KONFLIK & TEROR 6

822 39 2
                                    

Drrtt drttt drrttt

Ponsel Andi bergetar di sakunya, ia berpaling dari pekerjaannya sebentar sejenak memberi perhatian pada ponsel yang bergetar sedaritadi.

"iya ada apa bu?"

"kamu sudah siapkan acara 4 bulanan untuk Arum?"

"acara 4 bulanan? Belum. Memang harus ya bu?"

"ngawur kamu, ya harus. Yasudah biar Ibu saja yang siapkan"

"ya Andi tinggal terima beres aja deh"

"kamu itu terima beres terus. Jangan - jangan kamu begitu lagi sama Arum, awas ya kalau kamu repotin mantu ibu di kondisi hamil kayak gitu"

"ya enggak lah bu. Gimana tega sih? Perutnya juga udah mulai buncit, sebentar - bentar juga udah mulai capek"

"salah kamu! Sudah ibu bilang, beli rumah tapak. Biar Arum itu gak capek naik turun kalau mau pergi kemana - mana"

"ya kan ada lift bu?"

"kalau lift macet? Bayangin Arum mau melahirkan begitu naik lift, liftnya macet kamu mau anak kamu lahir di lift? Hah?. Tinggal di rumah Ibu atau beli rumah tapak!. Jangan keras kepala toh kalau di bilangin orang tua"

"iya iya nanti Andi pikirin"

Andi memutus telponnya, dia membayangankan apa yang ibu bicarakan tadi. Dia juga jadi ngeri tentang kemanan dan kondisi Arum.

Tok... Tok...

"iya masuk"

Arum masuk dengan membawa tas sebuah map dengan kondisi kehamilannya yang sudah mulai kelihatan. Andi pun khawatir melihatnya, belum selesai Arum mendatanginya, Andi langsung berjalan menghampirinya.

"kamu ngapain sih?"

"ini punya kamu ketinggalan"

"naik apa kamu?"

"ojek"

"ck kenapa gak telpon aku sih? Kan nanti bisa aku ambil. Kamu jangan bikin khawatir dengan pecicilan kayak gitu dong!"

"maaf"

Kemudian Arkan masuk, Arum menoleh lalu menyapa Arkan.

"halo Kak Arkan"

Arkan mematung memperhatikan Arum dari atas ke bawah. Dia terpaku pada perut Arum.

"ngapain loe?", tanya Andi.

"eh Arum gendutan ya? Perutnya sampai buncit gitu he he he"

"jangan aneh deh pertanyaan loe, isinya anak gue", sahut Andi.

Arkan terkejut dan terperangah. Dia mendekat pada sahabatnya lalu menepuk dan mencubit pipinya.

"loe menghamili Arum Ndi? Gue gak nyangka loe bisa berbuat kayak gitu"

"ngawur loe, ya bisa lah dia bini gue mau gue hamilin berapa kali kan sah sah aja"

Arkan berjalan mendekat ke Arum, Arkan memasang wajah iba.

"maaf ya Rum, sahabat gue sudah tega menghamili loe"

"hahaha Kak Arkan lucu deh"

"eh kalau udah gak ada kepentingan, keluar loe", ujar Andi sambil menjinjing kerah belakang Arkan.

"sabar sih bro. Rum saya keluar ya"

"ya Kak"

Arkan keluar dari ruangan, Arum bersiap menjinjing tasnya.

"tadi Ibu telpon katanya mau bikin acara 4 bulanan"

"oh iya. Mama juga kemarin telpon sih kapan bikin acara 4 bulanan"

IDR 35.000.000 (SELESAI)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora