ANDI PRAYOGA

953 54 1
                                    

"Mas, kali ini kamu harus terima perempuan ini"

"bu, sudah berkali - kali Andi bilang. Andi tidak mau di jodohkan"

"kalau tidak di jodohkan mau sampai kapan? Umurmu sudah cukup nak! Ibu juga semakin tua tapi kamu masih santi dan gonta - ganti pacar! Cari yang pasti lah nak"

"ibu umur Andi juga baru 27 tahun"

"bukan baru, tapi sudah!"

"kalau ukuran laki - laki itu belum terlalu tua"

"kalau sampai bulan besok kamu belum ada calon, ibu akan jodohkan kamu dengan anak bu Ita"

"siapa bu? Yang namanya Anggi itu? Bu, Andi tidak sreg"

"kamu itu harus di paksa! Kalau Ibu pasrahkan ke kamu, sampai Ibu sekarat juga gak bakal nikah!"

Tut.

Penutup telepon malam ini, yang lagi - lagi tentang pernikahan.

Setiap hari, sejak umurku menginjak angka 25 tahun ibu selalu bertanya tentang cucu dan menantu. Setiap hari!. Telinga ku sampai panas mendengarnya. Untung kini aku dan ibu tidak satu rumah, kalau aku pulang ke rumah biasanya percakapan kami akan lebih dari yang tadi baru terjadi. Bahkan Ibu sampai action pusing dan pingsan, aku hapal itu hanya acting supaya aku menyerah dengan bujuk rayunya.

Memang usiaku sudah cukup untuk menikah, tapi sayangnya aku tidak membayangkan pernikahan sebagai hal yang menarik. Pernikahan akan buat aku terjerat dengan satu perempuan yang akan selalu aku lihat di setiap sudut rumah. Dia akan mengambil space terluas di lemari pakaianku dan membuat ranjang ku jadi semakin sempit. Satu hal lagi yang pasti mereka lakukan, yaitu minta uang dan pergi belanja lalu tagihan kredit card ku akan bengkak, belum lagi mereka yang selalu protes kalau aku tidak romantis, selalu marah kalau aku lupa tanggal - tanggal penting, padahal semua tanggal ya sama saja!. Kadang aku pun lupa dengan tanggal ulang tahunku.

Hidupku itu adalah sempurna, sempurna untuk apa yang aku sedang kerjakan. Aku tidak akan berhenti sampai meraih kesempurnaan yang ku lihat dari sudut pandangku.

"Pak Andi Prayoga, selamat pak. Luar biasa, bapak ini selalu jadi karyawan terbaik selama 4 tahun berturut - turut", ujar atasanku.

"terimakasih pak. Ini semua demi kebaikan perusahaan ini. Loyalitas adalah hal yang penting yang di butuhkan oleh setiap perusahaan"

"kamu memang terbaik Andi Prayoga"

Terbaik, kata itu yang selalu ku sematkan pada diriku sendiri. Semua akan ku lakukan untuk hasil yang terbaik.

Aku bekerja di sebuah perusahaan penyedia akomodasi penginapan. Perusahaanku menaungi beberapa resort besar dan mewah yang ada di beberapa daerah dan negara. Di umurku segini dan mendapatkan karier sebaik ini adalah sebuah hal yang sangat membanggakan untukku. Tapi aku belum puas!. Impianku adalah membangun bisnisku sendiri. Tentu saja yang berhubungan dengan pekerjaanku. Setiap gaji ku, kumpulkan untuk sedikit demi sedikit ku gunakan untuk membeli saham di beberapa resort yang perusahaanku kembangkan. Tentu bukan harga yang murah! Tidak sedikit uang yang aku keluarkan. Aku sudah jadi pialang saham ketika aku masih kuliah, berbekal uang beberapa juta di rekeningku hasil dari aku kerja paruh waktu, lomba dan manggung dengan Band ku. Ku bawa itu ke BEI (Bursa Efek Indonesia), mulai lah aku bermain saham dari jumlah yang minimal hingga terus ku tambahkan, dari untung sedikit sampai rugi besar pun pernah ku rasakan. Kini aku memiliki saham di resort mewah yang ada di Bali, ya meskipun jumlahnya hanya 10%. Aku pun memiliki saham 5% di sebuah hotel berbintang 5 di beberapa kota besar, meskipun yang ku miliki tidak seberapa tapi itu adalah sebuah langkah awal untukku memiliki kerajaan bisnisku sendiri.

IDR 35.000.000 (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang