat pakaian rapi di tubuh Wangsa yang mengingatkan dirinya dengan gaya makhluk 90 an, rapi dan necis tetapi minus rambut klimis. Lebih-lebih dengan adanya Vespa milik Kuntjoro.

Buru-buru Lea berlari masuk ketika kepala Wangsa yang sudah terbebas dari helm menoleh ke arahnya. Kalimat lelaki itu seminggu yang lalu agaknya masih membekas di dada Lea.

Akan tetapi, kedua kaki Lea berhenti mendadak saat ada Djuan di dalam coffee shop. Mata lelaki itu terlihat serius saat menata gelas-gelas pada rak di sisi dinding. Segera, Lea melambaikan tangannya meminta perhatian.

"Hai!"

Dari jauh, Lea melihat Djuan menoleh dan menyapa Lea. Lelaki itu bahkan mengeluarkan ponsel dan meminta Lea mengecek pesan darinya.

Djuanda_Basque :

Hari ini bahagia banget kayanya sampai cuaca di luar kalah cerah sama kamu.

Lea tersenyum lebar, kemudian membalas pesan Djuan.

Lea :

Geli! Asli!

But thanks to you. Gara-gara kamu berat badan saya bisa-bisa naik 5 kilo.

Djuan tergelak di tempatnya. Tanpa menunggu lama, dia kembali mengetikkan balasan untuk Lea sambil mengamati sosok mungil perempuan itu dari balik pintu kafe.

Djuanda_Basque :

Serius. Ngapain juga saya bohong.

Tapi gak kapok kan kalau saya ajak makan lagi?

 [SUDAH TERBIT] Midnight TeaWhere stories live. Discover now