6

2.8K 152 0
                                    

Sekitar jam lima sore tadi, Ketiga teman Febby dan Farel sudah beranjak pergi dari rumah mereka. Kedua orang tua Febby belum kembali dari kantornya. Dan dirumah menyisakan Farel dan Febby berdua.

Jam menunjukan pukul 20.40, Febby terlihat gusar ditempat tidurnya. Merasa sudah bosan dengan kegiatannya yang hanya membuka instagram, membuka line yang isinya itu-itu saja. Febby menghela nafas kesal.

Rasanya Febby ingin tidur, namun saat dia memejamkan matanya dia merasa takut. Febby akhirnya membawa gulingnya keluar kamar dan berjalan ke kamar Farel.

Febby mengetuk pintu kamar Farel, tak lama kemudian sang pemilik kamar membukakan pintunya dengan wajah yang seperti biasa. Datar dan dingin. Farel menatap Febby dengan tatapan 'ada apa?' Febby menunduk saat ditatap Farel. "Gue ikut disini dulu ya? Takuuut" ucap Febby. Farel menghela nafasnya kemudian meninggalkan Febby didepan pintunya dengan pintu terbuka.

Merasa mendapatkan izin dari pemilik kamar, Febby menerobos masuk kedalam kamar Farel. Dilihatnya Farel sedang bermain dengan psnya sendirian. Febby naik ke tempat tidur Farel dan menonton Farel bermain, lebih tepatnya mengoceh sambil menonton Farel menonton.

"Dih gambarnya gak kurang seksi apa itu Rel?" Sindir Febby saat melihat karakter dalam permainan psnya. "Heran deh kenapa sih cowok suka banget main ps kaya gini? Apa ramenya coba?" Celoteh Febby sambil memperhatikan Farel bermain. "Oh baru kepikiran gue. Gara-gara gambarnya ini pastikan ya? Sekalian cuci mata gitukan ya?" Ucap Febby sambil menunjuk-nunjuk pada layar ps.

Farel menghela nafas kesal, "bisa diam gak?" Farel tanpa menoleh kearah Febby. "Iya iya gue imut, gue diam." Jawab Febby sambil mengoprek kaset-kaset permainan ps milik Farel. Farel memang suka bermain ps dari dulu, selain ps Farel juga suka bermain basket, futsal, dan badminton.

Selama permainan berlangsung tidak ada ocehan lagi yang keluar dari mulut Febby. Farel membalikan badannya, karena posisi Farel duduk dilantai jadi Farel harus berdiri untuk melihat Febby.

Dilihatnya Febby sudah tertidur dengan dengkuran pelan. Seburat senyuman tipis tercetak diwajah Farel. Farel membereskan psnya dan menyimpannya ditempatnya kembali.

Farel melihat Febby yang tertidur diposisi terbalik, dengan hati-hati Farel memindahkan Febby ke atas kemudian dia ikut berbaring disebelah Febby dan menutup tubuh keduanya dengan selimut.

Febby mengubah posisi tidurnya menghadap ke arah Farel, Farel pun ikut menghadap ke Febby. Diamatinya wajah Febby baik-baik, sungguh tenang wajah Febby saat tidur. Tidak ada yang berbeda diwajah Febby, hidung yang mancung, bulu mata yang lentik, halis yang sangat membentuk, dan bibir yang tebal namun menambah kesan manis diwajahnya.

Sekali lagi senyuman tercetak diwajah Farel. Senyuman yang sungguh langka setelah perpisahan mereka beberapa tahun silam. "Gue kangen kita yang dulu Fe." Lirih Farel masih dengan mata yang menatap Febby. "Tapi gue masih merasa sakit hati karena perginya lo dulu. Maaf kalau gue bersikap seolah gue gak perduli sama lo." Lanjut Farel.

Tangan Farel terulur membelai lembut pipi Febby. "Gue sayang sama lo." Ucap Farel pelan, sangat pelan tapi masih bisa terdengar oleh Febby jika Febby belum terlelap. Namun sayangnya Febby sudah bermain dialam mimpinya. Farel memejamkan matanya lantas ikut tertidur.

-

Farel membuka matanya ketika merasa tempat tidurnya lega, dilihatnya Febby sudah tidak lagi disisinya. Dengan jiwa yang dimilikinya Farel duduk ditempat tidurnya, Farel mengucek matanya. Tiba-tiba sinar mentari masuk lewat jendela kamarnya perlahan menyilaukan matanya.

"Udah bangun lo?"

Farel yang masih kehilangan jiwanya hanya berdeham saja. "Cepat ke air. Sarapan udah nunggu tuh." Febby menarik selimbut yang masih menyelimuti tubuh atletis Farel. Namun Farel masih setia ditempatnya.

My Cold Brother✔Where stories live. Discover now