11

53.8K 3.3K 21
                                    

Pelajaran fisika sudah selesai beberapa menit yang lalu, saatnya semua anak kelas XII IPA 1 ke kantin untuk mencairkan otak mereka yang tadinya beku.

"Kamu mau makan apa?"

Sama seperti murid lainnya, keempat murid ini sedang duduk di pojokan kantin untuk melihat-melihat siswa-siswi yang berlalu lalang dan ehmmmm sekalian mojok.

"Gak tau gak pengen makan," acuh Dyba sambil menenggelamkan wajahnya di meja kantin.

"Lah harus makan, Dy? Kalau enggak makan nanti kamu sakit," ucap Sam sambil mengelus rambut Dyba itu. Dyba malah menggelengkan kepalanya.

"Kalian berdua mau makan apa biar sekalian gue pesenin?" tanya Sam ke arah dua orang yang sedang bermesraan itu. Mereka berdua kompak menatap Sam bingung.

"Lo mau pesenin kita?" tanya Zian heran, seumur-umur Sam sekolah di sini baru kali ini Sam mau pesenin makanan.

"Kalau gak mau ya udah," ketus Sam yang langsung beranjak dari situ.

"Sam mie ayam dua sama jus alpukat dua!" teriak Chelsea dengan tidak tau malunya, semua siswa menatap Chelsea.

"Hehehe, mangapkan daku teman-teman." Chelsea cengengesan sambil memperlihatkan jarinya yang dibentuk tanda 'V'.

"Dy, lo kenapa sih?" tanya Chelsea heran, Dyba hanya menggelengkan kepalanya.

"Dasar aneh!" Umpatan Chelsea itu langsung dibalas pukulan oleh Dyba di lengannya.

"Gue gak aneh, entah kenapa gue badmood hari ini," ketus Dyba, ia tidak terima dikatakan aneh oleh Chelsea.

"Nih makan." Dyba langsung mendongak menatap Sam yang memberikan nasi goreng seafood dan jus alpukat di hadapannya. Tidak lama seorang pedagang kantin mengantarkan dua mangkuk mie ayam dan satu bakso di meja mereka tidak lupa juga jus alpukat.

"Wah, makasih Sam." Chelsea bersorak gembira dan Sam mengangguk.

Sam mengalihkan pandangannya menatap Dyba yang malah semakin menelungkupkan kepalanya di atas meja itu. Ia mengelus rambut Dyba lembut.

"Hey makan, kalau gak makan nanti kamu sakit loh," ucap Sam lembut tetapi Dyba tetap menggelengkan kepalanya.

"Kamu kenapa sih? Aku ada salah sama kamu? Jangan diem gini terus deh, Dy." Sam mulai kesal dengan perlakuan Dyba.

"Dia lagi badmood aja Sam, entah kenapa gak ada badai gak ada salju dia badmood kayak gitu," jawab Chelsea sambil memasukkan kembali satu sendok mie ayam ke mulutnya.

"Dy, makan dulu nanti aku turutin deh kamu mau apa," bujukan Sam langsung berhasil, Dyba langsung mengangkat kepalanya dan menatap berbinar ke arah Sam.

"Serius?" Sam mengangguk, melihat itu Dyba langsung memeluk Sam, ia lupa bahwa saat ini mereka masih di kantin.

"Ckkk, denger gitu aja langsung semangat. Buk inget dong buk, ini masih di kantin," decak Zian kesal. Mendengar itu Dyba langsung melepas pelukannya dan menatap sekitarnya, ia langsung menemukan banyak pasang mata yang melihat ke arah meja mereka tidak lebih tepatnya ke arah dirinya dan Sam.

"Udah gak usah dipeduliin makan aja tuh nasi gorengnya, nanti dingin gak enak loh."

***

"Sam," panggil Dyba manja. Sam menunduk untuk melihat perempuan manis yang ada di depannya ini. Mereka berdua tengah bersantai di kamar Sam sambil menonton film, dengan Dyba yang di depan Sam dan menyenderkan punggungnya di dada bidang Sam. Dyba mendongak menatap Sam dengan tatapan polosnya.

"Aku mau sesuatu tapi gak tau apa itu." Ucapan Dyba membuat kening Sam berkerut.

"Mau sesuatu tapi gak tau mau apa? Gimana sih kamu ini?" tanya Sam bingung, Dyba mengangguk.

"Mau ke mall?" Dyba menggeleng.

"Mau beli baju?" Dyba menggeleng.

"Mau beli tas?" Dyba menggeleng.

"Mau nonton bioskop?" Dyba menggeleng lagi.

"Mau beli make up?" Dyba menggeleng juga. Sam menggaruk kepalanya untuk memikirkan apa yang bakalan ia tawarkan lagi pada Dyba.

"Mau es krim?" Dyba menggeleng.

"Mau ke taman bermain?" Dyba menggeleng, Sam mengacak rambutnya frustasi.

"Terus kamu mau apa, Adyba?" Sam sudah kesal dengan Dyba.

"Ke pasar malam aja lah kayaknya," Sam melongo dibuatnya, pasar malem? Dimana adanya anjir? Ini juga masih sore, gila juga gue lama-lama.

"Pasar malamnya di mana, sayang?" tanya Sam mencoba untuk sabar, Dyba mengangkat bahunya acuh.

"Ya Allah, sabarkan Sam, tabahkan hati Sam," frustasi Sam sambil mengacak-acak rambutnya. Dyba yang mendengar itu malah terkekeh.

"Kamu kenapa, Sam?" tanya Dyba geli.

"Enggak kenapa-kenapa kok sayang." Sam menjawabnya dengan lembut dan senyum yang dipaksakan.

"Aku mau main Timezone aja deh." Ucapan Dyba langsung diangguki oleh Sam, akhirnya kamu gak buat aku bingung lagi.

"Ya udah yok." Sam hendak berdiri tetapi Dyba masih duduk diam di depannya.

"Sayang, katanya mau ke Timezone kok masih duduk?" Dyba menggeleng lagi.

"Gak jadi aku mau di sini aja deh sama kamu." Sam menghela nafas panjang.

"Kamu buat aku kesel sekali lagi aku cium kamu sampai kehabisan nafas," ancaman Sam itu langsung dibalas pelototan Dyba.

"Tapi aku mau satuuuuuu lagi." Dyba memandang Sam dengan wajah memelasnya.

"Apa lagi, sayang?"

"Aku mau kamu buatin aku coklat panas." Sam langsung mengangguk dan menyuruh Dyba agar berdiri supaya ia bisa berdiri juga. Sam sudah tiga langkah dari kasurnya tetapi suara Dyba menghentikannya lagi, Sam menoleh ke arah Dyba.

"Sam gulanya dikit aja ya nanti aku gendut." Sam mengangguk dan berjalan lagi, tetapi suara Dyba menghentikan langkahnya lagi. Sam menggeram kesal, ia lalu berjalan cepat ke arah Dyba.

"Gak jadi panas deh aku maunya es aj-" ucapan Dyba langsung berhenti karena ciuman paksa oleh Sam. Sam sudah tidak bisa menahan kekesalannya pada wanita nakal satu ini. Sam bukan hanya mencium tetapi juga melumat dan bermain di bibir Dyba. Dyba memukul dada Sam keras.

"Sam," bisik Dyba di sela-sela ciuman Sam itu, Dyba tidak tahan karena Sam menciumnya seperti orang kesetanan.

Dyba memukul tangannya lebih kuat di dada Sam, tetapi Sam malah tambah menekan tengkuk Dyba untuk memperdalam ciumannya.
Nafas mereka berdua bersahutan, masih dengan nafas memburu Dyba memukul tubuh Sam dengan guling yang ada di dekatnya itu.

"Kamu mesum! Gila! Nafas aku benar-benar mau habis!" keluh Dyba sambil terus memukul tubuh Sam. Sam malah terkekeh senang.

"Makannya jangan main-main sama aku, Dy, udah tau kalau aku ngomong itu pasti aku tepatin, ehhh malah mancing." Sam menjawab Dyba itu dengan santainya. Dengan gampang Sam mengambil guling itu dari tangan Dyba.

"Aku kesel sama kamu!"

Sekarang Dyba malah memukul Sam menggunakan bantal Sam. Tetapi dengan mudah lagi Sam mengambil bantal itu dari Dyba.

"Jangan mukul-mukul terus atuh sayang," gerutu Sam, Dyba hanya mengerucutkan bibirnya.

"Jadi gak coklat dinginnya?" Sam bertanya.

"Enggak udah gak nafsu," jawab Dyba dengan ketus, Sam mengeluarkan senyum miringnya.

"Iyalah kamu nafsunya sama aku."

"Bangkek kamu Samudera Alfa Zudianto!"

***

TBC...
Warning!! Typo bertebaran...
Jangan lupa vote and comment ya...
Terima kasih yang udah mau baca dan votment cerita aku....

25 Februari 2020

Possessive Samudera [Selesai] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang