09 - Itu Ares?!

1M 70.2K 13.4K
                                    

note: foto diatas bukan visual dari pemeran dicerita ini. itu cuma penggambaran 'kejadiannya' aja. nanti aku bakalan kasih cast sebenernya.

resep cepet update: spam comment dan vote yang banyak!💞

***

"Ga—gak segampang itu lah!" Arka merutuki dirinya sendiri yang malah gugup. Lagi-lagi ia berdeham agar suaranya kembali normal.

Aiden meringis, Arka benar-benar memancing amarah Ares.

Nyari mati si Arka!

Ares membuka mulut seperti ingin mengatakan sesuatu, "Mau ma—" Jordan menyela perkataan Ares, "Arka mending lo kembaliin Zea sekarang," ucapnya yang lebih terdengar kearah memohon.

Ares menatap Jordan dengan tajam, berani-beraninya lelaki itu memotong perkataan dia.

Dan, apa itu? Memohon pada Arka? Ares mendengus, tadi dia sudah berkata dengan baik-baik pada Arka. Kalau laki-laki itu tidak mau mendengarkan, maka Ares akan meladeninya.

Ia melangkahkan kaki dengan begitu gagah, setiap langkah yang dilakukannya membuat aura intimidasi menguar semakin kuat. Mendapati Ares yang berjalan maju, itu pertanda bahwa penyerangan siap dilakukan. Maka, anggota yang lain pun mengikuti jejak kaki pemimpin mereka.

"Res." Panggilan Jordan diabaikan begitu saja.

"R—res!"

Ares melirik Jordan dengan cepat, lalu kembali melanjutkan langkahnya.

Habislah riwayat Retro pikir Jordan. Tidak, melainkan pikir seluruh anak Calderioz yang disetujui oleh anak Retro sendiri.

Melihat Ares yang begitu menyeramkan, Arka segera menarik Zea. Memanfaatkan keberadaan gadis itu semaksimal mungkin.

Zea yang ditarik dengan kasar, mulai mengintip kecil. Dia terkesiap mendapati anggota Calderioz yang begitu banyak.

Perih.

Itu yang Zea rasakan saat tersadar bahwa Arka meletakan pisau kecil dilehernya.

"Be—berhenti! Kakalau lo semua gak berhenti, ce—cewek ini mati!" bentak Arka.

Sebenarnya Zea cukup terkejut mendengar suara Arka, bagaimana tidak kalau lelaki itu berteriak tepat ditelinganya?

Akhirnya ia memilih untuk membuka mata sepenuhnya. Saat ia sedang sibuk memperhatikan semua anggota Calderioz, matanya bertabrakan dengan sepasang mata yang menatamnya tajam.

Ares.

Laki-laki itu tidak bisa berhenti memperhatikan Zea. Apalagi melihat sorot kesakitan dari mata perempuan itu.

Ares tidak ingin mengulur-ulur waktu. Dengan segera ia melompat dan melayangkan tendangan tepat dimuka Arka.

BUGH!

Arka melepaskan pegangannya pada Zea, ia tidak siap menerima tendangan Ares. Arka jatuh tersungkur menabrak aspal.

Zea menarik napas lega saat pisau itu juga ikut terlepas. Sebenarnya dia tidak takut, Zea bisa melawan Arka bahkan menghabiskannya saat itu juga, tapi ia memilih untuk tidak melakukannya.

Terpaksa untuk jatuh, agar semua orang yakin bahwa kondisi tubuhnya sangat lemah.

Ares terus melayangkan pukulan demi pukulan terhadap Arka.

"Res, cukup!"

"Ares berhenti, Res!!!"

"ARES CUKUP DIA UDAH MAU MATI, ANJING!"

ANTARESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang