26

1K 55 0
                                    

Ini adalah hari ketiga Febby mendiamkan Rizal, sebenarnya ada sih beberapa jam yang lalu tepatnya saat jam istirahat pertama tadi Rizal mengajak Febby untuk mengerjakan tugas fisika yang beberapa hari yang lalu tertunda.

"Fe?" Panggil Rizal ditengah kesibukan Febby menata bukunya kedalam tas. Febby hanya berdeham menyahutinya. "Lo mau kan?" Tanya Rizal.

Febby menghentikan kegiatannya sejenak, terlihat dari raut mukanya kebingungan. "Gue tunggu diparkiran ya? Kalau gak akan hari ini juga gapapa." Ucap Rizal kemudian pergi mendahuluin Febby.

"Ayo!" Ujar Riani menyadarkan Febby dari lamunannya. Febby mengangguk kemudian bergabung dengan yang lainnya.

"Fe, lo jadi ngerjain tugas bareng Rizal?" Tanya Kian mengingatkan yang Febby. Padahal Febby sendiri juga tak akan lupa dengan hal itu. "Gak tahu" jawab Febby singkat.

Riani merangkul Febby, "masih aja kesal?" Tanya Riani tepat pada faktanya. "Ya gimana gak kesal coba, dia nyembunyiin ini saat dia tahu itu gue? Kenapa gak bilang dari awal aja gitu, terus jelasin biar guenya juga bisa paham gitukan." Balas Febby panjang.

"Alah bilang aja kangen gitu gak usah sok kesal gitu." Ucap Fani yang langsung dipelototi Febby. "Bilang aja iya Fe. Tapi menurut gue Fe, lo udahan deh kesalnya. Karena ya percuma aja gitu terus-terusan kesal sama dia tanpa mau dengerin penjelasan dia, yang ada bukannya hubungan lo membaik malah tetap burukkan. Katanya kepingin balik lagi kaya dulu." Lanjut Fani yang disetujui Riani dan Kian.

Ya, jadi kemarin Febby menceritakan masalahnya bersama Rizal waktu akan mengerjakan tugas. Apalagi semalamnya sebelum Febby tidur, Febby mendapat pesan dari Rizal yang sukses membuat Febby tak bisa tidur.

"Nah tuh dengerin, mending sekarang lo kerjain tugas sekarang bareng. Sekalian tuh kasih dia ruang buat menceritakan semuanya, siapa tau Rizal pergi juga karena ada masalah yang yaaa gitulah. Lo juga paham kali." Tambah Kian

"Gitu gimana sih Ki..." sahut Riani

"Ya gitulah maksudnya, ish masa lo gak paham sih Ri ah." Balas Kian kesal

"HAHAHAH IYA IYA"

Sampai diparkiran, Rizal masih duduk anteng dimotornya menanti Febby. Melihat itu Febby menjadi tak enak telah membuat Rizal menunggu.

"Tuh udah sana Fe, kasian juga udah nungguin lo tuh. Sukses ya." Ucap Riani menyemangati, begitu juga dengan Kian dan Fani yang mengepalkan tangannya dan setengah mengangkat memberikan semangat.

"Serius nih?" Tanya Febby tak yakin. "Tak usah ragu dan tak usah bimbang. Udah sana, jalanin aja dulu." Ucap Kian.

"Apaan sih, lo suka gak nyambung gitu deh Ki." Balas Fani.

"Yaudah deh duluan ya." Pamit Febby akhirnya mengikuti saran teman-temannya untuk ikut dengan Rizal.

Febby berjalan menuju motor Rizal, melihat itu Rizal tersenyum senang. Rizal harap kali ini Febby bakalan mendengarkannya.

"Mau?" Tanya Rizal saat Febby tiba dihadapannya. Febby mencoba untuk tersenyum dan mengangguk.

Melihat itu Rizal merasa senang, akhirnya Febby bisa hangat kembali. "Ya udah yuk, takutnya keburu malam." Ucap Febby pertama kalinya lagi setelah mendiamkan Rizal beberapa hari kebelakang.

Dan dengan senang hati Rizal mengangguk dan menyalakan mesin motornya.

-

Febby turun dari motor Rizal saat motor Rizal berhenti didepan gerbang rumah Rizal. Febby membukakan pagar untuk Rizal, setelah Rizal masuk barulah Febby masuk dengan menutup pintu gerbangnya.

My Cold Brother✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang