03

7.1K 326 4
                                    


          "I'm home!!!" teriak Tere dengan langkah riangnya meski hari sudah sore.

"Welcome home, den ayu." sapa Mbok Sarti yang baru saja turun dari lantai dua.

"Mbok nya Tere terjeyeng, dari ngapain sihhh?"

Tere bergelayutan memeluk wanita Jawa setengah baya itu.

"Heh, patil lele, lo kan yang bocorin ban motor gue?!"

Tara berlari kecil menuruni anak tangga.

"Enak aja, fitnah lo, gue laporin ke Kak Seto, tau rasa lo."

"Laporin sono, lo yang salah kok."

"Fitnah lebih kejam dari pembunuhan, gue laporin Kak Seto, gak mau tau."

Tere hendak pergi ke lantai dua.

"Tadi pagi lo bilang mau bocorin ban motor gue kan-"

"Tapi gue gak bocorin, Tara ... kurang kerjaan banget gue ke parkiran motor yang sesak itu."

"Den bagus, den ayu, sudah, sudah ... jangan bertengkar terus."

Lerai Mbok Sarti.

"Nama gue Tara, bukan Bagus!" Tara menoleh pada Mbok.

"Anjir lah, begonya dikontrol kali."

Kesempatan bagi Tere, ia berlari menaiki anak tangga, dan segera mengunci pintu kamarnya.

"Heh patil lele, sini lo!!"

Tara segera mengejar Tere ke lantai dua walaupun sang empunya kamar sudah mengunci pintu kamarnya.

"Sore Mbok, kenapa lagi tuh si kembar-kembar nakal?"

Wina, alias bunda si kembar tiga.

"Itu Bu Wina, ban motor den bagus dikempesin sama den ayu." sampaikan Mbok pada majikannya itu.

Wina hanya bisa menggelengkan kepalanya, sambil menghela nafas.

"Yaudah, siapin baju buat anak-anak ya Mbok, nanti malem kita ada acara perusahaan." tutur Wina pada wanita yang sudah dianggapnya ibu itu.

"Siap bu, kalo begitu, saya permisi ke lantai atas lagi."

Setelah diangguki oleh majikannya, Mbok segera naik ke lantai dua.

***

          Di sisi lain, di kamar Tari.

Cewek itu cekikikan sambil membekap mulutnya agar tidak kelepasan tertawa.

Tari menempelkan telinganya di pintu agar bisa mendengar perdebatan di depan kamarnya yang berada di sebelah tangga.

Setelah suara teriakan makin menjauh, Tari melepaskan bekapannya.

Ckkreek

"Eeeh, Tari kamu lagi ngapain?"

"Bu-bunda, lagi cari angle buat taro itu, face target, buat latian panahan, di kamar."

Tari berpura-pura membidik sisi tembok kamarnya yang lumayan luas itu.

Wina hanya mengerutkan keningnya.

"Bunda ngapain? Masuk kamar Tari gak ketuk dulu?"

Tari meredam sejenak kebahagiaannya, ia berjalan kearah meja belajar.

"Bunda mau siapin baju buat ntar malem."

Wina segera membuka lemari berwarna soft pink milik Tari.

"Kamu juga kenapa belum ganti baju?"

Wina menoleh pada anak gadis yang tengah duduk manis di kursi belajar.

"Ya karena kalo udah ganti, bajunya udah beda, gak seragam lagi." sahu Tari kemudian mendekat ke arah lemari, mengambil sebuah loose dress putih dengan hanger nya.

Lagi-lagi Wina hanya bisa menghela nafas, melihat Tari yang melenggang menuju kamar mandi.

"Bai semut, keluar lo!!"

Belum sempat Tari memasuki kamar mandi, Tara sudah lebih dulu berteriak dari arah tangga.

"Gak ada, Tari nya mandi!!" teriak Tari dan cepat berlari menuju pintu kamar mandi.

"Hehh hehhh, gak bisa, gak bisa ... sini lo."

Namun langkah Tara jauh lebih lebar dan lebih cepat. Tari yang sudah hampir meraih handle pintu kamar mandi, malah tergeret hingga terhuyung.

"Tara!!" pekik bundanya melihat Tari hampir saja jatuh jika Tara kurang kuat menahannya.

"Lo kan yang kempesin ban motornya Tara?" kini giliran Tere mendekat kearah keduanya.

"Lepasin!!" Tari memukuli lengan Tara dengan tangan kirinya yang bebas, tapi Tara malah menguncinya juga.

Tari hanya bisa meronta agar bisa lolos dari kembarannya itu.

Wina dan Mbok Sarti malah terkekeh melihat tingkah si kembar-kembar nakal.

"Ngaku, gak lo?!!"

Tara tidak goyah sedikitpun meski sekuat apapun Tari meronta.

Tak kehabisan cara, Tari menggigit lengan kiri cowok yang memakai kemeja seragam lengan pendek itu.

"Awww," rintih Tara sempat terkejut karena gerakan Tari cukup cepat.

"Eeeeh." lagi-lagi Wina memekik tertahan melihat Tara yang memegangi lengan kanannya.

Melihat ada peluang lolosnya Tari, dengan cepat Tere memeluk kembarannya itu dari samping.

"Buruan Tar, keburu dia masuk."

Cekrreek

Wina mengabadikan momen langka, dimana Tere tengah memeluk Tari.

Tanpa basa-basi, Tara meraih lagi tangan kanan Tari.

Tari memilih berjongkok untuk mempersulit lawannya yang tak lain adalah kembarannya.

"Ngaku, gak??! Lo kan yang bocorin ban motor gue?"

Kini Tara memilih ikutan berjongkok di depan Tari yang sekarang sudah bersimpuh di lantai.

Cekkkreek

Sekali lagi Wina mengabadikan momen langka, ia tersenyum puas melihat bagaimana tiga anak itu bisa akrab dengan cara mereka.

"Kan lo duluan yang rese." jawab Tari pada akhirnya.

"Tompel miper lo, gue hampir gak bisa pulang gara-gara lo." ucap Tara masih mempertahankan kunciannya.

"Ada Kenan ini." sahut Tari dengan santainya.

"Gak mau tau lo besok dorong motor gue sampe rumah." Tara melepaskan kunciannya.

Tari dengan cepat berlari masuk ke kamar mandi.

Tara yang mengulurkan tangannya untuk meraih Tari, langsung di tepis oleh cewek yang sekarang sudah mengunci kamar mandi.

***

Ihh kok utor yang girang sih sama keakraban mereka yang absurd itu😄😄

Vment

Chuuu~😘

My Twins ~ 3T [COMPLETE] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang