15

3.2K 253 18
                                    

Untuk pertama kalinya, Kuroko merasa tidak sekuat seperti yang sudah ia bayangkan. Dia bahkan tidak mampu untuk mempertahankan kontrol atas semua emosinya. 

Melanggar resolusi yang telah ditetapkan, bahkan tidak bisa menahan tuntutan Akashi pada tubuhnya. Tetapi, rasa sakit yang intens itu juga disertai dengan kenikmatan yang didapatkan. 

Kamar tidur menjadi tenang sejenak. Sinar matahari terbenam merayap melalui jendela, di bawah pencahayaan itu ruangan tampak mendebarkan dan indah. 

Setelah olahraga berat seperti itu, dua pria di tempat tidur terengah-engah menghirup napas mereka. Akashi berbaring, dengan penuh cinta membawa sang istri semakin erat ke dalam pelukannya. 

"Tetsuya, apa aku menyakitimu?” Akashi bertanya dengan nada menyesal.

"Sebenarnya, aku berniat untuk memperpanjangnya tapi pada akhirnya aku tidak bisa. Aku bahkan tidak menyadari apa yang telah kulakukan, aku tidak bisa menahan diri ketika melihatmu..." 

Kuroko memucat. "Jangan... jangan katakan lagi, aku mohon. Tolong jangan katakan apapun lagi." Suaranya gemetar.

Berhenti bicara, Akashi mengerti bahwa Kuroko akhirnya dapat mengembalikan simpul di dalam hatinya dan masih tersiksa oleh rasa bersalah. 

Melirik ke bawah, dia melihat jejak cairan berwarna putih, bercampur dengan darah yang mengalir perlahan. Akashi tidak dapat menjaga dirinya dari perasaan menyenangkan di hatinya. Itu adalah benihnya sendiri, yang ada di dalam tubuh istrinya. Itu membuatnya merasa puas, karena Kuroko Tetsuya akhirnya menjadi milik Akashi Seijuurou.

Ketika pikiran ini terlintas dalam pikirannya, sesuatu yang besar diantara kakinya tampaknya bereaksi. Mereka masih menempel satu sama lain. Kulit telanjang menyentuh kulit telanjang, sehingga Kuroko bisa merasakan perubahan itu, dan tubuhnya mulai beringsut mundur tanpa sadar. 

Ketakutan. Seperti seekor kelinci kecil yang terpojok oleh anjing ganas. Di mata Akashi, perilaku istrinya itu begitu menggemaskan. Membuatnya merasa lebih mencintai pria-nya. 

Dengan paksa menekan nafsu yang kembali menyala di perut bagian bawahnya, dengan cepat dia meraih tubuh mungil itu lagi. Menyelimutinya dalam pelukan hangat. 

"Jangan takut, ini adalah pertama kalinya bagimu. Aku tidak akan membuat permintaan lain begitu cepat." ucapnya tenang. 

Mengangkat wajah Kuroko dengan jari. "Kau pasti haus, selain tubuhmu yang berkeringat, juga..." Akashi melirik bagian bawah tubuh telanjang Kuroko.

"Biarkan aku membawamu ke kamar mandi untuk membersihkannya."

"Aku... aku... aku akan pergi membersihkan diri sendiri." Balasnya setelah terdiam beberapa lama.

Tanpa diduga, Akashi menggendongnya ala pengantin dan tertawa. "Bagaimana bisa kau membersihkan dirimu sendiri? Aku takut bahwa kau bahkan tidak memiliki kekuatan untuk berjalan ke kolam pemandian sekarang. Dengar, jauh lebih baik jika aku bersamamu. Aku dapat memeriksa apakah ada luka di daerah itu pada saat yang sama. Kita berdua adalah sepasang suami istri sekarang, apa ada alasan bagimu untuk merasa malu? Tidak peduli seberapa malunya dirimu, kau harus terbiasa dengan ini di masa depan." Akashi bicara seraya membawa Kuroko untuk mandi di Taman Merriment

Ruangan itu dihias dengan batu yang berkilau, dengan cahaya hijau terpantul memenuhi ruangan. Mutiara yang tak terhitung jumlahnya bertabur pada pilar marmer putih tinggi yang menghiasi langit-langit, dan kain bordir membungkus seluruh ruangan. 

Akashi tersenyum. "Raja Seirin benar-benar tahu bagaimana caranya menikmati hidup, dia bahkan bisa membuat kamar mandi yang menyerupai negeri dongeng." 

War Prisoner (New Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang