KONFLIK DAN TEROR 4

765 39 0
                                    

Seorang laki - laki mendatangi Anggi di tempat yang sepi, dia membawa banyak barang di dalam karung berwarna hitam. Anggi sudah menunggunya sejak tadi.

"ini Nggi"

"kenapa semua barangnya balik?"

"apartemen itu sudah gak ada yang huni, si cewek juga resign dari rumah sakit"

"apa?!"

"iya. Jadi ya semua paketnya balik. Gue cabut dulu"

Anggi membuka kantong besar yang berisikan paket teror itu. Dengan gusar dia menyeret itu lalu memasukkannya ke kursi belakang mobil Leka. Anggi masuk duduk di kursi marah dengan kemarahan yang membendung.

"Sialan! Kemana mereka!. Gue harus cepat cari tahu"

"Nggi! Gila ya loe! Udah Nggi, udah!"

"diem ya loe, atau gue musuhin loe seumur hidup"

"ya mau sampai kapan loe kayak gini? Nggi kalau Mas Andi tahu di bakal kirim loe ke penjara, bahkan ke rumah sakit jiwa"

"gue gak peduli! Yang penting gue gak suka sama si Arum! Mereka itu gak boleh bahagia"

Anggi mengantar Leka ke rumahnya. Tanpa pamit atau berterimakasih, Anggi lansung keluar dan masuk ke dalam rumah. Anggi melangkah dengan gusar hingga derap kakinya terdengar keras.

"kenapa sih Nggi?"

"bukan urusan Ibu", jawab Anggi dengan penun emosi lalu masuk ke kamar.

Dia melempar tasnya ke sudut kamar lalu memberantakki seluruh isi kamarnya. Dia duduk di ranjang nya lalu mengacak - acak rambutnya sambil berteriak.

"Aaaaaaa kemana loe Arum!"

Anggi membuka sisi lemari yang penuh rahasia. Lemari itu kosong dan hanya berisikan foto Arum yang di ambil diam - diam saat mengintai.

"pokoknya loe gak boleh dapat Mas Andi gue! Loe harus pergi", ujar Anggi sambil mencoret foto Arum dengan lipstick merahnya.

***

Andi dan Arum bersiap ke rumah ibu, untuk memberikan kabar bahagia. Andi dan Arum begitu bersemangat. Wajah bahagia Andi selalu terlihat, kalau sedang seperti ini dia tidak akan galak.

Ketika memasuki rumah Ibu menyambutnya. Dia memeluk menantu kesayangannya, tapi melewati putranya. Andi pun seakan sudah terbiasa dengan hal itu, dia menyelonong masuk dan langsung duduk di meja makan.

"kebetulan makan malam juga sudah siap", ujar Ibu.

"maaf ya bu kalau Arum datang merepotkan, baru datang sudah makan"

"anggap aja rumah sendiri", celetuk Andi sambil mengambil jatah makannya.

"kalau Ibu perhatiin wajah kalian berseri - seri, ada apa?"

Andi pun dengan semangat mengambil alih pembicaraan.

"ada kabar bahagia bu"

Seketika ibu pun menduga hal yang dia inginkan tercapai. Wajahnya pun ikut menjadi seri. Dia melihat ke arah menantunya sambil tersenyum lebar.

"apa itu?"

"Andi dapat promosi naik jabatan", ujar Andi dengan penuh antusias.

Hati ibu yang bahagia, berubah seketika jadi rasa kecewa. Senyum ibu mulai luntur. Ibu merespons biasa saja lalu menikmati makan malam, seperti Andi tidak pernah menyampaikan hal tadi. Bukan hanya Ibu yang kecewa, tapi Andi pun kecewa. Yang dia harapkan adalah Ibu sangat bahagia menyambut kabar itu, tapi nampaknya kedua orang ini memiliki harapan yang jauh berbeda hingga akhirnya mereka saling kecewa. Wajah Andi berubah menjadi muram, dia melepas sendok dan garpunya lalu mundur dari makam malam itu.

IDR 35.000.000 (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang