16.Tante Nada

3K 133 1
                                    

"Adit lo gimana sih, gue gamau tau pokoknya lembaran naskah drama kita harus ada sebelum bu Ika dateng!" Mega berteriak sambil menggebrak meja Adit.

"Ya maaf, gue lupa."

"lo bikin ulang aja."

"GILA YA LO!" sahut Stefani.

"Gausah ngegas njir."

"Ya udah pokoknya gue mau lo pulang ambil naskah tanpa ketahuan pak Hamdan.Gue gamau tau." Mega melengos pergi setelah mengatakan itu.

"Bodo amat."Adit menghendikkan bahu acuh lalu kembali bermain ponsel. 

"Awas aja kalo lo ga balik. sepatu gue bakal melayang ke kepala lo!"

Adit berdecak.

"Udah turutin aja," sahut Alif sambil menepuk bahu Adit. 

"Mega kalo galak cantik banget ya," gumam Bintang tanpa sadar.

"Sa ae lu bin." Alif terkekeh. Sahabatnya itu selalu mengatakan hal yang sama setiap melihat Mega mengamuk. Mungkin aura kecantikan Mega selalu bersinar saat dia mengamuk.

"Gue ke kantin." Adit melengos pergi. 

"Ngapain?" tanya Alif dan Bintang bersamaan. 

"Nyari Salsa."

Adit mengedarkan pandangannya ke seluruh sudut kantin. Pandangannya terhenti saat wanita yang dicari carinya duduk tidak jauh dari tempat Ia berpijak.

Ia segera menghampiri Salsa dengan langkah lebarnya. Adit menarik tangan Salsa secara tiba tiba membuat Salsa tersentak dan terseret paksa.

"Ehhhh mau dibawa kemana anak orang?" Indy hendak mengejar Salsa namun tangan Satya menahannya. Salsa dan Indy memang kerap kali bersama dengan Satya cs. 

"Biarin aja, "ucap Satya tenang.

"Kemana sih Dit? Gausah nyeret gue segala kali. Gue bisa jalan sendiri."

Salsa berusaha melepaskan cekalan tangan Adit namun tangannya lebih kuat, besar, dan bertenaga daripada tangan mungil Salsa yang tidak ada apa apanya.

Entah kenapa Adit merasa panas ketika melihat Salsa tertawa karna jokes yang dilontarkan Satya.

Setelah sampai di tempat parkir. Adit melepaskan cekalannya membuat Salsa bernafas lega. Namun juga bertanya tanya.

"Naik!" pinta Adit yang sudah memakai helm nya. Salsa masih bergeming di tempat. Takut diculik.

"temenin gue ambil naskah drama di rumah." setelah mendengarkan penjelasan Adit Salsa langsung menaiki motor Adit."sekarang lo pura pura pingsan."

"Ken--" Salsa yang tidak sempat melanjutkan kata katanya menurut ketika melihat mata elang Adit lewat kaca spion. 

"Pak teman saya lagi sakit. Dia pingsan. Saya mau nganterin dia pulang." Adit beralibi. Pak Hamdan. mengangguk lalu segera membukakan gerbang.

Setelah keluar dari gerbang. Salsa membuka matanya dan menegakkan punggunya.

"Gue kan nggak satu kelompok sama lo, kenapa gue yang lo ajak?"

Karna gue gamau liat lo sama satya.

"karna lo utang kebaikan sama gue," jawab Adit sambil menatap salsa lewat spion. "pegangan! Kalo lo terbang gue gak tanggung jawab." 

Salsa segera mengeratkan pelukannya ke perut Adit.

"Dasar."

***

Salsa menginjakan kaki di rumah yang bernuansa monokrom. Ini kali kedua Salsa menginjakan kaki di rumah ini. Salsa duduk di sofa panjang berwarna hitam. 

Dinding yang berwarna putih bersih serta pajangan di dinding menambah kesan mewah. Salsa membulatkan matanya saat melihat wanita yang sedang menggendong bayi di dalam bingkai besar yang terletak di dinding ruang tamu. 

Sepertinya Salsa mengenali wanita paruh baya yang berada dalam foto keluarga itu. 

"Salsa?" panggilan itu membuat Salsa menoleh ke arah sumber suara. Ia pernah mendengar suara itu dulu. Suara yang sangat ia rindukan. 

"Tante Nada?!" 

•••

Jangan lupa voment.

My Annoying BoyfriendWhere stories live. Discover now