SALAH JALAN

664 46 7
                                    

ARUMI,

Mahatari sudah terbit saja, tapi aku masih malas untuk beranjak dari kasurku. Karena di kejar kebutuhan uang 30 juta, jadi ku berikan hari liburku ke teman - temanku. Aku harus kerja setiap hari, agar upah lemburanku nanti bisa menambahkan uang saat gajiam nanti.

Meski malas dan semua badanku sudah mulai remuk, tapi aku tetap berusaha untuk bangkit dan bekerja. Ayo Arum! Kerja! Kerja!. Aku masuk kamar dengan nyawa yang baru setengah terkumpul. Duh malas sekali aku kena air.

Aku telah siap dengan rambut yang sudah ku cepol rapih. Aku malas sarapan, yang ada nanti di meja makan malah di berikan pernyataan yang membuatku ingin bunuh diri. Aku langsung saja keluar dari rumah,

"Ma, aku berangkat"

"kamu gak sarapan?"

"puasa"

Puasa dari mendengar ocehan mematikan. Aku berjalan ke halte bus. Inginku naik ojek, tapi aku ingin lebih irit. Kapan penderitaanku akan berakhir?.
Apa aku harus lakukan itu? Oh tidak Arumi! Jangan! Dosa! Zina!. Tapi kalau aku tidak nurut dengan Mama, aku durhaka itu juga dosa. Darimana aku harus dapat uang sebanyak itu?.

"Rum, lesu banget loe!", tegur Dita.

"iya. Dit"

"masih masalah uang itu?"

"he eh"

"masalah loe itu gak jauh dari jodoh atau uang ya Rum!"

"yah begitulah Dit"

"pantesan loe gak punya waktu buat pacaran hahahah"

Jangankan pacaran! Cari duit aja susah banget! Bahkan kadang sampai tahan lapar.

Saat istirahat aku dan Dita ke kantin, kali aku hanya memesan semangkuk mie instan dan air mineral.

"irit sih irit Rum tapi jangan sering makan mie"

"yah daripada minum es teh manis doang"

Kemudian ada seorang perempuan cantik yang lewat di depan kami. Dia begitu cantik, kulitnya mulus dan memakai barang branded.

"reparasi lagi dia", ujar Dita sambil melirikkan mata ke arah perempuan itu.

"reparasi apa?"

"Vagina"

"hah?"

"iya. Loe gak tau tuh, dia kan punya bisnis prostitusi. Belum ketangkep aja"

Aku pun memperhatikan perempuan itu. Kira - kira sekali melayani dia dapat berapa ya? Apa bisa dia membantuku?. Eh jangan! jangan!.

"kenapa loe Rum, geleng - geleng?"

"enggak kok"

"eh gue ke toilet dulu ya"

"iya"

Aku terus memperhatikan perempuan itu, niat buruk pun terus berputar - putar di atas kepalaku. Tubuhku bangkit, lalu berjalan ke arahnya.

"permisi"

"iya",

Dia menoleh padaku dan tersenyum. Wajahnya nampak kalau dia itu orang yang sangat ramah.

"boleh saya duduk disini?"

"silakan"

Aku terus mengamati dia, dia cantik sekali, mulus, bersih dan nampak berkelas, masa sih dia perempuan penjaja?.

"maaf mbak. Boleh saya tanya namanya?", tanyaku.

"nama saya Claudia", ujarnya sambil mengajakku berjabat tangan.

IDR 35.000.000 (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang