Bayu baru sampai rumah, masih duduk di atas Toothless, tapi tidak masuk meskipun hari sudah semakin gelap. Perasaannya tiba-tiba tidak nyaman. Ada yang aneh. Dan nama Lala muncul di kepalanya.
Bersamaan dengan Bayu turun dari motor, mamanya baru sampai di depan rumah.
"Ma, pinjem mobilnya," kata Bayu ketika mamanya baru turun.
Mamanya menjatuhkan tatapan bingung. "Mau ke mana? Ini udah mau malem."
"Ke sekolah bentar, hape Bayu ketinggalan," kata Bayu mengambil kunci mobil dari mamanya.
"Hati-hati," kata mamanya sebelum masuk ke dalam rumah.
Bayu masuk ke dalam mobil, mengambil ponsel di sakunya dan menghubungi Noval. Satu deringan, dua deringan...
"Halo,"
"Nov, minta nomernya Laura," kata Bayu mengabaikan sapaan Noval.
"Busyet! Lo mau nikung gue. Gila aja sahabat gue mau ni-"
"Buruan nomernya! Tuh cewek lagi sama Lala. Lala nggak bisa dihubungi."
"Oh, oke. Tapi kalau udah kelar langsung hapus ya," kata Noval yang segera mematikan panggilannya.
Tidak seberapa lama, Bayu mendapatkan pesan dari Noval. Tanpa basa basi, dia segera menghubungi nomer yang baru diberikan Noval.
"Halo."
"Halo Laura. Ini Bayu. Lala mana?"
"Eh, nggak tau, Kak. Tadi 'kan bilangnga mau keluar sama Kakak," jawaban Laura membuat Bayu menutup mata untuk menahan diri berteriak.
"Oke, makasih ya."
Bayu memutus panggilannya dan menyalakan mobil. Namun dia belum menjalankan mobilnya. Dia berpikir kira-kira di mana Lala sekarang.
Dan Bayu memilih untuk ke sekolah terlebih dahulu.
Semakin lama rasa gelisah di dadanya makin menjadi, entah kenapa rasanya sangat salah melihat Lala tidak mau bicara padanya karena cemburu dan menolak pulang dengannya. Demi Tuhan, Bayu tahu jika Lala hanya berbohong saat menolak pergi dengannya dan mengatakan ingin pergi dengan Laura. Kenapa dia harus memutuskan pulang sendirian.
Setelah sampai di depan sekolah, Bayu mematikan mesin mobil. Pandangannya tertuju pada segerombolan perempuan yang baru keluar melewati gerbang sekolah. Salah satunya yang tadi siang meminta nomer ponsel padanya.
Bayu mencoba menelepon nomer ponsel Lala lagi. Tapi tidak diangkat. Dan Bayu memutuskan turun dari mobil, berlari ke dalam area sekolah.
"Loh Dek, kok belum pulang?"
Bayu melihat satpam sekolah. Dia buru-buru menghampiri satpam sekolah untuk menyakan keberadaan Lala.
"Oh, anak perempuan yang biasanya nari itu. Enggak, bapak nggak lihat," kata satpam sekolah.
"Pak, saya ijin ke dalam dulu ya, buat cek aja."
Setelah bapak satpam memberikan ijin, Bayu segera berlari ke dalam sekolah. Mencari di dalam kelas Lala, kamar mandi perempuan, ruang kesenian, namun nihil. Gadisnya tidak ada.
Bayu mencoba menghubungi nomer ponsel Lala lagi, namun masih sama, tidak ada jawaban. Jadi, sambil tetap menghubungi Lala, Bayu berjalan menelusuri sekolah.
Kali ini Bayu bisa mendengar nada dering ponsel Lala saat sampai di area belakang sekolah. Tunggu, tempat pembuangan sampah?
Langkah Bayu dipercepat saat nada dering Lala terdengar makin keras.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bayu Dan Lala (Completed)
Teen FictionGadis itu sangat mengagumkan. Suaranya, senyumnya, tatapannya, tingkahnya, semuanya membuat Bayu jatuh terpesona. Tentang Bayu yang mencinta, dan Lala yang merelakan... Mell, Oktober...