26. Curiga

13.9K 283 4
                                    

Mobil sport kuning yang di kendarai oleh Dave meluncur memasuki pekarangan rumah Devlin. Valeria menatap ke luar jendela mobil dan memperhatikan ke sekitar.

"Kau yakin dia pulang kesini?" tanya Valeria ambigu.

Dave mencabut kuncinya dan melepaskan seatbelt. "Tentu saja. Kau pikir dimana lagi dia akan tinggal?"

"Kan aku hanya bertanya. Kau tahu kalau Devlin punya banyak rumah dimana-mana. Bisa jadi dia tinggal di sana, lalu di sana, dan di sana. Dia itu makhluk yang suka berpindah-pindah tempat." Valeria memutar bola matanya lalu membenahi tatanan rambutnya.

"Ya aku tahu itu." Lelaki seusia Devlin itu turun dari mobil diikuti oleh Valeria. Keduanya berjalan bersisian memasuki rumah besar itu.

"Lagipula rumah Devlin yang sebenarnya adalah rumah ini." kata Dave sambil memperhatikan rumah didepannya itu dengan takjub.

Kedatangan keduanya disambut oleh beberapa pengawal yang berjaga di dekat halaman atas. Mereka menunduk sopan.

"Astaga, aku seperti sedang berada di istana kerajaan." gumam Valeria ketika melewati pengawal-pengawal tersebut.

Sampai di depan pintu besar bercorak, Valeria dan Dave disambut oleh maid yang berseragam khusus dan sederhana, salah satunya membuka pintu. Dan kedua laginya menyambut sopan.

"Silahkan masuk, nona Valeria dan tuan Dave." ucap maid berambut cokelat panjang bergelombang sambil tersenyum.

Begitupula dengan dua maid dibelakangnya. Dave sempat terperangah mengetahui maid dirumah Devlin sangat muda dan cantik. Terlebih saat mereka tersenyum, semakin tampak cantik. Dilihat dengan seksama, mereka tampak seperti remaja seusianya.

"Terima kasih." sahut Valeria ramah. Ia melangkah kedalam sembari meneliti seisi rumah dengan detail. "Dimana Devlin? Kenapa aku tidak melihatnya?"

"Nona Devlin sedang berada di kamarnya. Saya akan memberitahu nona Devlin kalau nona Valeria dan tuan Dave sudah tiba." Kali ini maid berambut warna ungu menyahut. Ia menunduk permisi lalu pergi menuju lantai atas ketika Valeria mengangguk.

"Silahkan duduk dulu, nona dan tuan." ucap si rambut hitam sebahu. "Saya buatkan minuman dulu untuk nona dan tuan Dave."

Perempuan berambut cokelat itu tak melunturkan senyumannya, ia hendak pamit ke belakang tetapi suara Dave menghentikannya.

"Ya, tuan?"

Dave meneliti penampilannya dengan lamat lalu memperhatikan wajahnya. "Namamu siapa?"

Valeria mencubit pinggang Dave pelan. Ia berbisik. "Kenapa kau menanyakan namanya? Jangan bilang kalau kau ingin mengencani mereka?!"

Meringis sakit merasakan cubitan Valeria, Dave berjalan menjauh dan duduk lebih dahulu untuk menghindari kakak keduanya itu. Kemudian Valeria ikut duduk, tapi tidak disamping Dave melainkan didepannya.

"Aku hanya bertanya saja." Dave merengut lalu menatap perempuan yang masih setia berdiri tak jauh dari mereka. "Beritahu aku siapa namamu dan kedua temanmu tadi."

"Nama saya Caroline." Perempuan berambut cokelat itu menunduk sopan saat memperkenalkan diri, dengan senyuman manis. "Yang rambut ungu bernama Leona dan yang rambut hitam adalah Stacy."

Dave terdiam cukup lama dengan mata memandang Caroline kemudian ia tersadar dan berdeham. "Ya sudah sana pergi, aku hanya ingin tahu nama kalian."

Caroline mengangguk dan segera pergi menuju dapur. Valeria hanya diam dan memperhatikan keduanya. Tak sengaja saat perempuan berambut cokelat itu berbalik, roknya sedikit tersibak dan memperlihatkan sebuah benda di ikatan pahanya.

The Baby Boss With Hot Bodyguard #BOOK1Where stories live. Discover now