17

1.7K 195 36
                                    

24, September 2020

"Jisoo-ya, kau sudah siap belum?"
Jisoo memutar matanya malas, entah sudah keberapa kalinya manager cerewetnya itu menanyakan pertanyaan yang sama.
"5 menit lagi Eonni"
"Bisa lebih cepat tidak? Bukankah kau akan bertemu dengan produser itu dulu?"
Managernya itu menyembulkan kepalanya ke pintu Jisoo, wanita iu berdecak melihat Jisoo yang sedang berdandan.

Ia membuka pintunya lebar-lebar dan masuk kedalamnya, tangannya merebut pensil alis yang sedang Jisoo gunakan
"Ya!! Eonni!! Kenapa diambil?"
"Kau ini! Kau itu tidak punya jam atau bagaimana? Seharusnya kita sudah ada di jalan sekarang!"
Jisoo memajukan bibirnya, lagi pula ini salah managernya yang telat membangunkannya, pikirnya.

"Aku akan membantumu berdandan"
Tangan managernya itu sudah bergerak cepat mendandani wajah Jisoo, matanya sesekali melirik jam tangannya, 'bisa telat jika begini'.

"Nah, sudah selesai"
"Tak buruk juga"
Jisoo merasa puas dengan dandanan managernya
"Ayo, cepat!"
"Eonni, kau tak sabaran sekali sih"
"Jisoo-ya, sudah berapa kali aku katakan, kita telat"
Managernya menekan bagian akhir dari kalimatnya. Tangannya sudah ingin mencakar tembok saking gemasnya.

"Aku belum memilih jaketku"
Jisoo beranjak dari duduknya dan berjalan mendekati lemari, membukanya dan mulai memilih jaket mana yang akan ia kenakan hari ini.
Mulut managernya membuka lebar, ia ingin sekali berteriak didepan wajah Jisoo, tapi ia tak ingin kehilangan pekerjaanya, ia benar-benar frustasi dengan sikap Jisoo pagi ini. Sadarlah Jisoo kita terlambat.

"Eonni? Lebih baik ini atau ini?"
Jisoo menunjukkan dua jaket yang ia ambil, jaket kulit dan jaket biasa dengan warna hitam.
"Yang itu"
Managernya menunjuk jaket biasa berwarna hitam di tangan kiri Jisoo.
"Tapi yang kulit bagus"
"Arghhh, terserah kau saja"
Managernya berjalan mendekat ke arah Jisoo yang masih menimang-nimang jaket mana yang akan ia gunakan.

"Gunakan ini, lalu kita berangkat sekarang, sekarang!!"
Managernya kembali merebut jaket kulit yang berada di tangan kanan Jisoo dan menyatukannya dengan barang-barang perlengkapan Jisoo yang lainnya.
"Ayo berangkat"
Jisoo menghembuskan nafasnya malas, ia sedang tidak mood hari ini, tubuhnya panas dingin entah kenapa, kepalanya pun pusing.
Dengan langkah malas, Jisoo mengambil tasnya dan mengikuti langkah managernya yang sudah keluar kamarnya.

"Jisoo! Kau bisa berjalan lebih cepat?"
"Iya, iya"
Rasanya mood Jisoo semakin buruk saja hari ini.
.
.
.
.
.
.
.
"Anyeonghaseyo"
Seorang laki-laki datang dengan tas plastik di tangannya, ia menyapa orang-orang yang ada disana.
"Oh kau? Sudah datang ternyata"
Laki-laki itu terkekeh, ia tak menyangka sambutannya akan seheboh ini.

"Yang akan kau ajak kerja sama belum datang, tunggu sebentar ya?"
"Baiklah, aku akan kesana dulu"
Pria itu menunjuk sebuah bangku di dekat kolam.
"Iya, jika dia sudah datang, kau akan ku panggil"
Laki-laki itu membungkuk sopan kepada pria berumur yang di kenal sebagai sutradara itu.

"Kenapa Jisoo bisa telat?"
Sutradara itu bertanya kepada salah satu kru disana, dan mendapatkan gelengan tidak tahu dari kru tersebut.

"Ahjussi, Ahjussi, maafkan aku, aku sedikit terlambat"
Jisoo sedikit berlari dan menghampiri sutradaranya, managernya masih di mobil mengurusi barang-barang Jisoo.
"Ah, akhirnya kau datang, tumben sekali kau telat?"
Sutradara itu terkekeh melihat penampilan Jisoo yang sedikit berantakan karena berlari.
"Maaf Ahjussi"
Jisoo membungkukkan badannya
"Iya, tak apa, kau bisa merias dirimu dulu"
Jisoo mengangguk dan berjalan ke salah satu kru yang akan merias dirinya.

"Eonni? Apa kau sudah melihat produsernya?"
Jisoo bertanya kepada stylish nya
"Iya aku tadi melihatnya, ia sangat tinggi dan juga tampan, ia memiliki lesung pipi, jiwa fangirlku keluar sekarang"
Stylish itu tertawa sambil melanjutkan riasan Jisoo.
'Tinggi? Lesung pipi? Jangan-jangan? Tidak'
Jisoo menggeleng-gelengkan kepalanya, tidak mungkin kan?

Our Love || Namjoon × Jisoo || NAMSOO✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang