19.❤ Falling Too Fast, Deeply In Love ❤

18K 2.6K 603
                                    

Ok, jadi dari sini saya akan mempublikasikan ulang judul ini tanpa saya revisi/perbaikan ya. Saya tidak enak karena menggantungkan terlalu lama. Maaf jika cara penulisan berantakan, kata-kata banyak yang janggal, tanda baca yang tidak tepat, banyak kata tak baku, tak sesuai EYD dan PUEBI, dikarenakan saat menulis ini tahun 2019 silam, saya hanya asal menulis saja tanpa mengerti kaidah penulisan yang baik dan benar. Tapi saya akan memperbaiki nanti secara perlahan. Terima kasih 🙏

Aktor/Idol adalah bukan hak milik saya! Saya hanya meminjam sebagai visual saja. Isi cerita tidak ada hubungannya dengan kehidupan nyata para visual!


.
.
.
.
.

Happy Reading

.
.
.
.
.

Telinga Jemie berdengung keras. Ia tak seberapa menyimak lagi apa saja yang dibicarakan orang-orang di meja makan ini. Hatinya terbelah menjadi banyak bagian, tercabik dan terkoyak nyaris tak berbentuk. Dadanya terasa sesak, seperti ingin meledak. Ingin menangis tapi ia tahu ini bukan tempat yang tepat.

Ia bahkan tak berani menatap wajah Park Jin yang duduk tepat di hadapannya saat ini. Seisi dunia seperti tertawa mengejeknya. Jemie dapat merasakan bahkan dinding pun mencibir padanya.

Sreettt!

"Maafkan aku semuanya, tapi aku harus pergi, aku akan bertemu seseorang karena sudah terlanjur berjanji." Jemie menarik pelan kursinya dan membungkuk pada satu persatu orang dewasa di sana.

"Eomma, aku pergi." Dan kemudian tanpa sempat sang ibu menjawab, Jemie segera berjalan cepat keluar dari ruangan megah yang terasa seperti neraka baginya itu.

Berjalan cepat menuju pintu keluar restoran, berlari keluar tanpa menghiraukan apa pun lagi.

Cinta terpendam, perasaan yang bertepuk sebelah tangan dan kini harus menerima jika orang yang dicintai dalam diam itu justru akan berakhir dengan adik kandungnya sendiri.


Luar biasa dunia ini! Betapa adilnya kehidupan padanya.

Tak dicintai dalam keluarga...
Setelah dunia mengenalkannya pada asmara...ia tetap harus menjadi pihak yg tersakiti...

It's fine...

Jemie tahu ini pasti akan terjadi, seharusnya ia tahu itu...
Seharusnya ia tak boleh bermimpi tentang sesuatu yg namanya dicintai...

Jemie terus berjalan, mengabaikan cuaca malam yg semakin dingin...

Sampai langkah kakinya membawa ia berhenti tepat di depan sebuah cafe...


"Hyung...jika kau ada perlu, selain di bengkel ini...kau bisa menemukanku di Miracle cafe pada malam hari..."





Rein...?



Jemie ingat Rein mengatakan jika ia akan berada di cafe pada malam hari...

Maka sepasang kaki ramping itu dibawanya menuju ke pintu masuk cafe...

Jemie mengarahkan pandangannya ke penjuru cafe luas ini dan ia nyaris akan bertanya kepada salah satu waiters ketika matanya menemukan sosok Ibu dari Neil itu di depan sana...

Rein berdiri di depan microphone...ia tak sendirian tapi bersama anggota bandnya yg lain...

Tatapan keduanya bertemu kala Rein memberikan seulas senyumnya...

Jemie balas tersenyum, lalu memilih untuk duduk tak jauh dari posisi Rein...

Memesan sejenis minuman dan beberapa cemilan...Jemie memilih meninggalkan makan malamnya tadi, dan ia tak mau tahu apa pendapat mereka di sana...



REIN (End Of Escape)✔Where stories live. Discover now