Bab 31 - Siapa yang Salah?

1.3K 74 12
                                    

BAB XXXI

Sudah hampir satu jam Jervin duduk diam di meja kerja ruang prakteknya sambil terus memandangi layar smartphone-nya. Beberapa kali jemarinya tampak menggeser-geser layar itu hanya untuk bolak-balik melihat daftar panggilan disana.

4 days ago

1 missed call from Isabella Alanna

Satu nama yang selalu saja mengganggu pikirannya. Sudah beberapa hari Lanna tidak pulang ke rumah dan dia sama sekali belum mencoba menghubungi maupun mencari gadis itu. Bukan berarti dirinya sudah tidak peduli lagi. Sepanjang hari dirinya uring-uringan memikirkan Lanna. Namun alih-alih menuruti keinginannya, Jervin masih saja mati-matian melawan keinginan dalam dirinya itu.

"Dok, apa saya sudah boleh pulang? Hari ini saya buru-buru karena ada acara keluarga di rumah." Tanya Dian yang entah sejak kapan sudah masuk ke ruangannya.

"Oh, iya, lagipula udah jam pulang juga kan." Jawab Jervin cepat setelah sempat melirik kearah jam di tangan kanannya. Dian hanya balas mengangguk dan langsung pulang setelah berpamitan pada Jervin yang belum kelihatan seperti akan beranjak dari tempat duduknya anytime soon.

-----

Lanna menatap puas bayangannya sendiri di cermin setelah hampir satu jam mendandani dirinya sendiri. Gadis itu tampak memukau dengan Spaghetti Straps Dress berwarna hitam yang sangat kontras dengan kulit pucatnya. Malam ini gadis itu berencana menghadiri pesta ulang tahun salah satu teman kerjanya dengan Clarisa di salah satu club malam yang cukup bergengsi di ibukota. Dia sudah bosan terus menerus mengurung diri dalam apartement Clarisa dengan suasana hati yang tak kunjung membaik semenjak kejadian-kejadian yang melibatkan makhluk yang berjenis kelamin laki-laki.

"Babe. Udahan belum lo?" tanya Clarisa yang tahu-tahu sudah muncul di hadapan Lanna. "Oh-ma-gah. You look fabulous, bitch."

"Ya, dong. Let's kill tonight." Balas Lanna sambil merangkul bahu sahabatnya itu.

"Tapi gue belom selesai make-up-annya. Hehe. Gimana kalau lo ambilin mobil duluan? Nanti tungguin gue di lobby. Ya? Ya? Please... Kita udah mau telat nih" Clarisa terkekeh sambil berusaha membujuk Lanna.

Lanna lantas memasang wajah cemberutnya, "emang tega lo sama gue." Namun akhirnya dia mengalah dengan mengambil kunci mobil dari tangan Clarisa.

"Aww. Love you, baby. Gue janji pas lo nyampe depan lobby, gue pasti udah selesai dan akan segera turun." Seru Clarisa kepada Lanna yang sudah mulai bersiap untuk turun.

Ting!

Pintu lift pun terbuka. Lanna mengecek penampilannya sekali lagi lewat pantulan kaca samping lift tempatnya berdiri sedetik sebelum melangkahkan kakinya keluar dari sana.

"Lanna."

Suara berisik benturan antara heels di kaki Lanna dengan lantai marmer di lobby apartment tiba-tiba berhenti saat gadis itu melihat sosok yang sangat dikenalinya dalam balutan kemeja navy dan celana jeans baru saja melewati meja resepsionis dan kini berdiri tepat di hadapannya. Napasnya tercekat, untuk sesaat gadis itu sempat berpikir untuk berbalik masuk kembali ke lift yang tadi membawanya turun.

Jervin menatap Lanna tepat di matanya. Gadis itu buru-buru menghilangkan wajah terkejutnya dan malah ganti melemparkan tatapan nggak mengenakkannya melihat Jervin disana. "Mau ngapain lo kesini?" tanya Lanna yang jelas malas berbasa-basi dengan pria itu.

Jervin terlihat agak terkejut mendengar kalimat pertama yang dikatakan Lanna. Namun dengan cepat dia menghilangkan ekspresi tersebut dari wajahnya. "Aku cuma mau memastikan kondisi kamu baik-baik aja." Ujar pria itu hati-hati.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 21, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

The Groom in The Black SuitWhere stories live. Discover now