62

3.3K 246 27
                                    

Zhiro telah selesai dengan ritualnya. Ia turun dan membawa sarapan untuk Lidya. Ia melihat ke sekeliling, Bu Marni tidak ada.

"Ma, Bu Marni mana?" tanya Zhiro, sambil kembali memastikannya lagi.

"Ikut Papamu pergi ke Pesantren, nemenin Claudia. Katanya, dia bakal nginep sehari untuk nemenin Claudia adaptasi. Bentar lagi papamu pulang," ujar Farah lalu keluar untuk meminta sopir menyiapkan mobil.

Zhiro menaiki ke atas tangga, ia melihat ke arah jam di handphonenya, jam 06.02. Ia segera berlari kecil, ia teringat jika gadis yang berada di kamarnya belum bangun sampai sekarang. Ia melihat ke grup Chat The~D, banyak notifikasi. Ia melihat ke sebuah kontak yang memanggil semua anggota grup, kecuali dirinya. "Dia pasti lelah, semalam dia terbangun."

Ia ragu untuk ke sekolah hari ini. Dilema sedang menghantamnya, jika dia tidak pergi ke sekolah Lidya memuasakan dirinya. Sedangkan jika dia sekolah, tidur Lidya sedang pulas. Dia menghela nafas.

Dua puluh menit ia telah menunggu, gadis itu tak kunjung membuka mata. Dia bimbang, rasanya ia ingin mengganti seragamnya dengan kemeja yang ia miliki, lalu menghibur Lidya dengan mengajaknya keliling kota.

Sebuah dering handphone memecahkan kebimbanhannya. Sekejap ia langsung tersadar, ia langsung membuka handphonenya. Sebuah panggilan dari Cakra.

"Halo. Cak, ada apa?"

"Gawat apanya?"

"Hah? Oke gue kesana!"

Zhiro langsung mengambil tasnya, meninggalkan gadis yang sedari tadi ia tunggu. Ia berlari kecil menuruni tangga, dengan lekas keluar rumah lalu menabrak Farah yang sedang berdiri di teras rumah.

"Zhiro pelan-pelan," ujar Farah mengingatkan.

"Maaf ma, ga sengaja. Gawat ini, Zhiro pergi. Ma titip Lidya, dia tidur di kamar Zhiro!" teriak Zhiro lalu menghidupkan mesin motornya dengan cepat. Ia mengegas motornya dengan keras lalu memasang helmnya, memacu motornya.

"Pelan-pelan!" teriak Farah, ia berusaha agar suaranya sampai di telinga Zhiro, namun ia tau itu hanya sia-sia.

Gerbang segera dibuka, Zhiro lolos dari pekarangan rumah Groye. Ia memacu motornya lekas, ke posisi Cakra saat ini. Ia berpapasan dengan sebuah mobil. Pintu kaca mobil itupun terbuka, memperlihatkan seseorang yang di dalamnya.

"Hati-hati!!" teriak Ghany. Ghany menggelengkan kepalanya, Zhiro hanya mengiyakan dan membunyikan klakson. Zhiro kini terfokus pada jalannya, sebuah kabar dari balik teleponnya membuatnya terasuki amarah.

Zhiro memacu motornya, ia sampai dan motornya telah terparkir di antara motor temannya yang lain, sebuah mobil terparkir di dekatnya. Ia berjalan ke kelasnya, ia melangkah dengan lebar agar lekas ia melihat sesuatu yang telah terjadi sesuai di kabarkan oleh Cakra.

Benar saja, Teror lumpur di kelasnya. Zhiro semakin menggeram.

'KAMU AKAN MATI, LZG'

Goresan lumpur di depan kelas, dengan inisial namanya tercantum di akhir kalimat teror tersebut. Ia melihat ke bagian bawah pintu, kalimat lanjutan yang ada di atasnya.

'Jika bukan dirimu, teman atau keluargamu akan ku buat hancur secara perlahan! Ku pastikan!!"

Zhiro menendang pintu tersebut, membuat yang lainnya serentak terkejut. Mereka yang sedang membereskan lumpur dengan campuran tanah liat yang tercecer berantakan di kelas pun kini memandang lelaki di depan pintu dengan heran.

"Siapa yang ngelakuin ini?!"

***

Lidya mengerjapkan matanya, matanya bergerak leluasa menyelusuri keadaan sekitarnya, hanya dia seorang.

Just Cause You, Just For You [Lathfierg Series] ✔ [TAHAP REVISI]Where stories live. Discover now