Chapter 15

2.8K 148 0
                                    

Rencananya hari ini Aisyah akan pergi ke sebuah kajian bersama sang Ayah karena beliau bertugas mengisi acara itu. Lalu setelah kajian selesai Pak Sofyan yang tak lain adalah Ayahnya Aisyah hendak menemui salah satu muridnya yaitu Raihan. Namun Aisyah tidak mengetahui bahwa Ayahnya tersebut akan bertemu dengan Raihan, orang yang dicintainya dalam diam sejak masa SMA dulu.

"Ustadz Sofyan" panggil Raihan sambil melambaikan tangannya, ia pun menghampiri Ustadz Sofyan dan menyalami tangannya.

"Assalamu'alaikum Ustadz, apa kabar?" ucap Raihan

"Alhamdulillah saya baik, udah lama ya kita nggak ketemu. Sekarang kamu udah makin dewasa"

"Oh iya Ustadz saya mau bicara sesuatu sama Ustadz"

"Mau bicara apa memangnya Rai?"

"Ehm...gini Ustadz saya kan dulu pernah cerita sama Ustadz tentang wanita yang saya sukai dan sekarang dia masih sendiri. Nah saya berniat untuk mengkhitbahnya Ustadz"

"Ya bagus kalau begitu"

"Masalahnya ehm...wanita yang saya sukai itu adalah...anaknya Ustadz" kata Raihan ragu-ragu yang membuat Ustadz Sofyan terdiam seketika

"Kamu mau khitbah putri saya yang mana? Aisyah atau Nabila?" tanya Ustadz Sofyan bingung

"Saya mau khitbah Aisyah Ustadz"

"Kamu yakin bisa bikin anak saya bahagia?"

"Saya yakin bisa bikin Aisyah bahagia lahir dan bathin Ustadz"

"Tapi saya tidak bisa menentukan pilihannya, karena yang akan menikah kan anak saya, begini saja kalo kamu serius sama anak saya kamu datang ke rumah dengan orang tua kamu untuk mengkhitbah"

"Saya siap Ustadz"

Perbincangan mereka selesai sampai di situ. Dan akhirnya mereka pulang ke rumahnya masing-masing. Sedangkan Aisyah sudah terlebih dulu pulang saat Ayahnya ingin menemui Raihan.

Ustadz Sofyan masih menimang-nimang perkataan Raihan kalau ia akan mengkhitbah putrinya itu. Kemudian ia pun menceritakan semuanya pada istrinya.

***

Di kediaman keluarga Al-Kahfi

Raihan menceritakan semuanya pada orang tuanya dan ia memutuskan untuk melamar Aisyah minggu depan. Setelah ia menyiapkan semua perlengkapannya, ia pun memberi kabar pada Ustadz Sofyan kalau ia akan datang untuk mengkhitbah minggu depan. Ustadz Sofyan pun menceritakan kabar baik itu pada keluarganya dan semuanya nampak sangat senang. Kecuali Aisyah, ia nampak sangat khawatir karena sesungguhnya ia masih menyimpan rasa pada seseorang dan ia takut jikalau ia menikah nanti ia tidak bisa membahagiakan suaminya tersebut.

Namun akhirnya Ayahnya menenangkannya dan ia pun siap menerima semua yang akan terjadi.

***

Seminggu kemudian Raihan mendatangi kediaman Aisyah dengan diantar oleh kedua orang tuannya. Rasanya ia sangat gugup hari ini karena ia akan melamar seorang gadis yang dicintainya secara diam-diam sejak SMA dulu. Begitupula dengan Aisyah yang nampak sangat gugup, selain karena memikirkan tentang khitbahnya, ia juga mengira-ngira siapa sebenarnya yang akan mengkhitbahnya itu.

Dan setelah lama berbincang dengan keluarga Aisyah, akhirnya Raihan mengutarakan alasan ia datang ke rumah itu.

"Baik, jadi kedatangan saya kemari bukan hanya untuk sekedar bersilaturahmi tetapi saya juga punya alasan lain yaitu ingin mengkhitbah salah satu putri yang ada di rumah ini bernama Aisyah Aila Varisya" kata Raihan mantap

"Saya tidak bisa memberi tahu keputusannya karena yang akan memberi tahu adalah anak saya sendiri" kata Ustadz Sofyan

"Bunda tolong panggilkan Aisyah ke sini" kata Ustadz Sofyan pada istrinya dan ia pun menurut

Tok...tok...tok

Suara pintu diketuk terdengar dari dalam kamar Aisyah.

"Syah kayaknya itu Bunda deh, Kakak bukain pintunya dulu ya" kata Kak Risma

"Iya Kak" ucap Aisyah

Setelah pintu terbuka nampak seorang wanita paruh baya yang terlihat sangat senang.

"Syah kamu udah siap kan?" tanya Bunda

"I...iya Bun Isyah siap kok" katanya gugup

"Kamu jangan gugup gitu dong, In Sya Allah lelaki yang mengkhitbah kamu itu baik" kata Bunda menenangkan

Lima menit kemudian Aisyah turun dengan digandeng Bunda dan Kakak iparnya. Ia terlihat sangat cantik memakai gamis berwarna biru cerah yang senada dengan hijabnya. Raihan yang melihatnya pun dibuat terpana dengan Aisyah. Namun Aisyah justru kaget melihat yang mengkhitbahnya ternyata Raihan.

"Masya'Allah, cantik sekali calon menantu Mama" ucap Mamanya Raihan yang membuat pipi Aisyah merona

"Bu Firda bisa aja" kata Aisyah

Setelah sedikit berbincang Ayahnya Aisyah mulai berbicara dengan nada serius.

"Nah jadi gimana keputusan kamu Syah? apa kamu menerima khitbah Raihan? atau kamu menolaknya" tanya Ayah Aisyah yang membuatnya kembali gugup

Beberapa menit suasana menjadi hening seketika dan itu menambah rasa gugup pada Aisyah.

"Syah gimana keputusannya?" tanya Ayah lagi

"Hah iya kenapa Yah" kata Aisyah tersadar dari lamunannya

"Gimana keputusannya?"

"Ehm In Sya Allah Aisyah terima khitbahnya" kata Aisyah

Semua yang ada di ruangan itu mengucapkan hamdallah karena keputusan Aisyah.

Dan setelah berdiskusi kapan acara pernikahannya akan dilaksanakan mereka semua sepakat akan melaksanakannya pada bulan depan. Waktu yang begitu cepat bagi Aisyah.

~~~

DALAM DIAMKU ADA CINTANYA {END}Where stories live. Discover now